Kisah Fotografer Tangan Kidal Lampung: Jangan Anggap Diri Kita Berbeda

Tangan kanan lumpuh akibat terjatuh main sepak bola

Bandar Lampung, IDN Times - Waktu sore menjelang malam, nampak dari kejauhan sesosok pria mengenakan kaus lengan pendek warna hitam berbalut celana jeans panjang berkelir biru. Dari depan, pandangan seketika tertuju pada selendang penyangga tangan biru dongker membungkus tangan kanannya tersebut.

Pria itu diketahui bernama Dhanar Aditya Nugraha, fotografer wedding kenamaan asal Kota Bandar Lampung, sekaligus owner Metamorphosis Studio beralamatkan di Jalan Nangka No. 9, Kelurahan Kota Sepang, Kecamatan Kedaton. Dalam menjalankan profesinya itu, Dhanar kini dikenal banyak orang sebagai fotografer tangan satu atau bertangan kidal.

Namun siapa menyangka, kehidupan abnormal kini dialami tak pernah terbayangkan Dhanar sebelumnya. Apalagi, pria berusia 33 tahun tersebut terlahir secara normal tanpa miliki kekurangan fisik satupun, layak anak-anak sehat pada kebanyakan.

"Pas kecil kehidupan saya normal-normal saja, termasuk soal tangan kanan saya seperti sekarang (lumpuh total). Sampai akhirnya, musibah datang waktu kelas 1 SMA. Saya terjatuh dan tangan keseleo ketika main bola sama teman-teman rumah," ujarnya, saat berbincang bersama IDN Times di Lapangan Saburai, Jumat (12/8/2022).

1. Terjatuh kala bermain bola hingga salah menjalani pengobatan salah

Kisah Fotografer Tangan Kidal Lampung: Jangan Anggap Diri Kita BerbedaDhanar Aditya Nugraha, sesosok fotografer wedding kenamaan asal Kota Bandar Lampung, sekaligus owner Metamorphosis Studio. (IDN Times/Istimewa)

Bermula dari cedera terkilir atau keseleo tersebut, orang terdekat di lingkungan sekitar rumah menganjurkan Dhanar dan keluarga untuk menjalani pengobatan tradisional di suatu tempat sangkal putung, atau semacam teknik pengobatan tulang dipercaya mampu menyembuhkan secara instan di Kota Bandar Lampung.

Alih-alih mendapatkan kesembuhan, justru kondisi tangan kanannya kian memprihatikan. Awal sebatas rasa sakit, kala itu tangan kanannya justru mengeluarkan bintik-bintik air dan nampak dari luar membengkak semacam darah membeku.

"Akhirnya dibawa ke tempat itu lagi, berharap dapat lebih baik tapi malah sama dia dibawa ke apotik. Akhirnya, keluarga bawa saya ke rumah sakit tapi tetap gak ada perubahan," kenang Dhanar.

Sepulang dari rumah sakit, keinginan sembuh tak kunjung datang. Akhirnya, kembali membawa Dhanar menerima pengobatan tradisional lainnya di Kabupaten Pesawaran. "Ini justru tangan saya dibolongi pakai jempol, alasan untuk mengeluarkan darah bekunya. Waktu itu sakit banget," sambung.

Penanganan itu diakui justru semakin memperparah kondisi tangan kanan Dhanar, hingga keluarga kembali merujuk ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis. Pascamelewati masa pengobatan panjang tangan kanannya divonis lumpuh. Bahkan dokter sempat meminta untuk diamputasi, agar infeksi tersebut tidak menjalar ke anggota tubuh lainnya.

"Saya gak mau diamputasi, saya percaya tangan lumpuh ini bisa sembuh perlahan dan masih punya manfaat lain untuk hidup saya. Alhamdulillah, setelah melewati pengobatan panjang pelan-pelan kondisi tangan semakin membaik," katanya.

2. Sempat berhenti sekolah 1 tahun

Kisah Fotografer Tangan Kidal Lampung: Jangan Anggap Diri Kita Berbedailustrasi orang kidal (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Masa-masa pengobatan memakan waktu lama tersebut sempat harus menghentikan aktivitas sekolahnya di bangku SMA selama satu tahun penuh. Alhasil, ia harus kembali mengulangi bangku kelas 1 SMA, usai kondisi tangan kanannya perlahan mulai membaik.

Tak berhentilah di situ, alumni SMAN 1 Bandar Lampung tahun ajaran 2007 tersebut kala itu harus memulai memaksakan dan membiasakan diri mengandalkan tangan kiri dalam urusan segala hal mulai dari menulis, makan minum, dan lain-lain.

"Pertama-tama dulu, saya sempat belajar nulis itu ditembok pakai batu menggunakan tangan kiri. Susah memang awal, tapi karena kemauan saya juga tidak ingin menyusahkan dan mengandalkan orang lain, alhamdulilah berjalannya waktu terbiasa sendiri apa-apa pakai tangan kiri," kata dia.

Keinginan kuat untuk terus melanjutkan hidup dengan merelakan tangan kanannya tersebut, diakui Dhanar tak lepas berkat motivasi diri atas dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat, terkhusus kedua orang tua.

"Cara ayah saya motivasi memang beda, di sempat bilang 'kalau kamu tidak bisa aktivitas pakai tangan kiri, kamu gak akan bisa jadi orang. Tidak bisa jadi apa-apa. Saya juga tidak mau tergantung dengan orang lain," imbuh dia.

Baca Juga: Nestapa Warga Pulau di Bandar Lampung, Banjir Rob Langganan Tiap Tahun

3. Masih banyak memandang sebelah mata

Kisah Fotografer Tangan Kidal Lampung: Jangan Anggap Diri Kita BerbedaDhanar bersama keluarga kecilny. (IDN Times/Istimewa)

Perjalanan hidup juga dikatakan Dhanar mengajar banyak hal, termasuk menerima kondisi dan situasi dalam segala keadaan. Ia sudah tak heran, masih banyak memandang dirinya sebelah mata, lantaran memiliki keterbatasan fisik dilihat secara kasat mata tanpa mengenal lebih dekat sosoknya pribadi.

Termasuk saat hendak meminang sang istri bernama Yuyun Oki Libriani, banyak orang beranggapan dirinya tidak layak memperistri Yuyun yang memiliki fisik baik. Namun seiring berjalan waktu, ia mampu membuktikan kepada orang-orang bisa membahagiakan istri dan kedua anaknya melalui profesi fotografer.

"Jangan terlalu cepat menilai, orang seperti saya justru harus disemangati, disupport, karena setiap orang kekurangan pasti punya kelebihan. Saya pribadi menganggap ini sebagai takdir dari penciptaan," katanya.

4. Dulang omzet Rp50-100 juta tiap akhir pekan

Kisah Fotografer Tangan Kidal Lampung: Jangan Anggap Diri Kita BerbedaHasil jepretan Metamorphosis Studio. (IDN Times/Istimewa)

Terkait awal mulai berkecimpung di dunia fotografi, Dhanar mengakui memulai ini semua dari bawah hingga kini dapat dikenal sebagai fotografer wedding terkenal di Kota Bandar Lampung. Berawal dari sekadar mengisi waktu luang dengan menulis cerpen dan puisi hingga dimuat di media cetak, perlahan mulai mengumpulkan uang untuk membeli kamera pertamanya.

"Saya mulai belajar foto otodidak. Pertama-tama hasil foto itu saya unggah ke Facebook dan dapat respons bagus dan orang mulai minta difoto. Alhamdulillah pelan-pelan mulai berkembang sampai seperti sekarang," kata pria telah berkecimpung sebagai fotografer selama 12 tahun tersebut.

Seiring perkembangan profesinya tersebut, kini Dhanar telah mendirikan studio pribadi bernama Metamorphosis Studio dan mampu sedikitnya mengumpulkan omzet Rp50-100 juta per Sabtu-Minggu. "Dua hari weeke

nd saya biasa pegangan rata-rata 6 projekan, paling banyak pernah 12 projek foto wedding," lanjut dia.

5. Ajak penyandang keterbatasan fisik lebih memaknai hidup

Kisah Fotografer Tangan Kidal Lampung: Jangan Anggap Diri Kita BerbedaDhanar Aditya Nugraha, sesosok fotografer wedding kenamaan asal Kota Bandar Lampung, sekaligus owner Metamorphosis Studio. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Dhanar turut berpesan, setiap orang di dunia layak menerima pengakuan hidup yang sama di mata orang lain, sekalipun insan tersebut memiliki keterbatasan fisik. Oleh karenanya, ia berharap agar penyandang nasib serupa dapat terus bersemangat menjalani hidup dan menyakini kekurangan merupakan sebuah kelebihan dari sang pencipta.

"Jangan putus asa, percaya masing-masing diri kita punya kelebihan sendiri. Jangan pernah anggap diri kita berbeda," tandas dia.

Baca Juga: Suara Hati Tangan Kidal Lampung, Menghadapi Tabu tapi Tetap Bersyukur

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya