TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Debat Pilkada Calon Wali Kota Bandar Lampung, Ajang "Saling Serang"

Rycko Menoza, Yusuf Kohar dan Eva Dwiana saling serang

IDN Times/Silviana

Bandar Lampung, IDN Times - Debat Publik Calon Wali Kota Bandar Lampung putaran pertama digelar di Hotel Sheraton Bandar Lampung Rabu (14/10/2020) malam. Debat ditayangkan langsung di TVRI serta live streaming melalui akun YouTube KPU itu mengusung tema 'Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Daerah'.

Tiga calon wali kota Bandar Lampung yaitu Rycko Menoza, Yusuf Kohar, dan Eva Dwiana terlibat dalam debat sengit. Masing-masing calon seolah saling "serang" melalui sejumlah pertanyaan yang diajukan. 

Berikut IDN Times rangkum beberapa pertanyaan dan jawaban menarik oleh masing-masing calon

Baca Juga: Paslon Pilkada Nilai Kampanye Daring Tak Efektif Raup Suara Pemilih

1. Yusuf Kohar tanya Eva Dwiana terkait unicorn hingga decacorn

IDN Times/Silviana

Dalam sesi debat segmen empat. Ketiga paslon diberi kesempatan untuk saling bertanya dan menanggapi jawaban dari paslon yang diberi pertanyaan. Misalnya, Yusuf Kohar bertanya ke Eva Dwiana. Pertanyaannya terkait cara mendorong kemandirian usaha untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi seperti menjadi unicorn hingga decacorn.

Terkait pertanyaan itu, Eva menyatakan akan mengutamakan UKM terutama melatih anak-anak sekolah yang putus sekolah dan bagi remaja putri yang tidak melanjutkan kuliah. “Supaya mereka tidak keluar dari rumah, tapi masih tetap bisa berkarya. Dan ini semua sudah dilakukan,” ujarnya.

Menurut istri Wali Kota Bandar Lampung Herman HN ini, berbagai program sudah dilakukan pemerintah kota terhadap UKM cukup luar biasa. “Masalah UKM sudah dilakukan oleh pemerintah kota dengan memberikan bantuan modal dan bagaimana membuat kemasan serta pelatihan bagi UKM di Bandar Lampung,” terang Eva.

Rupanya, Yusuf Kohar tak puas dengan jawaban dari Eva. Yusuf memaparkan kemandirian usaha mencapai tingkat lebih tinggi harus mengandalkan teknologi. Idealnya, pemerintah kota memanfaatkan hal itu untuk memajukan UKM yang ada di Kota Bandar Lampung.

“Jadi yang namanya usaha kalau dulu masih sifatnya manual. Kalau sekarang Pak Jokowi kan udah membangun yang namanya fasilitas internet sehingga banyak yang namanya usaha itu berbasis IT,” paparnya.

Menurut Yusuf, teknologi internet itulah dapat dimanfaatkan pelaku UMK membuat startup. “Jika startupnya sudah mencapai unicorn maka omzetnya sudah mencapai satu miliar US dollar. Apabila sudah mencapai decacorn maka omzetnya mencapai 10 ribu US  dolar. Jadi memang kita sudah agak modern supaya jangan ketinggalan zaman,” ujarnya. 

Terkait pernyataan Yusuf itu, IDN Times mencari informasi seputar konsep unicorn dan decacorn. Merujuk Wikipedia, unicorn adalah istilah yang disematkan kepada perusahaan rintisan yang memiliki nilai valuasi satu miliar dolar AS. Sedangkan decacorn adalah perusahaan rintisan milik swasta nilai valuasinya 10 miliar dolar AS.

2. Eva Dwiana sebut Yusuf Kohar kurang pengetahuan

IDN Times/Silviana

Saat Eva Dwiana diberi kesempatan melontarkan pertanyaan menyasar kepada Yusuf Kohar terkait kesiapan menangani pandemik COVID-19 apabila menjadi wali kota Bandar Lampung. Menjawab pertanyaan tersebut Yusuf Kohar berjanji akan menyiapkan sarana dan prasarana untuk mengatasi pandemik ini.

“Masalah masker, masalah hand sanitizer dan mungkin yang namanya di puskesmas juga kita siapkan yang namanya rapid test. Kita siapkan yang namanya swab jadi kita harus mengatur perencanaan dengan matang kalau misal nyemprot-nyemprot (disinfektan) di jalan nggak ada gunanya,” terang Yusuf.

Menurut Yusuf, uang yang ada saat ini lebih baik digunakan untuk membeli alat rapid test agar semua rumah sakit dan puskesmas memiliki alat tersebut dan mempermudah mendeteksi masyarakat yang  terjangkit virus dan mana yang tidak. Tak hanya itu, dia juga akan merenovasi rumah sakit serta membangun rumah sakit baru.

“Sekarang kalau kita mau ngetes ke mana? Gak semua puskesmas ada rapid test. Swab mungkin baru setelah terjadi yang namanya COVID ini baru swab di rumah sakit umum. Bila perlu beli dong yang namanya swab itu kita investasi untuk swab itu,” tukas  Yusuf Kohar.

Menanggapi jawaban Yusuf,  menurut Eva semuanya sudah dilakukan. Terutama terkait  penyemprotan disinfektan. Menurutnya, penyemprotan dari rumah ke rumah itu penting demi kesehatan masyarakat Kota Bandar Lampung.

Eva juga melontarkan sindiran ke Yusuf terkait kampanye yang dilakukannya terkadang tidak menggunakan masker. “Bapak aja kalau kampanye kadang-kadang tidak pakai masker. Dan puskesmas kita udah bisa swab sekarang pak. Saya minta tolong kepada bapak, kalau bapak memang merasa wakil wali kota harus tahu keadaan Bandar Lampung. Jangan marah-marah aja kerjanya,” terang Eva.

3. Rycko Menoza lontarkan pernyataan "menarik" sebut Yusuf Kohar lebih pantas melanjutkan program wali kota saat ini dibanding Eva Dwiana

IDN Times/Silviana

Hal menarik lainnya debat publik ini adalah, calon wali kota Rycko Menoza sebelum melontarkan pertanyaan kepada Eva Dwiana, bilang program lanjutan yang selalu di gadang-gadang oleh Eva justru lebih pas apabila digunakan oleh Yusuf Kohar.

“Bu Eva selalu mengatakan akan melanjutkan program yang sudah dilaksanakan wali kota saat ini. Sebenarnya menurut saya, yang lebih pas untuk kata melanjutkan adalah pak Yusuf,” jelas Rycko.

Menimpali hal itu, Eva menyatakan, bisa saja Yusuf Kohar menggunakan kata melanjutkan. Namun menurutnya, sebagai wakil wali kota periode 2016-2021, Yusuf Kohar kerap menentang kebijakan pemerintah kota saat ini. “Biasanya kalau yang namanya wakil kan harus ikut sejajar namanya wakil,” tandasnya.

Dalam debat ini, Rycko menyayangkan pertanyaan yang dilontarkannya tidak dijawab oleh Eva terkait pengelolaan pasar tradisional yang ada di Kota Bandar Lampung. Menurut Rycko, selama 10 tahun ini, pasar tradisional tidak ada revitalilasi.

Terkait hal itu, Eva menyebut pemerintah kota saat ini sudah melakukan yang terbaik. Ia beralasan, fokus pemerintah saat ini adalah pembangunan dan memberikan bantuan gratis.

“Apabila saya memimpin, pasar di Bandar Lampung akan tertata rapi dan bagus semua. Kalau mau bagus sekaligus semuanya ya tiga periode (kepemimpinan wali kota saat ini). Tapi karena gak bisa makanya saya yang melanjutkan,” tegasnya.

Baca Juga: 1.720 Data Pemilih Balam Belum Valid, Bawaslu Minta KPU Perbaiki

Berita Terkini Lainnya