TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada 10 Komoditas Picu Inflasi 0,23 Persen Bandar Lampung Oktober 2020

Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-28

Kepala BPS Provinsi Lampung, Faizal Anwar (IDN Times/Istimewa)

Bandar Lampung, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung merilis data terjadinya inflasi periode Oktober di wilayah setempat. Dari dua kota pemantauan inflasi di Lampung periode terlapor, Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,23 persen dan Kota Metro sebesar 0,05 persen.

Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-28 dan Kota Metro peringkat ke-57 dari 90 kota yang diamati perkembangan harganya. Sub kelompok menjadi penyumbang inflasi tertinggi pada Oktober 2020 adalah makanan sebesar 0,16 persen.

Baca Juga: Waspada! 11 Wilayah Lampung Berpotensi Terjadi Hujan Lebat dan Petir

1. Komoditi yang memberi andil inflasi

IDN Times/Istimewa

Ada sepuluh komoditi yang memberikan andil inflasi terbesar selama Oktober 2020. Rinciannya, cabai merah sebesar 0,15 persen, minyak goreng 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, jeruk 0,02 persen, angkutan udara, cabai hijau, bawang putih, cabai rawit, tarif gunting rambut pria, dan tissu masing-masing sebesar 0,01 persen.

Selain itu kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan andil dalam pembentukan inflasi sebesar 0,16 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,04 persen; dan kelompok transportasi 0,02 persen.

“Sebaliknya, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya memberikan andil dalam pembentukan deflasi sebesar 0,01 persen,” jelas Kepala BPS Provinsi Lampung, Faizal Anwar.  

2. Nilai tukar petani turun

IDN Times/Istimewa

BPS mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP ) Provinsi Lampung turun sebesar 94,74. Angka ini menurun sebesar 0,93 persen dibandingkan September 2020 sebesar 95,63 persen. Data tersebut dirilis BPS Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 12 kabupaten di Provinsi Lampung.

Kepala BPS Provinsi Lampung, Faizal Anwar, mengatakan, harga komoditas seperti gabah, ketela pohon, beberapa jenis ternak dan unggas, dan beberapa jenis ikan budidaya menurun. Sedangkan subsektor hortikultura, tanaman perkebunan, dan perikanan tangkap mengalami kenaikan harga, yaitu, sayuran dan buah, kelapa, kakao, karet, kelapa sawit, dan beberapa jenis ikan tangkap.

Faizal menjelaskan, indeks konsumsi rumah tangga daerah pedesaan di Provinsi Lampung mengalami kenaikan sebesar sebesar 0,33 persen. Itu disebabkan naiknya hampir seluruh kelompok indeks harga, kecuali pendidikan dan penyediaan makan dan minuman ataurestoran.

“Lampung dengan indeks konsumsi rumah tangga perdesaan sebesar 0,33 persen menempati peringkat ke-14 secara nasional. Provinsi Lampung untuk NTP nasional naik sebesar 0,58 persen, dari 101,66 pada September 2020 menjadi 102,25 pada Oktober 2020,” jelasnya

Baca Juga: Pakar Prediksi 10 Tahun ke Depan Bandar Lampung Jadi Kota Macet

Berita Terkini Lainnya