Gala AIYEP 2025 di Lamsel Resmi Buka Pertukaran Pemuda Dua Negara

Samsudin juga menekankan pentingnya peran keluarga asuh dalam menjalankan program pertukaran budaya. Menurutnya, pembelajaran budaya yang paling bermakna justru terjadi melalui aktivitas sehari-hari dalam lingkungan keluarga.

Ia berharap peserta diprioritaskan untuk mengenal kuliner dan kehidupan masyarakat pesisir dibandingkan aktivitas di pusat perbelanjaan. “Menu seperti lumay, hasil laut, dan hidangan lokal lainnya akan memberikan pengalaman kuliner yang autentik bagi para delegasi,” ujarnya.

Bupati Lampung Selatan Radityo Egi menegaskan, gala dinner ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan momentum yang memperkuat hubungan Indonesia–Australia melalui peran generasi muda. Ia menyebut peserta AIYEP sebagai “wajah baru hubungan bilateral” yang membawa sudut pandang segar dalam kerja sama kedua negara.

Ia menambahkan, AIYEP tidak hanya tentang pertukaran pemuda, tetapi juga pertukaran ide, karakter, dan cara pandang. Dalam konteks global yang dipengaruhi perkembangan kecerdasan buatan, ekonomi hijau, dan dinamika geopolitik, ia menilai kolaborasi lintas negara menjadi kemampuan penting bagi generasi muda.

Egi juga memperkenalkan salam khas Lampung Selatan, “Tabik Pun”, sebagai bagian dari pengenalan budaya. Ia mengajak peserta untuk tidak hanya belajar, tetapi juga mengenal lebih dekat budaya, wisata, dan kuliner Lampung Selatan.

Acara ditutup dengan penyerahan cendera mata dari delegasi kepada Bupati Lampung Selatan sebagai simbol penghormatan dan persahabatan.

"Dengan dimulainya AIYEP 2025, Pemkab Lampung Selatan berharap program ini tidak hanya memperkenalkan budaya lokal, tetapi juga membuka ruang kolaborasi yang lebih luas antara pemuda Indonesia dan Australia," imbuhnya.