Mondelez Indonesia Gencarkan Cocoa Life di Kebun Kakao Lampung

- Program Cocoa Life membantu mendorong kolaborasi multi sektor demi sektor kakao yang berkelanjutan
- Cocoa Life berhasil memperoleh berbagai pencapaian sukses di Indonesia, termasuk memberdayakan 32.500 petani penerima manfaat di 310 desa
- Kolaborasi dan sinergi berbagai pihak, dari pemerintah hingga industri, merupakan langkah tepat untuk memaksimalkan potensi sektor kakao Indonesia
Pringsewu, IDN Times - Indonesia juga menjadi salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia. Bahkan, perkebunan kakao merupakan salah satu komoditas utama Provinsi Lampung.
Daerah penghasil komoditas tersebut di antaranya Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Pesawaran. Meskipun begitu, berbagai tantangan kerap mengancam kebun kakao seperti perubahan iklim, serangan hama dan penyakit, usia pohon tua, hingga ketersediaan bibit unggul yang masih dapat terus dimaksimalkan guna memberikan dampak positif bagi produktivitas kakao.
Merujuk hal tersebut, Mondelez Indonesia melalui program Cocoa Life membantu mendorong kolaborasi multi sektor, demi mewujudkan sektor kakao yang berkelanjutan. Jurnalis IDN Times diundang Mondelez Indonesia berkunjung ke kebun kakao di Pringsewu dan Pesawaran, Kamis (11/9/2025). Berikut ulasannya.
1. Menjadikan sumber kakao lebih berkelanjutan

Director Sustainability Southeast Asia Mondelēz International, Andi Sitti Asmayanti menjelaskan, Cocoa Life merupakan program kakao berkelanjutan global yang diinisiasi oleh Mondelēz International sejak 2012. Tujuannya, menjadikan sumber kakao lebih berkelanjutan di negara-negara penghasil kakao utama.
Misi Cocoa Life yakni membantu mempercepat kemajuan komoditas kakao dengan meningkatkan kesejahteraan komunitas petani serta melindungi dan memulihkan lingkungan, khususnya hutan tempat kakao tumbuh. Dalam menciptakan sektor kakao yang berkelanjutan, kolaborasi dan kemitraan menjadi kunci utama untuk mewujudkannya.
“Seluruh proses budidaya kakao hingga menghasilkan biji berkualitas, mulai dari penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen, membutuhkan banyak tangan. Oleh karena itu, Cocoa Life senantiasa hadir dengan mengedepankan sinergi dan kemitraan yang kuat dari seluruh lanskap kebun kakao untuk membantu dalam memajukan bisnis kakao, membantu meningkatkan pendapatan komunitas kakao, dan melindungi lanskap alam perkebunan kakao tumbuh,” kata Andi.
2. Melestarikan dan memulihkan hutan sebagai habitat kakao

Sebagai bagian dari program keberlanjutan Mondelez International, Cocoa Life bersama para mitra terus berupaya untuk menjadikan pertanian kakao sebagai bisnis yang berkelanjutan, menciptakan masyarakat yang berdaya, serta melestarikan dan memulihkan hutan sebagai habitat kakao. Hingga akhir 2024, program Cocoa life di Indonesia telah berhasil memperoleh berbagai pencapaian sukses.
Mulai dari memberdayakan 32.500 petani penerima manfaat di 310 desa, menghadirkan 120 rumah pembibitan (nursery kakao) dengan mendistribusikan lebih dari 7 juta bibit kakao berkualitas tinggi dan lebih dari 635 ribu bibit non kakao (multi purpose tree) sebagai pohon penaung kakao yang bisa menambah nilai ekonomis bagi petani.
Selain itu, program Cocoa Life juga telah berhasil melakukan pemetaan dan pemantauan di lebih dari 31.500 perkebunan kakao di area program Cocoa life meliputi Provinsi Lampung, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
“Cocoa Life percaya bahwa sektor kakao yang berkelanjutan bukan hanya soal peningkatan produksi, tetapi juga pemberdayaan dan membantu peningkatan kualitas komunitas sekitarnya, baik dari sisi perekonomian petani, pelestarian lingkungan, maupun membantu meningkatkan pendapatan komunitas kakao. Oleh karena itu, Cocoa Life sebagai program kakao berkelanjutan dari Mondelēz International berharap dapat berkontribusi langsung dalam mendorong perubahan positif sektor kakao Indonesia,” papar Andi.
3. Kemenperin inisiasi pembentukan Badan Pengelola Kakao

Merrijantij Punguan Pintaria selaku Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar, Kementerian Perindustrian mendukung langkah inisiatif yang dilakukan oleh Mondelez Indonesia melalui program Cocoa Life. Menurutnya, dukungan dari Mondelez international melalui program Cocoa Life ini tentunya bisa mengoptimalkan peluang yang dimiliki oleh Indonesia dalam memajukan sektor kakao, yang juga merupakan salah satu subsektor industri makanan dan minuman (mamin) di Indonesia.
Dari sisi pemerintah, Kemenperin juga menginisiasi pembentukan Badan Pengelola Kakao yang diakomodir pemerintah dengan menambahkan lingkup komoditas di Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit, sehingga nomenklaturnya berubah menjadi BPDP dengan menambah lingkup komoditas Kakao, Kelapa Sawit dan Kelapa.
"Kemenperin juga mengusulkan agar sebagian dari dana bea keluar yang dihasilkan dari ekspor biji kakao, dapat dimanfaatkan kembali untuk pengembangan hulu-hilir kakao,” kata Merrijantij.
4. Kolaborasi berbagai pihak memaksimalkan potensi kakao Indonesia

Menyambut upaya kolaborasi dan sinergi berbagai pihak demi mewujudkan sektor kakao yang berkelanjutan, Darto Wahab, Analis Kebijakan Ahli Madya, Bidang Peningkatan Daya Saing Produk Perkebunan dan Hortikultura, Kementerian Koordinator Bidang Pangan menjelaskan, kolaborasi dan sinergi berbagai pihak mulai dari, pemerintah, petani, hingga industri merupakan langkah yang tepat untuk memaksimalkan potensi dari sektor kakao Indonesia.
“Dengan strategi yang tepat dan sinergi yang kuat antar pemangku kepentingan, dapat mendorong kembalinya kejayaan kakao Indonesia sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri kakao global,” ujar Darto.
5. Akar kakao bagus membantu kesuburan tanah

Menyoroti sisi pentingnya peran perkebunan kakao rakyat bagi sektor kakao nasional, Zainudin dari Keasdepan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, mengatakan, mendukung dan mengapresiasi Mondelez Indonesia atas pengembangan kakao yang bekerjasama pekebunan kakao rakyat. Itu menjadi penting karena kakao merupakan tanaman yang tidak hanya memiliki nilai ekonomi namun juga bermanfaat bagi lingkungan.
Ia menambahkan, tanaman kakao memiliki keunggulan dimana akarnya bagus untuk membantu kesuburan tanah, serta dapat tumbuh di bawah naungan pohon lain. Selain itu, kakao juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat melalui kemitraan, baik dengan korporasi maupun kelompok usaha masyarakat.
"Itu sebagaimana yang dilakukan oleh Mondelez Indonesia melalui program Cocoa Life dalam mendorong terwujudnya sektor kakao yang berkelanjutan melalui penguatan kemitraan baik dari petani maupun komunitas sekitarnya,” jelas Zainudin.
Elis Martatiasih, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, menjelaskan, pemkab dan Pemerintah Provinsi Lampung akan terus mendukung kegiatan pengembangan kakao. Melalui sinergitas program Cocoa Life yang telah dilaksanakan di Provinsi Lampung, khususnya Kabupaten Pringsewu, sangat sejalan dengan visi dari pemerintah daerahmewujudkan sektor kakao yang berkelanjutan.