Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Perilaku Pengendara Bikin Umur Kendaraan Cepat Pendek

ilustrasi seseorang membawa mobil (pexels.com/Hassan OUAJBIR)
ilustrasi seseorang membawa mobil (pexels.com/Hassan OUAJBIR)
Intinya sih...
  • Jarang panaskan mesin sebelum dipakai
  • Sering ngebut dan rem mendadak
  • Mengabaikan peringatan lampu indikator
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kendaraan, entah itu motor atau mobil, bukan sekadar alat transportasi. Banyak orang mengandalkan kendaraan untuk keperluan sehari-hari, dari antar anak sekolah, berangkat kerja, hingga pergi ke luar kota.

Karena itu, perawatan kendaraan harus jadi prioritas, bukan sekadar opsional. Sayangnya, masih banyak pengendara yang tanpa sadar punya kebiasaan buruk yang justru memperpendek umur kendaraannya sendiri.

Beberapa orang mengira kendaraan bisa terus dipakai asal masih bisa jalan. Padahal, kerusakan gak selalu langsung terasa di awal.

Efek dari perilaku sembrono sering kali baru muncul dalam jangka menengah hingga panjang. Nah, biar kendaraan kamu awet dan tetap prima, simak enam perilaku pengendara yang ternyata bikin umur kendaraan cepat pendek.

1. Jarang panaskan mesin sebelum dipakai

ilustrasi mobil (pexels.com/𝓢𝓱𝓪𝓷𝓮 𝓦𝓮𝓼𝓽 ™)
ilustrasi mobil (pexels.com/𝓢𝓱𝓪𝓷𝓮 𝓦𝓮𝓼𝓽 ™)

Banyak orang terburu-buru saat hendak berangkat, lalu langsung menyalakan dan menggeber kendaraan tanpa memberi waktu mesin untuk 'bangun'. Padahal, memanaskan mesin penting untuk memastikan oli sudah bersirkulasi sempurna ke seluruh bagian mesin. Jika langsung dipakai tanpa pemanasan, pelumas belum sempat menjangkau semua celah, dan gesekan antarkomponen pun terjadi lebih keras.

Meski teknologi sekarang membuat pemanasan gak perlu terlalu lama, tetap saja perlu waktu sekitar 1–3 menit agar mesin berada pada suhu kerja optimal. Membiarkan mesin panas secara perlahan, kamu memberi kesempatan pada kendaraan untuk bekerja lebih efisien sejak awal. Kebiasaan ini juga bisa mencegah keausan dini pada komponen seperti piston, ring, dan klep.

2. Sering ngebut dan rem mendadak

ilustrasi seseorang mengendarai motor (pexels.com/Márton Novák)
ilustrasi seseorang mengendarai motor (pexels.com/Márton Novák)

Banyak pengendara yang hobi ngebut di jalan lurus atau langsung menginjak gas saat lampu hijau menyala. Belum lagi kebiasaan mengerem mendadak tanpa perhitungan yang cukup.

Gaya berkendara agresif seperti ini memberikan beban besar pada mesin, transmisi, suspensi, dan sistem pengereman. Efeknya, keausan lebih cepat terjadi karena beban kerja yang gak merata.

Selain itu, rem yang sering mendadak bisa membuat kampas rem cepat habis dan cakram jadi cepat panas. Belum lagi konsumsi bahan bakar yang otomatis jadi lebih boros.

Mesin yang sering dipaksa kerja keras dalam waktu singkat tanpa persiapan akan kehilangan efisiensi lebih cepat. Jadi, berkendaralah dengan tenang dan bertahap, bukan hanya demi keselamatan tapi juga demi umur panjang kendaraanmu.

3. Mengabaikan peringatan lampu indikator

ilustrasi seseorang mengendarai mobil (pexels.com/Robert Nagy)
ilustrasi seseorang mengendarai mobil (pexels.com/Robert Nagy)

Lampu indikator di dashboard bukan hiasan. Fungsi utamanya adalah memberitahu kondisi kendaraan secara real-time. Kalau ada lampu yang menyala, entah itu check engine, oli, suhu mesin, atau rem, artinya ada sistem yang butuh perhatian.

Sayangnya, banyak pengendara yang memilih mengabaikannya karena merasa mobil atau motor masih bisa jalan. Padahal, membiarkan indikator menyala tanpa dicek bisa berujung pada kerusakan fatal.

Contohnya, jika lampu indikator oli menyala dan tetap diabaikan, maka dalam waktu singkat mesin bisa aus bahkan jebol. Sistem elektronik pada kendaraan modern juga semakin kompleks, jadi satu peringatan bisa merujuk pada berbagai kemungkinan. Lebih baik langsung dicek atau bawa ke bengkel sebelum kerusakan makin parah.

4. Membiarkan bahan bakar sering berada di level sangat rendah

ilustrasi seseorang mengendarai motor (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi seseorang mengendarai motor (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada anggapan selama indikator bensin belum benar-benar habis, maka masih aman dikendarai. Ini keliru. Mengendarai kendaraan dengan bahan bakar yang sangat minim dalam jangka waktu lama bisa membuat sistem bahan bakar cepat rusak.

Tangki bahan bakar menyimpan endapan atau kotoran kecil yang akan ikut tersedot saat bensin hampir habis. Endapan ini bisa menyumbat filter bahan bakar atau bahkan merusak injektor dan pompa bensin.

Selain itu, pada mobil atau motor injeksi, pompa bensin membutuhkan pendinginan dari bahan bakar itu sendiri. Saat bahan bakar terlalu sedikit, pompa bisa overheat dan lama-lama rusak. Maka dari itu, biasakan mengisi bahan bakar sebelum indikator masuk ke zona merah.

5. Mengangkut beban berlebih secara terus-menerus

ilustrasi seseorang mudik (commons.wikimedia.org/Mochrachmat)
ilustrasi seseorang mudik (commons.wikimedia.org/Mochrachmat)

Motor dan mobil punya kapasitas maksimal angkut yang sudah ditentukan pabrik. Mengangkut beban berlebihan, baik dari jumlah penumpang maupun barang, akan membuat mesin bekerja jauh lebih keras dari semestinya. Akibatnya, konsumsi bahan bakar meningkat, rem jadi kurang optimal, dan suspensi serta ban cepat aus.

Kebiasaan ini bisa memperpendek umur gardan, kopling, dan sistem transmisi. Bahkan dalam jangka panjang bisa membuat sasis kendaraan melengkung atau muncul retakan kecil yang sulit diperbaiki. Meski sesekali membawa beban berat mungkin gak langsung berdampak, jika dilakukan terus-menerus, kendaraan akan kelelahan dan rentan rusak lebih cepat dari usia normalnya.

6. Menunda servis rutin atau ganti oli

ilustrasi servis mobil (freepik.com/standret)
ilustrasi servis mobil (freepik.com/standret)

Servis berkala bukan sekadar formalitas. Setiap pabrikan merancang jadwal perawatan yang disesuaikan dengan kinerja optimal kendaraan. Sayangnya, masih banyak pengendara yang menunda-nunda servis karena merasa belum ada gejala kerusakan. Padahal, banyak komponen penting seperti oli mesin, oli gardan, filter udara, dan busi punya masa pakai terbatas.

Jika oli mesin gak diganti tepat waktu, viskositasnya akan turun dan gak lagi bisa melindungi mesin secara maksimal. Mesin akan bekerja lebih keras, lebih panas, dan komponen logam di dalamnya saling bergesekan tanpa perlindungan yang cukup.

Begitu pula jika filter kotor, aliran udara dan bahan bakar gak optimal, dan ini bisa mempengaruhi pembakaran serta tenaga mesin secara keseluruhan. Menunda servis sama dengan membiarkan masalah kecil tumbuh jadi kerusakan besar.

Umur kendaraan bukan hanya ditentukan oleh tahun produksi atau jarak tempuh, tapi juga oleh cara kamu memperlakukannya. Gaya berkendara, perhatian terhadap peringatan kecil, dan kedisiplinan merawat kendaraan sangat berpengaruh terhadap performa jangka panjang. Sayangnya, banyak dari kita yang baru sadar setelah kerusakan mulai muncul satu per satu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us