Terciduk Pakai Batik, Pengendara Dapat Kejutan Spesial dari Pertamina

Peringatan Hari Batik Nasional

Bandar Lampung, IDN Times – Ada yang berbeda di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di beberapa titik Provinsi Lampung. Operator SPBU tidak mengenakan seragam merah, melainkan mengenakan baju batik.

Aksi itu bertepatan Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober. Konsumen Pertamina yang memakai batik saat mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU 23.34102 Lampung Tengah; SPBU 23.34308 Lampung Timur, SPBU 24.351126 Bandar Lampung; SPBU 24.352127 Bandar Lampung; SPBU 24.34528 Tulang Bawang, SPBU 24.34581 Mesuji; dan SPBU 24.35347  Tanggamus, Jumat (2/10/2020) mendapat hadiah spesial.

1. Apresiasi kepada konsumen dan dorong transaksi nontunai

Terciduk Pakai Batik, Pengendara Dapat Kejutan Spesial dari PertaminaPertamina memberikan kejutan spesial kepada konsumen yang memakai batik saat mengisi BBM di SPBU, Jumat (2/10/2020). (IDN TImes/Istimewa).

Region Manager Communication Relations & CSR Pertamina Sumbagsel, Dewi Sri Utami, menerangkan, di SPBU 24.351.126 Jalan Antasari, Bandar Lampung, kejutan spesial diserahkan langsung oleh Sales Area Manager Retail Lampung-Bengkulu Donny Brilianto. Kejutan spesial itu diberikan kepada 20 konsumen pertama yang mengenakan batik dan melakukan transaksi pembelian Pertamax, serta menginstall aplikasi My Pertamina.

"Kegiatan ini selain memberikan apresiasi kepada konsumen, sekaligus kami mendorong pencegahan penularan virus COVID-19 dengan terus mengedukasi masyarakat agar bertransaksi non tunai atau cashless dengan menggunakan aplikasi MyPertamina," kata Dewi dalam pernyataan tertulis diterima IDN Times, Sabtu (3/10/2020).

Ia menambahkan, sebagian besar kasus penularan COVID-19, disebabkan oleh kontak langsung melalui percikan cairan tubuh (droplets) seorang penderita yang terinfeksi kepada orang lain. Diketahui juga, uang yang beredar dan berpindah dari satu tangan ke tangan lainnya tidak bisa diketahui bebas terkena percikan droplets atau tidak.

“Sehingga upaya pencegahan bisa dilakukan dengan melakukan transaksi nontunai. Selain lebih praktis, transaksi non tunai dengan MyPertamina banyak promonya, serta bisa mengikuti  undian Berbagi Berkah MyPertamina yang berlangsung hingga 15 November 2020 ini," papar Dewi.

Baca Juga: Kisah Lansia Peternak Sapi Lampung, Omzet Penjualan Bisa Rp1,4 Miliar

2. Daftar perwakilan warisan budaya tak-benda UNESCO, setelah wayang dan keris

Terciduk Pakai Batik, Pengendara Dapat Kejutan Spesial dari PertaminaBerbagai Sumber

Di Indonesia setiap 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Masyarakat merayakannya dengan menggunakan batik. Biasanya, sejumlah perkantoran baik swasta maupun instansi pemerintahan turut mengimbau aturan mengenakan batik pada hari tersebut.

Peringatan Hari Batik Nasional berawal ketika Batik resmi masuk dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO tepatnya 2 Oktober 2009. Tanggal tersebut pun ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

Batik merupakan kebanggaan Indonesia ketiga yang masuk dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak-benda UNESCO, setelah wayang dan keris. Penetapan Hari Batik Nasional ditetapkan oleh Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono. Kini perayaannya memasuki tahun ke-11.

Beberapa ragam batik terkenal di Indonesia antara lain Batik Tujuh Rupa, Batik Parangkusumo, Batik Singa Barong, Batik Cap Kombinasi Tulis, Batik Tambal Yogyakarta, Batik Mega Mendung Corebon, Batik Terang Bulan, Batik Sekar Jagad Solo Yogyakarta, dan lain-lain.

3. Dikenal bahkan sejak zaman Kerajaan Majapahit

Terciduk Pakai Batik, Pengendara Dapat Kejutan Spesial dari PertaminaPara model memamerkan fashion batik era new normal lengkap dengan maskernya, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Batik di Tanah Air memiliki jenis dan motif yang beraneka ragam tergantung suku dan budaya. Batik sudah dikenal bahkan sejak zaman Kerajaan Majapahit. Secara turun-temurun, pembuatan dan penggunaannya tetap lestari hingga kini.

Melansir dari laman jabarprov.go.id, Batik ternyata telah menjadi kebudayaan sejak zaman Majapahit seperti Mojokerto dan Tulung Agung. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta.

Bermula dari selama perang antara Belanda dan pasukan Diponegoro pada 1825, beberapa pasukan Kyai Mojo mundur ke daerah Majan. Budaya yang terbawa melalui mereka yang akhirnya menetap itu, menjadi sebab batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama rupanya dengan batik Yogyakarta.

Batik lantas terus berkembang termasuk pada zaman penyebaran Islam di Tanah Air. Seni batik di daerah Ponorogo, Jawa Timur ada kaitannya dengan perkembangan agama Islam di sana. Kala itu, seni batik masih terbatas hanya di dalam lingkungan keraton. Batik lantas keluar dari keraton dan menyebar ke Ponorogo setelah putri Keraton Solo menjadi istri Kyai Hasan Basri dan dibawa ke Tegalsari beserta pengiring-pengiringnya.

Batik Ponorogo terus berkembang hingga zaman batik cap mulai dikenal. Itu adalah masa-masa setelah Perang Dunia Pertama. Batik dengan sistem cap diperkenalkan oleh orang Tiongkok bernama Kwee Seng dari Banyumas.

Baca Juga: Pertamina Operasikan Tiga SPBU BBM Satu Harga di Lampung Barat

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya