Sepupu Wafat Sakit Leukimia, Sutarti Buka Rumah Singgah Pasien Duafa

Pendiri KOMIL Lampung

Bandar Lampung, IDN Times - Berawal dari pedihnya kehilangan saudara sepupu akibat mengidap leukimia atau kangker darah, hingga kesulitan mendapatkan layanan fasilitas kesehatan mendorong Sutarti, ibu rumah tangga di Kota Bandar Lampung menjadi relawan para pasien duafa sejak 2003 silam.

Masih lekat dalam ingatannya, kala itu sang sepupu baru masuk tingkat pertama di salah satu perguruan tinggi Bandar Lampung harus banyak menghabiskan waktu di atas ranjang pesakitan. Pemuda itu bahkan sudah menjalani berbagai macam pengobatan, bahkan sempat di rawat di RS Kangker Dharmais, Jakarta. Walupun demikian, nyawanya tetap tak tertolong.

Merujuk kisah keluarga adik sang ibu tersebut, Sutarti bertekad memberikan bantuan mulai dari pendampingan hingga tempat tinggal sementara bagi para pasien prasejahtera hendak menjalani rawat jalan di kota berjuluk Tapis Berseri.

"Pikiran dan hati saya waktu itu berucap, ketika ada salah satu anggota keluarga sakit yang stres bukan hanya si pasien, tapi seluruh anggota keluarganya," ujar wanita usia 48 tahun tersebut saat ditemui IDN Times, Jumat (30/9/2022).

1. Gerakan sosial berujung pembentukan komunitas relawan 2015

Sepupu Wafat Sakit Leukimia, Sutarti Buka Rumah Singgah Pasien DuafaPendiri Rumah Singgah Pasien Diafa Komunitas Mutiara Independent Lampung (KOMIL), Sutarti. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Memulai gerakan sosial membantu para pasien kurang mampu seorang diri, hingga akhirnya dipertemukan sejumlah orang sama-sama memiliki tujuan serupa, Sutarti pun resmi membentuk perkumpulan relawan mengatasnamakan Komunitas Mutiara Independen Lampung (KOMIL) di 2015 silam.

Komunitas tersebut kini sudah memiliki rumah singgah beralamatkan di Jalan Turi Raya, Tanjung Seneng, Bandar Lampung. Namun jauh sebelum itu, siapa sangka ibu dua anak tersebut bahkan harus rela menyewa satu unit rumah, demi menampung para pasien dan keluarganya sedang rawat jalan di Bandar Lampung.

"Kadang-kadang saya sering ditanya, kenapa mau jadi relawan seperti ini. Ya mungkin sudah jalan dari sananya untuk saya, kalau sudah hati yang berbicara tidak bisa kita elak dan tolak," ucapnya.

KOMIL awalnya dibentuk sebagai yayasan sosial khusus pendampingan pasien kanker anak. Namun seiring berjalannya waktu kini perkumpulan itu turut membantu para pasien duafa tanpa terkecuali.

"Jadi kita akan dampingi semua urusan pengobatan dari pengurusan berkas, hingga tempat tinggal selama perawatan. Sebisa mungkin kita bantu dengan gratis," sambung dia.

2. Jalin kemitraan dengan sejumlah rumah sakit di Bandar Lampung

Sepupu Wafat Sakit Leukimia, Sutarti Buka Rumah Singgah Pasien DuafaRS Urip Sumoharjo, Bandar Lampung. (IDN Times/Istimewa)

Lebih lanjut KOMIL diakui Sutarti telah banyak mendampingi hingga membantu para pasien duafa datang dari berbagai penjuru kabupaten/kota di Lampung. Bahkan, ada satu dua orang pasien asal luar daerah. Sanking intensnya, yasasan tersebut kini telah menjalin kerja sama dengan beberapa rumah sakit di Kota Bandar Lampung, misalnya RS Urip Sumoharjo, RS Airan Raya, hingga RSUD Abdul Moeloek.

"Khususnya Rumah Sakit Urip, kita sudah bermitra. Kebetulan rumah singgah kita ini difasilitasi pemilik Rumah Sakit Urip, Ibu Jamiah. Jadi sebelumnya itu saya mengontrak rumah, tapi setelah pindah ke sini semuanya gratis," kata dia.

Meski pun baru bermitra dengan segelintir rumah sakit di Kota Bandar Lampung, Sutarti mengatakan KOMIL akan senantiasa mendampingi dan membantu para pasien hendak mengurus pengobatan di sejumlah rumah sakit lainnya.

"Kalau untuk urusan makan di rumah singgah bagaimana, itu kita pastikan ada makanan setiap harinya. Tapi ya tentu lauk pauknya tidak yang mewah-mewah, ala kadarnya yang jelas sehat dan bergizi," lanjut dia.

Baca Juga: Kisah Penarik Bentor Terimbas Harga BBM, Ongkos Naik, Pelanggan Kabur

3. Fasilitas layanan di Rumah Singgah KOMIL

Sepupu Wafat Sakit Leukimia, Sutarti Buka Rumah Singgah Pasien DuafaKondisi Rumah Singgah Pasien Diafa Komunitas Mutiara Independent Lampung (KOMIL). (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Terkait fasilitas di rumah singgah KOMIL, Sutarti menyampaikan, pihaknya menyediakan sebanyak 9 kamar tidur, kamar mandi, dapur umur, hingga ruang bacaan untuk para keluarga pasien disela-sela mangisi waktu kekosongan. Selain itu, pihaknya juga menyediakan satu unit mobil ambulans bisa dioperasikan antar jemput pasien dari rumah singgah ke rumah sakit ataupun sebaliknya.

Awal kedatangan setiap pasien, para relawan akan langsung mengecek kelengkapan berkas-berkas calon pasien. Kemudian setibanya di rumah singgah, akan langsung diurus untuk bisa mendapatkan pengobatan di rumah sakit hendak dituju.

"Kita juga bekerjasama dengan sejumlah perangkat desa, sebab harus diakui kebanyakan pasien duafa mereka yang berada di kabupaten-kabupaten. Jadi ketika ada warga mereka yang sakit, bisa langsung diantarkan ke sini untuk didampingi," terang wanita kelahiran 12 Agustus 1974.

4. Bentuk dukungan orang-orang terdekat

Sepupu Wafat Sakit Leukimia, Sutarti Buka Rumah Singgah Pasien Duafailustrasi keluarga (IDN Times/Arief Rahmat)

Perjalanan panjang menjadi relawan sosial diakui Sutarti tidak terlepas berkat dukungan orang-orang terdekat, terkhusus sang suami dan kedua anaknya. Bahkan di tengah kesibukan menempuh pendidikan bangku kuliah, anak sulungnya turut membantu sang ibu mengurus administrasi pasien hendak memanfaatkan jasa rumah singgah.

Tak mau kalah dengan si kakak, putra bungsu Sutarti sesekali ikut membantu mengantarkan para pasien ingin pergi ke rumah sakit menggunakan ambulans.

"Alhamdulilah mereka semua paham, saya bersyukur anak-anak ikut peduli dengan sesama. Ini saya akui menjadi motivasi dan kekuatan pribadi, untuk saya bisa terus membantu teman-teman yang membutuhkan," ucap perempuan menamatkan pendidikan akhir di SMAN 5 Bandar Lampung tersebut.

5. Akses pendampingan hingga pemanfaatan rumah singgah KOMIL

Sepupu Wafat Sakit Leukimia, Sutarti Buka Rumah Singgah Pasien DuafaKondisi Rumah Singgah Pasien Diafa Komunitas Mutiara Independent Lampung (KOMIL). (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Dibalik semua kesibukan itu, Sutarti berharap setiap langkahnya dalam menggeluti kegiatan sosial tersebut dapat memberi kesan positif ke setiap pasien maupun pihak keluarga. Sehingga ini bisa menjadi jalan pertolongan bagi dirinya dan keluarga di akhirat nanti.

"Untuk para pasien yang ingin kita dampingi bisa mengakses Facebook dan Instagram KOMIL, bisa juga menghubungi nomor saya langsung di 0812--7969-6240," tandas dia.

Baca Juga: Cerita Gen Z Lampung, Sudah Cinta Tapis Sejak Usia Dini

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya