TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jelang 57 Tahun Provinsi Lampung, Yuk Mengenal Kain Tradisional Tapis

Tapis sudah ada sejak abad ke-2 sebelum masehi #LokalIDN

Sumber gambar: goodnewsfromindonesia.org

Bandar Lampung, IDN Times - Suku atau daerah di Indonesia memiliki kain tradisional kebanggaannya masing-masing, tak terkecuali Provinsi Lampung dengan kain Tapisnya.

Hingga kini, Tapis merupakan tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun dan menjadi warisan turun-temurun dari masa ke masa, serta bernilai tinggi.

Menjelang momen perayaan Hari Ulang Tahun ke-57 Provinsi Lampung, tepatnya Kamis (18/3/2021) mendatang. IDN Times ingin mengajak kamu mengenal lebih dekat, ciri khas dan keunikan kain Tapis notabene kain tradisional wilayah setempat.

Baca Juga: Jelang HUT 57 Tahun Lampung, Sudah Tahu Bupati Termuda Belum? 

1. Sudah ada sejak abad ke-2 sebelum masehi

Tapis Inuh (Pinterest)

Berdasarkan sejarah, kain Tapis sudah ada sejak abad ke-2 sebelum masehi. Artinya, tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu di Provinsi Lampung.

Kain Tapis berbentuk seperti sarung dibuat dengan lembar tenun, kain ini biasa dipakai oleh wanita ataupun pria di Provinsi Lampung. Selain itu, kain Tapis terbuat dari tenunan benang kapas, dengan berbagai motif dari benang perak atau emas, ditenun memakai sistem sulam atau masyarakat menyebutnya, cucuk.

2. Macam-macam motif, pembuatan bisa berminggu-minggu

Ilustrasi pembuatan tapis Lampung secara manual (IDN Times/Istimewa)

Awalnya, kain Tapis memiliki motif kait dan kunci, pohon hayat, dan bangunan berisikan roh manusia sudah meninggal. Bukan itu saja, kain Tapis juga ada yang ditenun atau sulam menggunakan benang sutera putih disebut kain Tapis Inuh.

Lantaran dibuat dengan cara tradisional, umumnya satu helai kain Tapis memakan waktu pembuatan berminggu-minggu. Semua itu, tergantung dari kerumitan dan kepadatan motif, proporsi penggunaan benang, serta jenis umur kain.

Kamu jangan heran guys, bila harga kain Tapis lebih mahal dari kain umumnya.

3. Filosofi bagi masyarakat Provinsi Lampung

lampost.co

Perlu diketahui, keberadaan kain Tapis memiliki filosofi lain bagi masyarakat Provinsi Lampung. Pasalnya, kain ini menjadi satu di antara upaya mereka dalam menyelaraskan kehidupan di dunia, termasuk hubungan dengan lingkungan hingga Sang Pencipta.

Oleh karena itu, kain Tapis memiliki keanekaragaman motif sulam seperti alam, flora dan fauna. Namun, ada juga kain Tapis yang mengusung motif bertemakan kehidupan rumah tangga. Misalnya, Tapis Cucuk Andak.

Sementara itu, untuk Tapis Pepadun, Tapis Ambung, Tapis Peminggir, dan Tapis Lawa umumnya memakai motif yang dipengaruhi daerah asalnya. Sementara Tapis Peminggir (Pesisir) biasanya mengangkat tema flora dan Tapis Pepadun (Pedalaman) akan cenderung sederhana dan kaku.

Baca Juga: Jelang HUT Ke-57, Yuk Kenali Budaya dan Bahasa Lampung

Berita Terkini Lainnya