TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keren! Millenials Kota Metro Desain Rumah Informasi Sejarah

Gotong royong merevitalisasi cagar budaya

Bangunan bersejarah Rumah Dokter di Kota Metro. (IDN Times/istimewa).

Bandar Lampung, IDN Times -Di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dibuat pemerintah, beberapa kelompok anak muda memanfaatkannya dengan kegiatan sosial. Salah satunya dilakukan oleh anak-anak muda di Kota Metro yang tergabung dalam Sahabat Dokterswoning. 

Lewat diskusi WhatsApp Group mereka berdiskusi terkait revitalisasi cagar budaya rumah dokter atau dokterswoning yang baru saja ditetapkan sebagai cagar budaya pada awal Juni 2021 bersamaan dengan peringatan HUT Kota Metro.

1. Melibatkan dari berbagai profesi

binus.ac.id

Ide tersebut dicetuskan tiga pemuda, yaitu Ahmad Humaedi dan Ahmad Satibi berprofesi desainer interior yang memiliki kemampuan arsitektur. Ikut serta Kian Amboro berlatar belakang sejarawan.

Ketiganya memulai ide dengan pendirian Rumah Informasi Sejarah di Kota Metro.  Mereka kemudian, mengajak rekan lain dari berbagai latar belakang untuk bergabung dalam project sosial ini.

Mereka yang terlibat di antaranya, berprofesi sebagai desain grafis, sejarawan, jurnalis, ekonom, guru, dosen, komunitas pegiat sejarah seperti Metro Heritage, Arsenik dan Foto Antix.

Baca Juga: Guru Penyebar Video Hoaks Kericuhan Pedagang Vs Satpol PP Ditangkap

2. Membuka kesempatan kepada siapa saja untuk bergabung

Desain rumah informasi sejarah Kota Metro (IDN Times/Istimewa)

Menurut Kian Amboro, ide membuat Rumah Informasi Sejarah sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu saat memulai proses kajian penetapan cagar budaya. Namun pada saat itu belum memiliki gambaran akan dibuat seperti apa.

“Sekarang kami bertemu teman-teman lintas profesi yang membantu membuatkan desain interiornya,” ujar sejarawan UM Metro tersebut.

Menurutnya, mereka akan bekerja secara sukarela serta membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin berkontribusi mewujudkan ide tersebut.

3. Mengandalkan dana publik

Ilustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Ahmad Humaedi dan Ahmad Satibi adalah dua kakak beradikmemiliki broder project perusahaan konsultan desain interior, arsitektur dan visualisasi tiga dimensi. Keduanya bersepakat bergabung dalam project sosial ini.

“Kami tertarik karena kebetulan salah satu keluarga kami juga pernah tinggal di rumah dokter tersebut dan tentunya kami juga ingin memajukan kota ini lewat karya yang bermanfaat,”ujar Ahmad Humaedi .

Satibi menambahkan, project sosial ini rencananya gotong-royong revitalisasi dokterswoning ini sementara akan mengandalkan dana publik dan bila memungkinkan menggandeng CSR.

4. Selama PPKM telah menyelesaikan desain

(IDN Times/Istimewa)

Selama masa PPKM Komunitas Sahabat Dokterswoning telah menyelesaikan desain interior dan mulai mengumpulkan bahan untuk nantinya ditampilkan.

“Kami membagi kerja, ada yang mengumpulkan foto dan narasi ada yang mengumpulkan furnitur lama. Ada yang mencari dana, ada yang membuat grafis dan ada yang menggalang keterlibatan komunitas lain,” jelas Satibi.

Ia mengatakan, desain ini nantinya akan diluncurkan secara resmi bersamaan dengan buku, kopi dan aplikasi metro mobile heritage.

Baca Juga: Vaksinasi Metro Tertinggi di Lampung, Wahdi Imbau Tetap Patuh Prokes

Berita Terkini Lainnya