Cegah Banjir, Pemkot Balam Siapkan 1.000 Biopori untuk 20 Kecamatan
- Pemerintah Kota Bandar Lampung akan pasang 1.000 lubang biopori di 20 kecamatan untuk cegah banjir.
- Biopori merupakan lubang resapan air hujan yang efektif dalam mencegah banjir di wilayah perkotaan yang padat penduduk.
- Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung menilai biopori, normalisasi sungai, pembersihan drainase, dan kedisiplinan masyarakat dapat kendalikan banjir di Bandar Lampung.
Bandar Lampung, IDN Times – Untuk mencegah banjir kerap terjadi saat musim hujan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung bakal memasang 1.000 lubang biopori di 20 kecamatan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bandar Lampung, Iwan Gunawan mengatakan rencana pencanangan program ini akan dilaksanakan, Rabu 13 November 2024, bertempat di Kantor Kecamatan Panjang.
Ia menambahkan, lubang biopori ini merupakan bantuan cuma-cuma dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung. "Kita dapat bantuan dari BBWS, jadi tidak menggunakan anggaran daerah. Kita hanya perlu melakukan pemasangan saja," katanya, Selasa, (12/11/2024).
1. Biopori dinilai efektif cegah banjir

Iwan menjelaskan, biopori merupakan lubang resapan berfungsi untuk meningkatkan daya serap air hujan ke dalam tanah. Menurutnya, cara ini dinilai efektif mencegah banjir, khususnya di wilayah perkotaan yang semakin padat penduduk.
Iwan juga menyatakan, pemasangan biopori ini akan terus dilanjutkan setiap tahun di seluruh kecamatan. “Setiap tahun kita akan tambah biopori di semua kecamatan, supaya dampak dari biopori bisa dirasakan seluruh warga,” lanjutnya.
2. Siapkan program lain

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung, Emilia Kusumawati, mengatakan biopori menjadi salah satu solusi pencegahan banjir di Kota Tapis Berseri ini.
Menurutnya, upaya ini akan efektif jika juga didukung dengan normalisasi sungai, pembersihan drainase, dan kedisiplinan masyarakat dalam membuang sampah.
“Kalau program seperti normalisasi sungai dan pembersihan drainase berjalan, ditambah dengan kebiasaan masyarakat yang disiplin, banjir bisa kita kendalikan," ujarnya.
3. Lahan resapan berkurang

Emilia menambahkan, padatnya penduduk di Bandar Lampung membuat lahan resapan semakin berkurang. Maka dari itu, selain biopori, Pemprov dan Pemkot Bandar Lampung juga menyiapkan program lain, seperti pembangunan embung sebagai alternatif area resapan.
“Kita juga sedang menyiapkan embung untuk mengganti lahan resapan yang sudah beralih fungsi menjadi permukiman,” imbuhnya.