Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kisah Kartini, Pahlawan Emansipasi Rela Dipoligami demi Kaum Perempuan

lukisan RA Kartini (museum.kemendikbud.go.id)
Intinya sih...
  • Kartini menolak poligami dan menerima perjodohan dengan laki-laki sudah beristri
  • Kartini memperjuangkan kesetaraan, kebebasan, dan keadilan bagi kaum perempuan
  • Emansipasi Kartini mengarah pada aspek keadilan dalam menempatkan sesuatu di tempat semestinya

Bandar Lampung, IDN Times - Sosok Raden Ajeng Kartini atau R.A. Kartini dikenal sebagai tokoh emansipasi memperjuangkan hak kaum perempuan di Indonesia. Sebagai sosok yang memperjuangkan kesetaraan dan menolak poligami, Kartini justru harus menerima perjodohan dengan laki-laki sudah beristri. 

Apa alasan Kartini menerima poligami tersebut dan bagaimana perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak dan kebebesan kaum perempuan tanpa batas. Berikut IDN Times rangkum selengkapnya. 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. Pada umur 6,5 tahun, Kartini ingin bersekolah. Padahal pada masa itu hanya anak laki-laki dan keturunan Belanda yang boleh sekolah

Ilustrasi poster Kartini (freepik.com/freepik)

2. Berkat kegigihan Kartini, ayahnya mengambulkan permintannya dan memasukan Kartini serta saudara-saudara perempuannya ke Europesche Lagere School (ELS)

ilustrasi anak-anak (pexels.com/RDNE Stock project)

3. Semangat menjadi perempuan maju sudah dipupuk Kartini sejak kecil. Ia berani mengkritik dan mendobrak kekakuan adat istiadat keluarganya menjadi lebih fleksible

kesetaraan gender / pineterest

4. Meski hidupnya sendiri berada dalam kekangan adat istiadat keluarga, hingga dipingit selama 4 tahun, Kartini tetap memikirkan masalah kemiskinan rakyat, pendidikan, pengajaran, kebudayaan dan lain-lain

ilustrasi seorang perempuan sedang menulis (pexels.com/Mart Production)

5. Tak hanya mengkritik, Kartini menganalisis serta mencari jalan keluar atas persoalan dihadapi masyarakat

pixabay.com/geralt

6. Bahkan, Kartini memutuskan tidak sekolah ke Belanda dan menerima perjodohannya dengan laki-laki sudah beristri demi mewujudkan kesetaraan bagi perempuan

Pixabay

7. Namun Kartini ajukan empat syarat, yakni pernikahan harus secara sederhana tanpa pesta adat, menolak sungkem dan mencuci kaki suami, tak mau pakai bahasa Jawa yang menunjukkan ketidaksetaraan dengan suami dan tidak ada selir setelah pernikahan

Sungkeman. (instagram.com/thebridestory)

8. Sebagai kompensasi pernikahannya, Kartini meminta fasilitas dari suaminya untuk merealisasikan ide-idenya

pixcels

9. Akhirnya pada 1904 Kartini membuka sekolah pendopo kadipaten rembang untuk anak-anak perempuan Bumiputera

Siswa sekolah dasar (Pinterest)

10. Melalui sekolah itu Kartini ingin mencerdaskan kaum perempuan. Karena menurutnya, kecerdasan rakyat untuk berpikir tidak akan maju apabila kaum perempuan mengalami ketertinggalan

Ilustrasi siswa belajar di sekolah

Emansipasi diperjuangan Raden Ajeng Kartini bukan sekadar penyetaraan hak dan kebebasan tanpa batas tetapi mengarah pada aspek keadilan, yakni menempatkan sesuatu di tempat semestinya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Silviana
Martin Tobing
Silviana
EditorSilviana
Follow Us