Walhi Lampung Soroti PJ Bupati Tuba Tidak Tahu Soal Tambang Pasir
Nelayan Tuba dapat ancaman pembunuhan dari orang tak dikenal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - WALHI Lampung sempat menyinggung soal pernyataan unik dari Pj Bupati Tulang Bawang terkait masalah dampak penambangan pasir laut di Lampung.
Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Lampung, Edi Santoso menceritakan dirinya sempat melihat pemberitaan Kompas TV terkait penambangan pasir laut di Tulang Bawang. Di sana Pj Bupati Tulang Bawang Qodratul Ikhwan memberikan statement penambangan pasir laut tidak berdampak signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat pesisir.
“Artinya kan dengan statement seperti itu beliau (PJ Bupati Tulang Bawang) tidak mengetahui soal dampak yang dirasakan masyarakat. Padahal kasus ini sudah lama terjadi (sejak 2017) dan masyarakat sudah teriak menyuarakan permasalahan itu,” katanya dalam diskusi PP 26/2023 Ancaman terhadap Keberlanjutan Lingkungan Pesisir, Selasa (6/6/2023).
Baca Juga: Pengamat Lampung Tanyakan Izin UKL-UPL Stockpile, padahal Limbahnya B3
1. Ketidaktahuan itu bentuk pembiaran pemerintah terhadap rakyatnya
Edi melanjutkan, hal itu seharusnya bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan cara serius melihat permasalahan ini hingga tingkat masyarakat. Menurutnya, ketidaktahuan ini juga merupakan bentuk pembiaran pemerintah terhadap rakyatnya.
“Kalau secara rinci saya juga gak tahu ya kenapa pj bupati ini bisa tidak tahu dampak jelas yang dirasakan masyarakat tersebut. Mungkin karena beliau baru menjabat sebagai kepala daerah jadi masih banyak hal-hal yang perlu dipelajari,” ujarnya.
Ia juga meminta agar Pj bupati Tulang Bawang tersebut bisa turun langsung ke lapangan dan melihat keadaan melalui cerita masyarakat. Dampak penambangan pasir laut secara nyata telah banyak dijabarkan dalam berbagai studi dan itu mengakibatkan kerusakan parah tak hanya pada lingkungan tapi juga secara sosial ekonomi.
Baca Juga: PP 26/2023 Bikin Nelayan Lamtim dan Tuba Resah, Konflik 2017 Terulang?