Metro Tekan Angka Kemiskinan Jadi 6,44 Persen, Terendah di Lampung

- Kota Metro berhasil menekan angka kemiskinan menjadi 6,44 persen, terendah di Lampung.
- Penduduk miskin di Metro rata-rata hanya sedikit berada di bawah garis kemiskinan.
- Kemiskinan membaik lahir dari kombinasi antara kepercayaan, partisipasi, dan komitmen bersama.
Metro, IDN Times - Kemiskinan sejatinya bukan hanya persoalan rumah reyot, pekerjaan serabutan, pendidikan rendah, atau kesehatan yang terganggu. Lebih dari itu, kemiskinan merupakan masalah sosial yang kompleks, yang dapat dilihat dari banyak sisi, mulai dari kondisi ekonomi hingga keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Metro, Arum Purbowati, menegaskan bahwa kemiskinan perlu dipandang secara objektif dengan menggunakan pendekatan kemampuan memenuhi kebutuhan minimum, yakni sebesar 2.100 kilokalori per orang per hari. Menurutnya, kemiskinan bukan semata-mata terlihat dari penampilan luar, melainkan dari sejauh mana seseorang mampu memenuhi kebutuhan paling mendasar untuk hidup layak.
“Dengan perspektif ini, angka kemiskinan yang dirilis BPS bukan hanya statistik semata, melainkan cerminan nyata tentang bagaimana masyarakat berjuang mempertahankan kualitas hidup mereka,” jelas Arum, Jumat (3/10/2025).
1. Kota Metro salah satu daerah dengan angka kemiskinan terendah di Lampung

Arum menjelaskan, dalam lima tahun terakhir, Kota Metro berhasil menunjukkan tren penurunan kemiskinan yang konsisten dan signifikan. Menurutnya, jika pada 2021 persentase penduduk miskin masih berada di angka 8,93 persen, maka secara bertahap terus menurun hingga mencapai 6,44 persen pada 2025. Capaian ini bahkan lebih baik dibandingkan Kota Bandar Lampung yang pada periode sama turun dari 9,11 persen menjadi 6,95 persen.
“Kota Metro kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu daerah dengan angka kemiskinan terendah di Provinsi Lampung. Dengan persentase 6,44 persen, Metro mampu menekan angka kemiskinan jauh di bawah rata-rata provinsi yang mencapai 10 persen. Jika dibandingkan dengan daerah lain, Metro hanya sedikit lebih tinggi dari Mesuji (5,92 persen), namun tetap lebih rendah dibandingkan Tulang Bawang Barat (6,72 persen) dan Kota Bandar Lampung (6,95 persen),” jelasnya.
2. Penduduk miskin di Metro rata-rata hanya sedikit berada di bawah garis kemiskinan

Arum juga menjelaskan, keempat daerah tersebut sama-sama menunjukkan capaian positif dengan menjaga angka kemiskinan tetap rendah. Namun, kontras terlihat di Lampung Utara yang mencatat persentase kemiskinan tertinggi, yakni 15,78 persen, menunjukkan betapa lebar kesenjangan antarwilayah di Lampung.
"Keunggulan Metro tidak hanya terlihat dari penurunan angka persentase, tetapi juga dari kualitas kemiskinannya. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Metro tercatat hanya 0,55, jauh di bawah rata-rata Provinsi Lampung yang mencapai 1,54," jelasnya.
Angka ini lanjut Arum, menunjukkan bahwa penduduk miskin di Metro rata-rata hanya sedikit berada di bawah garis kemiskinan, sehingga kebutuhan tambahan untuk keluar dari status miskin relatif kecil. Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Metro juga sangat rendah, yakni 0,07 dibandingkan rata-rata provinsi 0,34, yang berarti hampir tidak ada kesenjangan ekstrem antarpenduduk miskin.
3. Kombinasi kepercayaan, partisipasi, dan komitmen bersama

Arum menekankan, kisah Kota Metro bukan hanya tentang menurunnya angka kemiskinan, tetapi juga tentang keberhasilan membangun fondasi data yang kuat. Pendataan Susenas pada Maret lalu berhasil dilakukan tanpa satu pun nonrespon, sebuah capaian yang jarang terjadi.
Arum menambahkan, hal ini tercapai berkat dukungan penuh Pemerintah Kota Metro dan kesadaran masyarakat akan pentingnya data sebagai dasar perumusan kebijakan. Warga Metro telah menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar objek statistik, melainkan subjek yang aktif membangun potret nyata kotanya.
"Dari sini kita belajar, bahwa angka kemiskinan yang membaik lahir dari kombinasi antara kepercayaan, partisipasi, dan komitmen bersama. Lebih dari sekadar angka, inilah kisah Metro yang menyentuh hati—sebuah kota kecil yang dengan tekad dan kebersamaan mampu menapaki jalan menuju masa depan yang lebih sejahtera,” tandasnya.