TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pembalakan Liar Hulu Sungai Way Mincang Pringsewu Diduga Picu Banjir

Jalan beton menuju Pekon Kedaung terputus

Kondisi banjir di Kecamatan Pardasuka Pringsewu, Lampun (Dok/LBH LEGAL)

Pringsewu, IDN Times - Imbas banjir di Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu, Lampung 5 Januari 2021 menyisakan berbagai cerita. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa alam tersebut. Namun, satu-satunya jalan beton menuju pekon Kedaung terputus dan menyebabkan sekitar 250 Kepala Keluarga terisolir.

Sedangkan, banjir terparah terjadi di Pekon Tanungrusia, hingga merobohkan sebagian tembok balai pekon setempat. Saat ini banjir sudah surut namun warga tetap waspada jika sewaktu-waktu hujan deras dan air sungai naik kembali.

Saat ini di kawasan tersebut genangan air sudah surut namun beberapa pihak menyoroti terkait penyebab banjir. Apalagi di Kecamatan tersebut sebab kondisi sungai di daerah tersebut mulai menghawatirkan. 

1. Awal tahun disambut banjir besar

Kondisi rumah warga Pardasuka, Pringsewu yang terdampak banjir (IDN Times/Istimewa)

Rian, warga Pekon Tengah, Kecamatan Pardasuka, Pringsewu, menerangkan, ini merupakan banjir terbesar terjadi periode 2020 hingga awal 2021. Sebab air datang tiba-tiba dan sangat cepat sehingga tidak ada persiapan untuk mengungsi.

"Kita baru abis makan itu tiba-tiba air masuk ke rumah cepet bener. Kalau dulu banjir tapi gak separah ini jadi gak sempet bawa barang lain cuma bawa surat-surat berharga aja. Yang lain kaya alat dapur pada hanyut," ujarnya, Kamis (7/1/2021).

Selain banyak perabotan rumah tanggaterbawa banjir, kerugian lain yang dialami Rian adalah dinding rumah mulai keropos akibat terjangan banjir. Menurutnya hingga saat ini belum ada pihak pemerintah setempat yang meninjau pekon tersebut. 

Lebih lanjut disampaikannya, warga pekon setempat sudah mengajukan pembuatan bronjong kawat untuk menahan air sungai. Namun sudah lima tahun proposal tersebut diajukan, tak kunjung terealisasi oleh pemkab.

"Kemudian soal sungai ini juga seharusnya ada penggalian lagikarena sudah penyempitan sekarang ini. Dipinggir sungai juga harusnya jangan di tanam pohon pisang," ujarnya.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Dua Warga Pringsewu Diduga Jaringan Teroris

2. Banjir disebabkan luapan sungai Way Mincang

Warga bergotong royong membersihkan lumpur sisa banjir (IDN Times/Istimewa)

Lembaga Advokasi Lampung Kantor Cabang Pringsewu (LEGAL Pringsewu) sebagai lembaga yang fokus dalam advokasi masyarakat di Kabupaten Pringsewu, menyampaikan, banjir yang terjadi di Kecamatan Pardasuka disebabkan hujan deras dan luapan air sungai Way Mincang.

"Menyikapi fenomena banjir tersebut, perlu kiranya pemangku kebijakan, yakni pemerintah daerah melalui instansi-intansi terkait melakukan tindakan guna mencegah kembali terjadinya banjir di Kecamatan Pardasuka,"ujar Febri Kurniawan selaku Advokat LBH LEGAL Pringsewu..

Menurutnya, tindakan-tindakan tersebut haruslah menyeluruh, tidak parsial, dan bukan sekedar tindakan reaksioner.

3. Sungai Way Mincang perlu perbaikan

IDN Times/Istimewa

Febri juga menjelaskan, banjir yang terjadi lebih dominan dikarenakan luapan air Sungai Way Mincang. Saat ini banyak kerusakan baik dibagian hulu maupun bagian hilir sungai.

"Perilaku masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai Way Mincang juga perlu menjadi perhatian. Karena sungai tersebut kerap menjadi tempat pembuangan sampah masyarakat sekitar," paparnya.

Febri menduga, kerusakan di bagian hulu sungai Way Mincang sudah sangat parah. Imbasnya, apabila terjadi hujan deras di bagian hulu, memicu debit air meningkat begitu cepat dan membawa material lumpur.

"Selain itu, hulu sungai Way Mincang ikut diperparah oleh tindakan oknum-oknum yang melakukan pembalakan liar dengan menebang pohon-pohon di kawasan hutan register 21," jelasnya.

Baca Juga: Lagi, Jalinbar Ruas Semaka Tanggamus Lumpuh Imbas Material Banjir

Berita Terkini Lainnya