TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penderita HIV dan Komorbid Bisa Vaksin? Ini Penjelasan Dinkes Lampung

Yuk disimak penjelasannya

ilustrasi vaksin rabies. (IDN Times/Arief Rahmat)

Bandar Lampung, IDN Times - Sebagai upaya menanggulangi pandemik COVID-19, pemerintah memberikan vaksin gratis bagi masyarakat. Namun tak semua masyarakat bisa mendapat vaksinasi COVID-19.

Seperti masyarakat yang memiliki komorbid, yaitu orang yang memiliki penyakit penyerta. Menurut Kepala Dinas Provinsi Lampung, Reihana banyak yang terkendala menerima vaksinasi.

Namun bukan berarti mereka tidak bisa divaksin, Berikut IDN Times rangkum penjelasannya. 

Baca Juga: Nol Zona Merah, Begini Penanggulangan COVID-19 di Lampung 

1. Pemerintah kaji bersama pakar terkait vaksinasi bagi pemilik komorbid

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana mengikuti vaksinasi perdana, Kamis (14/1/2021). (IDN Times/Silviana).

Reihana menyampaikan banyak sekali komorbid yang tidak bisa menerima vaksin COVID-19. Namun pemerintah terus mendiskusikannya bersama pakar. Sehingga bagi masyarakat yang memiliki komorbid tetap bisa menerima vaksin dengan melakukan skrining terlebih dahulu. 

"Awal vaksin batas tekanan darah itu140 per 90 tapi sekarang pemerintah sudah melonggarkan jadi 180 per 110, tentu berdasarkan kajian pakar," kata Reihana.

2. Penderita diabetes atau jantung bisa vaksinasi

wikimedia.org

Terkait penderita penyakit jantung atau diabetes Reihana juga menyatakan bisa menerima vaksinasi COVID-19.

Asalkan, saat melakukan skrining sebelum vaksin mengatakan secara jujur kondisi yang dialami saat itu atau satu minggu belakangan.

"Misalnya pernah merasakan sesak napas tanpa sebab itu disampaikan saat skrining di meja dua," jelasnya.

3. Lalu bagaimana dengan penyintas HIV AIDS?

Ilustrasi Logo AIDS (IDN Times/Mardya Shakti)

Bagi penyintas HIV AIDS, Reihana juga menyatakan bisa menerima vaksin COVID-19 asalkan rutin mengonsumsi antiretroviral atau menyesuaikan kondisi pengidap HIV atau AIDS tersebut.

"HIV AIDS bisa diberikan vaksin asal sel darah putih atau CD4 di atas 200. Kalau di bawah 200 bisa tapi mungkin antibodi yang muncul sangat sedikit. Jadi harus meningkat CD4 nya biar aman saat divaksin," ungkapnya.

Baca Juga: Vaksinasi COVID-19 di Lampung Baru Capai 8 Persen, Ada Apa?

Berita Terkini Lainnya