Meski Laut Kotor karena Sampah, Orang Tua Malah Biarkan Anak Bermain

Orang tua lebih takut anak kena patil ketimbang air kotor

Bandar Lampung, IDN Times - Jika kamu berkesempatan mampir ke Pantai Sukaraja Bandar Lampung, kamu mungkin akan menemukan pemandangan unik yakni anak-anak usia SD hingga SMP banyak bermain air hingga berenang bebas di pantai tersebut.

Sayangnya, Pantai Sukaraja ini bukan pantai biasa, melainkan pantai hasil reklamasi sampah menggunung di daerah tersebut. Maka tak heran air laut di sana tidak berwarna hijau atau biru tapi berwarna cokelat kehitaman.

Masyarakat sekitar mengatakan tumpukan sampah Pantai Sukaraja ini memang sudah ada sejak 2004 lalu. Sampah-sampah di sana terkumpul terus menerus hingga membentuk pantai.

Adit (12) salah satu anak yang tinggal di sekitar pantai mengaku hampir setiap minggu ia dan kawan-kawannya bermain air hingga berenang di perairan kotor Pantai Sukaraja. Bahkan menurut pantauan IDN Times, anak-anak seumuran Adit  ini banyak bermain dengan sampah-sampah tersebut.

“Gak apa-apa, udah biasa (main). Seru aja main air, banyak juga kok yang main di sini,” katanya, Selasa (18/7/2023).

Baca Juga: Tumpukan Sampah di Lampung Tiga Tahun Lebih Cepat dari Prakiraan

1. Orang tua pernah melarang anak bermain di pantai namun tetap dibiarkan

Meski Laut Kotor karena Sampah, Orang Tua Malah Biarkan Anak BermainBanyak anak bermain di Pantai Sukaraja. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Meski mengaku tak mendapat gejala sakit perut atau gatal-gatal, namun beberapa anak di sana terlihat memiliki bercak-bercak putih pada kulitnya. “Gak (sakit). Kita mah kebal. Ini mah (bercak putih pada kulitnya) gak tau muncul aja sendiri,” ujarnya singkat sembari kembali bermain di pantai.

Supri (56) seorang nelayan sekaligus warga sekitar mengatakan anaknya juga kerap kali kedapatan bermain di air kotor Pantai Sukaraja. 

“Iya (anak saya) sering main. Banyak banget yang main di sini juga. Tapi kalau masalah dilarang mah ya udah dilarang mbak, tapi anaknya masih tetap nyebur ya mau gimana,” katanya.

2. Orang tua lebih takut anaknya kena racun ikan ketimbang racun sampah

Meski Laut Kotor karena Sampah, Orang Tua Malah Biarkan Anak BermainPantai Sukaraja Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Namun dibanding takut anaknya sakit karena air kotor laut, ia mengatakan dirinya lebih takut anaknya terkena sengat dari patil salah satu ikan sembilang. 

Supri menjelaskan ikan ini memang banyak ditemukan di Pantai Sukaraja. Menurut berbagai sumber, ikan ini memang hidup di perairan dangkal laut.

Ikan ini juga dapat hidup di perairan keruh. “Kita bilangnya ikan sembilang, mirip lele dia ada patilnya. Kalau lele kan patilnya dua ini mah patilnya tiga,” jelasnya.

Ia mengatakan, jika anak sudah terkena patil ikan ini maka racunnya bisa membuat anak demam tinggi selama tiga hari. Sehingga ikan ini paling ditakutkan oleh orang tua dan anak.

3. Budaya anak pesisir main di pantai kotor tak hanya di Pantai Sukaraja

Meski Laut Kotor karena Sampah, Orang Tua Malah Biarkan Anak BermainPenampakan Pantai Sukaraja H+1 setelah kegiatan Clean Up bersama Pandawara. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Aktivis Lingkungan Lampung, Febryani Sabatira mengatakan masalah anak-anak pesisir bermain di pantai kotor tak hanya terjadi di Pantai Sukaraja tapi juga pantai kotor lainnya di Bandar Lampung.

Salah satu pantai disebutkan oleh Febryani adalah pantai di Kecamatan Panjang. Pantai tersebut juga memiliki permasalahan mirip dengan Pantai Sukaraja yakni sampahnya telah menjadi membentuk sedimen tanah.

“Rata-rata laut yang di dekatnya ada pemukiman masyarakat itu punya masalah sampah. Tapi masalahnya pantai itu gak cuma jadi tempat orang dewasa atau nelayan beraktivitas tapi juga anak-anak,” katanya.

Ia mengatakan, selama komunitasnya berkegiatan, mereka selalu menemukan anak-anak bermain di pantai meskipun pantai tersebut kotor dan dipenuhi sampah. Ia pun melihat ternyata orang tua anak-anak tersebut juga tak melarang apapun ketika melihat anaknya bermain di pantai kotor

“Mirisnya dari anak kecil sampai remaja SMP lah itu dibiarin aja gitu main di sana padahal itu sampah segala macem ada di sana. Makanya kalau aku liat anak-anak di sana pasti ada aja pengakit kulitnya kayak kudis, kurap, dan lainnya,” imbuhnya.

4. Dinkes kini berfokus pada tindak pencegahan perilaku tak sehat

Meski Laut Kotor karena Sampah, Orang Tua Malah Biarkan Anak BermainPenampakan Pantai Sukaraja H+1 setelah kegiatan Clean Up bersama Pandawara. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Subkoordinator Substansi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Agus Setyo Widodo mengatakan air kotor di sungai maupun laut memiliki dampak buruk pada kesehatan.

Ia menyebutkan, ada berbagai penyakit akan timbul ketika masyatakat menggunakan atau mengonsumsi sumber daya alam yang telah tercemar. Di Lampung kasus paling banyak adalah diare, penyakit kulit gatal-gatal, hapatitis A, dan ISPA.

“Sebenarnya saat ini kita lebih berfokus pada pencegahan prilaku tidak sehat itu. Kita ada STBM (sanitasi total berbasis masyarakat). Itu kita pengin mengubah perilaku masyarakat untuk mengolah atau mengemas limbah khususnya limbah rumah tangga. Jadi gak boleh lagi dibuang sembarangan atau dibakar tapi disimpan di tempat penampungan sementara dan diolah,” katanya.

Baca Juga: Ini Rencana Jangka Pendek dan Panjang Pemkot untuk Pantai Sukaraja!

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya