Mengenal Batik Lampung, Usung Motif Unik dan Sarat Makna
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Provinsi Lampung mulanya tidak memiliki tradisi membatik. Namun ada peninggalan disebut sebagai batik pertama dikenalkan masyarakat Lampung, yaitu kain Sebage.
Hal tersebut disampaikan Ketua Dekranasda Provinsi Lampung Riana Sari Arinal menjadi narasumber dalam webinar bertema "Pengembangan Batik di Luar Jawa", yang digelar oleh Yayasan Batik Indonesia berkolaborasi dengan Museum Tekstil Jakarta, Jumat (15/10/2021).
"Sebage merupakan kain yang berasal dari India dan sudah dikenakan oleh masyarakat Lampung sejak abad ke-15. Pada mulanya sebage dibuat dari bahan benang yang berasal dari serat daun nanas, kapas dan ulat sutera yang diberi motif-motif tertentu," terangnya.
1. Sebage ada dua jenis
Riana mengatakan, kain Sebage sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu Sebage Balak (besar) dan Sebage Lunik. Sebage Balak pada umumnya digunakan untuk upacara-upacara ritual dan adat dengan klasifikasi pemakainya hanya pada orang-orang tertentu saja.
Sedangkan Sebage Lunik dipergunakan secara umum oleh masyarakat untuk ritual dan adat dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat umum yang mampu memilikinya.
Batik Lampung mulai berkembang 1970 oleh budayawan Lampung dan khas dengan warna cerah melambangkan keceriaan dan keberanian.
Baca Juga: Keren, Siswi SMK Bikin Outer dari Kain Plastik Dipadu Tapis Lampung
2. Motif dipengaruhi kebudayaan India
Terkait motif batik Lampung, Riana menyampaikan, sangat dipengaruhi oleh kebudayaan India. Motif yang sangat terkenal adalah motif perahu dan pohon kehidupan.
“Motif batik lampung yang berkembang saat ini merupakan modifikasi atau kreasi dengan menambahkan kekayaan ragam motif batik Lampung seperti motif gamolan, kupu-kupu, siger dan gajah," ujarnya.
3. Kabupaten/kota di Lampung punya motif batik khas
Riana menyampaikan, masing-masing 15 kabupaten/kota di Provinsi Lampung juga memiliki ciri khasnya. Seperti Lampung Timur terkenal dengan batik ABEKHU (Anak Berkebutuhan Khusus) memiliki ciri khas motif badak dan lada.
"Batik Lampung Timur ini dibuat khusus oleh anak-anak berkebutuhan khusus bersekolah di SLB Lampung Timur, Oleh karena itu batik Lampung Timur dinamakan batik Abekhu,” paparnya.
Selain itu juga ada batik khas Pringsewu memiliki ciri khas motif bambu tidak beraturan. Itu melambangkan Pringsewu terdiri dari beberapa agama tapi tetap dalam satu kesatuan lintas agama dan menjunjung toleransi.
"Motif batik ini juga menggambarkan Kabupaten Pringsewu yang terkenal dengan komoditi kerajinan bambunya," ujar Riana.
4. Dirikan lamban batik bagi para perajin
Riana mengklaim, selama masa kepemimpinannya sebagai Ketua Dekranasda Lampung, kerap menyelenggarakan pameran-pameran tematik kerajinan khas Lampung. Misalnya, Festival Batik Lampung, seminar meningkatkan daya saing perajin dan Lampung Craft yang menjadi agenda tahunan kegiatan Dekranasda Lampung.
Selain itu, mendirikan Lamban Batik sebagai wadah sebagai wadah bagi para pembatik dalam memperkenalkan batik. Itu terinspirasi keberadaan Yayasan Batik Indonesia (YBI) melalui misi sosial budaya dan ekonomi melestarikan, melindungi, mengembangkan dan pewartaan batik nasional sebagai warisan budaya bangsa.
“Saya sebagai Ketua Dekranasda Lampung mempersembahkan Lamban Batik Lampung, sebagai tempat mengekspresikan seluruh hasil karya perajin batik Lampung. Itu juga sebagai tempat memasarkan karya Batik Lampung dan telah diresmikan pada tanggal 10 Maret 2021 lalu," papar Riana.
Di Lamban Batik imbuhnya, dilaksanakan pelatihan bagi para perajin dengan narasumber yang pakar dalam bidangnya. Itu dilaksanakan untuk perajin batik tersebar di 15 kabupaten/kota dan pelaksanaannya dilakukan secara bergilir dari masing-masing kabupaten. "Disinilah tempat mereka menjual, mengekspresikan karya-karya mereka dan berlatih,” kata Riana.
Baca Juga: YouTuber Mba Tina Bule Kagumi Tapis Lampung dan Siger