BPS: Penduduk Miskin di Lampung 1,05 Juta Orang
Lebih tinggi dibanding rata-rata nasional
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung per Maret 2020 sebanyak 1,05 juta orang atau 12,34 persen dari total penduduk. Jumlah itu naik sebesar 7,84 ribu orang dibandingkan September 2019 sebesar 1,04 juta orang atau 12,30 persen.
Jumlah penduduk miskin Lampung per Maret 2020 Itu bahkan lebih tinggi dibanding rata-rata nasional yang mencapai 10,8 persen. Data tersebut berdasarkan Berita Resmi Statistik dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung,Rabu (15/7/2020).
Kepala BPS Provinsi Lampung, Faizal Anwar mengatakan, pihaknya menggunakan data utama dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2020 untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2020. Pemicu bertambahnya jumlah penduduk miskin di provinsi setempat karena perkembangan perekonomian Lampung triwulan I 2020 tidak terlalu baik.
Pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan I 2020 sebesar 1,73 persen. Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi dari kategori jasa lainnya sebesar 0,62 persen dan kategori kontruksi 0,40 persen.
Baca Juga: BI: Pertumbuhan Ekonomi Lampung Melambat, Peringkat 8 se-Sumatera
1. Ada peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan
BPS Provinsi Lampung menyatakan, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2020 tercatat sebesar 75,41 persen. Kondisi ini meningkat dibandingkan dengan kondisi September 2019 yaitu sebesar 75,08 persen.
Pada Maret 2020 contohnya, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskian baik di perkotaan maupun di perdesaan hampir sama yaitu beras. Beras memberi sumbangan sebesar 19,48 persen di perkotaan dan 25,99 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskian (15,14 persen di perkotaan dan 10,14 persen di pedesaan).
Komoditi lainnya adalah telur ayam ras (4,49 persen di perkotaan dan 4,04 persen di perdesaan), gula pasir (2,35 persen di perkotaan dan 2,86 persen di perdesaan), tempe (2,05 persen di perkotaan dan 2,33 persen di perdesaan), bawang merah (2,04 persen di perkotaan dan 2,40 di perdesaan), dan seterusnya. Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.
Dari sisi gini ratio pada Maret 2020 adalah sebesar 0,327. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan September 2019 sebesar 0,331. Hal ini menunjukkan, tingkat ketimpangan di Provinsi Lampung termasuk kategori ketimpangan rendah.
Baca Juga: Nilai Ekspor Manggis Saburai Lampung ke 30 Negara Rp650 Miliar