TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hari Film Nasional, Sineas Lampung Tetap Berkarya di Tengah Pandemik

Lampung memiliki potensi besar dipromosikan melalui film

pexels.com/Martin Lopez

Bandar Lampung, IDN Times - Hari Film Nasional ke-71 diperingati hari ini 30 Maret 2021. 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional lantaran tanggal tersebut adalah pertama kalinya pengambilan gambar Film Darah dan Doa disutradarai oleh H. Usmar Ismail pada 30 Maret 1950.

Bertepatan dengan hari Film Nasional ini IDN Times merangkum beberapa harapan serta kendala dari para sineas Lampung yang masih tetap menuangkan karyanya di tengah pandemik COVID-19 ini.

1. Syuting di tengah pandemik tak begitu menghambat

Produksi Film Ayudia dan Jalan Pulangnya (IDN Times/Istimewa)

Pada awal Maret lalu, tepatnya 18 Maret 2021, Lampung kembali melahirkan Film layar lebar berjudul Ayudia dan Jalan Pulangnya besutan Sutradara Rizqon Agustia Fahsa dari Ruang Kreatif Pesawaran.

Menurut Rizqon, melakukan produksi di tengah pandemik hampir tidak memiliki kendala. Sebab di Lampung selama menerapkan protokol kesehatan tidak pernah ada larangan untuk melakukan produksi.

"Mungkin yang agak susah justru ke pemasaran film itu sendiri. Kan sekarang komunitas mulai merintis perusahaan yang mulai masuk ke industri tapi pas kita baru masuk malah pandemik," kata Rizqon kepada IDN Times, Selasa (30/3/2021).

Baca Juga: Film Ayudia dan Jalan Pulangnya Karya Sineas Lampung Tayang di CGV 18 Maret

2. Perfilman di Lampung belum memiliki tujuan besar

Ilustrasi Bioskop (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Menurut Rizqon, perkembangan film di Lampung 10 tahun terakhir sangat bagus. Bahkan, telah tumbuh ekosistem produksi film semakin baik.

"Tapi saya melihat masih jalan sendiri-sendiri dan nyaris tanpa tujuan besar, padahal potensi Lampung sebagai tempat berproduksi film sangat unggul. Karena Lampung termasuk daerah yang relatif dekat dengan ibukota," bebernya.

Rizqon berharap, pegiat film di Lampung akan semakin bersinergi, bersama menentukan arah, mampu bersaing dengan film lain dan masuk ke industri film nasional.

3. Batal produksi karena besarnya biaya protokol kesehatan

Ilustrasi pembuatan film program rekam pandemik (IDN Times/Dokumen)

Nada Bonang, koordinator komunitas Film Lampung Klub Nonton, menyampaikan, di tengah pandemik COVID-19 sangat terasa sekali dampaknya. Menurutnya, beberapa produksi menjadi terhalang karena ketatnya protokol kesehatan (prokes).

"Banyak sineas muda di Lampung yang masih basic membatalkan produksi karena biaya protokol kesehatan yang sangat besar, seperti harus test COVID-19," ujarnya.

4. Tinggal menunggu waktu untuk kembali lagi ke layar

Pexels.com/Donald Tong

Nada secara pribadi mau pun mewakili komunitasnya yakin, aktivitas perfilman di Lampung akan normal kembali. Melihat kondisi akhir 2020 hingga awal 2021 ini mulai ada aktivitas seperti diskusi, gelaran film bahkan produksi film layar lebar.

"Memang secara drastis menurun produksinya tapi kami mengusahakannya untuk kembali ke normal itu. Tinggal menunggu waktunya saja kami kembali lagi ke layar yang sebenarnya," harapnya.

Baca Juga: Gak Cuma Jago Akting, 5 Aktris Korea Ternyata Pernah Jadi Sutradara Film

Berita Terkini Lainnya