TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Panjang Bandar Lampung Ubah Sampah Plastik Bernilai Ekonomis

Telah memproduksi 15 kursi dan lima meja

Bengkel Ecobrick dikelola oleh masyarakat kelurahan Panjang Utara, Bandar Lampung (IDN Times/Istimewa)

Bandar Lampung, IDN Times - Manfaatkan sampah plastik yang ada di sekitar lingkungan, masyarakat kelurahan Panjang Utara, Bandar Lampung membuat Bengkel Ecobrick.

Ecobrick merupakan teknik mengolah sampah plastik menjadi sebuah benda yang bermanfaat. Kegiatan Bengkel Ecobrick ini dapat membantu mengurangi menumpuknya sampah plastik yang ada di Kelurahan Panjang Utara.

Baca Juga: Ratusan Rumah Terdampak Puting Beliung, Pertamina Donasi Sembako

1. Botol ecobrik jadi bahan baku utama

Kegiatan masyarakat Panjang Utara mengolah sampah botol plastik menjadi bahan pembuatan kursi atau meja (IDN Times/Istimewa)

Kelompok Bengkel Ecobrick melakukan produksi pertama 2019 lalu sebanyak 400 botol Ecobrick. Saat ini Bengkel Ecobrick telah memproduksi 1.080 botol plastik.

Botol itu dijadikan ecobrick sebagai bahan baku utama pembuatan furniture. Sampai saat ini, Bengkel Ecobrick telah memproduksi 15 kursi dan 5 meja.

Penjualan dan pemasaran Ecobrick dilakukan melalui media sosial instagram dan e-commerce shopee @ecobrick_kabarti dengan total omzet didapatkan berkisar Rp3,6 juta per tahun.

2. Tambah pendapatan lewat sampah sekaligus menyelamatkan lingkungan

ibu rumah tangga di Kelurahan Panjang Utara, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung mengelola sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomis. (IDN Times/Istimewa).

Ketua Bengkel Ecobrick, Nur Rachman menyampaikan, ecobrick merupakan salah satu cara mudah untuk menyelamatkan lingkungan dari sampah plastik.

"Pada prinsipnya Ecobrick adalah teknik pengolahan sampah plastik dengan botol plastik yang diisi sampah dan dipadatkan menjadi bahan baku yang ramah lingkungan,” ujarnya, Sabtu (27/2/2021).

Lurah Panjang Utara, Supriyadi mengatakan, adanya program Bengkel Ecobrick sangat membatu permasalahan sampah plastik yang ada di lingkungan Kelurahan Panjang Utara. Selain itu, masyarakat dapat memperbaiki lingkungan serta menambah pendapatan dari penjualan Ecobrick.

3. Terima dana pengembangan Rp250 juta

IDN Times/Istimewa

Program Bengkel Ecobrick ini telah berjalan sejak 2019 dengan satu kelompok binaan dan penerima manfaat sebanyak 50 Kepala Keluarga.

Kegiatan tersebut adalah satu dari tiga kegiatan program Kampung Hijau Kabarti yang terdiri dari Posyandu Membawa Berkah dan Rain Water Harvesting.

Kampung Hijau Kabarti ini merupakan Desa binaan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) II sejak tahun 2020 dan telah menerima dana pengembangan sebesar Rp250 juta.

Baca Juga: Cerita Emak-emak Pesisir Kelola Sampah Jadi Ecobrick dan Ekonomis

Berita Terkini Lainnya