Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dinas Sosial Provinsi Lampung dan Institut Teknologi Sumatra (Itera) Jalin Kerjasama Pemberdayaan Anak Asuh (Dok/Itera)
Dinas Sosial Provinsi Lampung dan Institut Teknologi Sumatra (Itera) Jalin Kerjasama Pemberdayaan Anak Asuh (Dok/Itera)

Intinya sih...

  • Institut Teknologi Sumatera (ITERA) bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Lampung mengadakan program kolaboratif Pro Bang Wira dan Mbak Terampil, pelatihan kewirausahaan, penguasaan teknologi, dan keterampilan hidup bagi anak-anak panti asuhan.
  • Kepala UPTD PSAA Harapan Bangsa, Koharuddin menjelaskan program ini bertujuan membentuk kemandirian anak-anak asuh melalui pelatihan kewirausahaan, keterampilan hidup, dan pemanfaatan teknologi digital seperti AI dan Blockchain.

Bandar Lampung, IDN Times - Institut Teknologi Sumatera (ITERA) kembali menunjukkan perannya sebagai institusi pendidikan berbasis teknologi yang peduli terhadap pembangunan sumber daya manusia (SDM) lokal.

Kali ini, kampus teknologi di Lampung Selatan itu menggandeng Dinas Sosial Provinsi Lampung dalam program kolaboratif bertajuk Pro Bang Wira dan Mbak Terampil. Program ini menyasar anak-anak panti asuhan di bawah binaan Dinsos, dengan fokus pada pelatihan kewirausahaan, penguasaan teknologi, dan keterampilan hidup. 

1. Pro Bang Wira dan Mbak Terampil jadi wadah anak panti agar mandiri

Dinas Sosial Provinsi Lampung dan Institut Teknologi Sumatra (Itera) Jalin Kerjasama Pemberdayaan Anak Asuh (Dok/Itera)

Kepala UPTD PSAA Harapan Bangsa, Koharuddin memaparkan detail program Pro Bang Wira dan Mbak Terampil dalam forum audiensi tersebut. Program ini bertujuan membentuk kemandirian anak-anak asuh melalui pelatihan kewirausahaan, keterampilan hidup, dan pemanfaatan teknologi digital seperti Artificial Intelligence (AI) dan Blockchain.

“Kami ingin membekali mereka bukan hanya dengan keterampilan dasar, tetapi juga dengan kemampuan adaptif terhadap era digital,” jelas Koharuddin, Selasa (20/5/2025).

Menurutnya, pemilihan ITERA sebagai mitra strategis didasarkan pada posisi kampus ini sebagai pusat pengembangan teknologi di Provinsi Lampung. Program ini pun sejalan dengan visi Gubernur Lampung untuk membentuk SDM unggul dari kelompok rentan.

"Anak-anak asuh yang dibina berasal dari tujuh panti sosial, termasuk empat panti anak terlantar, mulai dari jenjang SD hingga SMA," jelasnya. 

2. ITERA siap kerahkan mahasiswa dan dosen untuk pelatihan

Dinas Sosial Provinsi Lampung dan Institut Teknologi Sumatra (Itera) Jalin Kerjasama Pemberdayaan Anak Asuh (Dok/Itera)

Rektor ITERA, I Nyoman Pugeg Aryantha menyampaikan komitmen kampusnya untuk mendukung penuh program ini. Ia menekankan ITERA telah memiliki pengalaman memberdayakan masyarakat melalui keterlibatan lebih dari 7.000 mahasiswa dalam program pengabdian di ratusan desa.

“ITERA siap bersinergi demi mencetak generasi muda yang mandiri dan siap kerja,” tegasnya.

Sebagai langkah awal, kata Prof Nyoman,  ITERA akan melatih 50 anak asuh dari UPTD PSAA Harapan Bangsa dalam budidaya padi lahan kering serta memberikan pendampingan teknik melalui kolaborasi dosen dan mahasiswa. Langkah ini sekaligus menjadi bentuk nyata penguatan kapasitas anak-anak panti dalam bidang pertanian berbasis teknologi.

Tak hanya itu, ITERA juga merancang pengiriman mahasiswa untuk program Kuliah Kerja Nyata (KKN) internasional, sebagai upaya perluasan kontribusi mereka dalam pembangunan daerah maupun global.

3. Dukungan internasional, sinergi diaspora dan teknologi untuk UMKM desa

Dinas Sosial Provinsi Lampung dan Institut Teknologi Sumatra (Itera) Jalin Kerjasama Pemberdayaan Anak Asuh (Dok/Itera)

Menariknya, kolaborasi ini turut mendapat perhatian dari komunitas diaspora Indonesia di luar negeri. Presiden Perhimpunan Indonesia New South Wales, Rudolf Wirawan menyampaikan dukungannya terhadap penguatan ekonomi lokal melalui integrasi antara diaspora, UMKM desa, dan institusi pendidikan tinggi seperti ITERA.

Ia mendorong pemanfaatan teknologi AI dan Blockchain untuk memperluas pasar produk lokal, khususnya lewat jaringan diaspora global. Menurutnya, inisiatif ini dapat mendorong ekspor produk desa dengan efisiensi dan jangkauan yang lebih luas.

“Sinergi diaspora, teknologi, dan UMKM desa adalah kunci untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan dan kompetitif,” kata Rudolf.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team