TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Mahasiswa UBL Bikin Inhalasi Hydrogen, Bantu Penderita COVID-19

Meringankan gejala paru-paru akibat COVID-19

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Fakultas Tehnik Universitas Bandar Lampung (UBL) Dandi Efendi beserta rekan-rekannya merancang Inhalasi Hydrogen. (IDN Times/Istimewa).

Bandar Lampung, IDN Times – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Fakultas Tehnik Universitas Bandar Lampung (UBL) Dandi Efendi beserta rekan-rekannya merancang Inhalasi Hydrogen. Rancangan menggunakan metode elektrolisis ini berfungsi meringankan gejala paru-paru akibat COVID-19.

Penelitian dilakukan para mahasiswa ini didampingi dosen pembimbing Riza Muhida dan Muhamad Riza. Berikut IDN Times rangkum cerita inspiratif mahasiswa ini.

Baca Juga: Ini Keseruan IDN Times Virtual Campus Roadshow Bersama UBL

1. Andalkan bahan dan alat mudah didapat

Ilustrasi Penelitian Ilmiah. IDN Times/Mardya Shakti

Dandi menjelaskan prosedur pembuatan Inhalasi Hydrogen mengandalkan alat dan bahan yang mudah didapatkan. Alat dan bahan yang diperlukan adalah, generator hydrogen, air, tabung regulator humidifier, masker oksigen, serta DC power supply.

Sedangkan langkah-langkah pembuatannya juga cukup mudah. Pertama, menghubungkan selang dari tabung penampung air ke generator melalui connector in. Kedua, hubungkan selang dari generator ke tabung humidifier melalui connector out.

Ketiga, hubungkan humidifier dengan oksigen mask. “Langkah terakhir hubungkan generator yang telah di rangkai dengan DC power supply,” terang Dandi, Minggu (1/8/2021).

2. Cara kerja alat

Ilustrasi Penelitian Ilmiah. IDN Times/Mardya Shakti

Dandi mengemukakan, cara kerja alat Inhalasi Hydrogen membuat air masuk ke generator HHO. Lalu air mengalami proses elektrolisis dan menghasilkan gas HHO (66 persen hydrogen dan 33 persen oxygen).

“Kemudian gas masuk ke tabung humidifier. Setelah melalui tabung humidifier gas di alirkan ke oxygen mask,” paparnya.

Dandi menuturkan, Inhalasi Hydrogen buatan dirinya dan rekan-rekannya masih dalam tahap peninjauan ulang dari proses uji klinis dan kelayakan penggunaannya dari sisi medis. Sampai saat ini masih harus ditinjau ulang dari proses uji klinis dan kelayakan penggunaannya dari sisi medis.

“Kami sangat terbuka untuk melakukan kerja sama dengan dinas kesehatan. Hal ini penting karena kami memerlukan masukan dari pihak terkait untuk penyempurnaan produk ini dari sisi medis,” tuturnya.

3. Penelitian mulanya untuk program merdeka belajar

Konsep Merdeka Belajar (Youtube/Tanoto Foundation)

Dandi mengatakan, pembuatan Inhalasi Hydrogen merupakan pekerjaan penelitian lanjutan awalnya untuk mengekstrak hidrogen (H) dari air (H2O). Pada awalnya Dandi fokus ke hidrogen untuk sumber energi pengganti bahan bakar minyak (BBM).

Penelitian ini sudah dilakukan sejak tahun lalu dalam rangka mengikuti program merdeka belajar di Program Studi Teknik Mesin UBL. “Karena hasil penelitian semester lalu generator ini menghasilkan gas hidrogen dan oksigen,” jelasnya.

“Gas hidrogen dapat dijadikan bahan bakar, dan oksigennya bisa di tampung di tabung jika ingin dipergunakan kembali, dan ternyata gas dan air dari proses tersebut juga dapat di gunakan di bidang medis. Dari sinilah saya dan rekan-rekan bersama bimbingan dosen memutuskan untuk membuat Inhalasi Hydrogen tersebut,” papar Dandi.

Baca Juga: Fakta Menarik Universitas Bandar Lampung Kamu Perlu Tahu

Berita Terkini Lainnya