Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Kesalahan Sering Dilakukan saat Mencoba Lucid Dream

ilustrasi tidur (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi tidur (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Mencatat mimpi dan mengingatnya adalah fondasi penting dalam lucid dreaming
  • Kesabaran dan konsistensi dalam latihan lucid dreaming sangat diperlukan
  • Higienis tidur, reality check, serta kondisi mental yang tenang juga mempengaruhi kesuksesan lucid dreaming
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lucid dream atau mimpi dalam keadaan sadar adalah pengalaman menarik kamu bisa menyadari sedang bermimpi dan bahkan bisa mengontrol apa yang terjadi dalam mimpimu. Sensasi ini seperti menjadi sutradara dalam film yang dibintangi oleh kamu sendiri.

Contohnya, kamu bisa terbang, berteleportasi, atau melakukan hal-hal fantastis yang gak mungkin dilakukan di dunia nyata. Gak heran jika banyak orang berlomba-lomba ingin merasakan pengalaman lucid dream.

Namun, meskipun terdengar menggiurkan, lucid dream bukanlah kemampuan yang bisa dikuasai dalam semalam. Banyak orang yang sudah berbulan-bulan mencoba tapi masih kesulitan karena melakukan kesalahan dasar yang sebenarnya bisa dihindari.

Alih-alih berhasil mengontrol mimpi, yang terjadi malah frustrasi karena gak kunjung mendapatkan hasil. Nah, berikut ini lima kesalahan umum sering dilakukan pemula saat mencoba lucid dream. Yuk, simak!

1. Mengabaikan konsistensi mencatat mimpi setiap pagi

ilustrasi tidur (pexels.com/Marcus Aurelius)
ilustrasi tidur (pexels.com/Marcus Aurelius)

Salah satu fondasi penting dalam lucid dreaming adalah kebiasaan mencatat mimpi atau dream journaling. Banyak pemula melewatkan langkah ini atau melakukannya dengan setengah hati.

Mereka bangun dan langsung sibuk dengan aktivitas pagi tanpa menyempatkan diri untuk mengingat dan menulis mimpi yang baru saja dialami. Padahal langkah ini sangat krusial untuk meningkatkan kesadaran mimpi.

Dream journal bukan hanya sekadar buku catatan biasa, tapi juga alat untuk melatih otakmu mengingat mimpi dengan lebih detail. Ketika kamu rutin mencatat mimpi setiap pagi, otakmu akan terbiasa memperhatikan pola-pola tertentu yang sering muncul dalam mimpimu.

Pola ini nantinya bisa menjadi 'dream sign' atau tanda yang membuatmu sadar kamu sedang bermimpi. Tanpa konsistensi mencatat, kamu akan kesulitan menemukan pola ini dan peluang untuk mengalami lucid dream pun akan semakin kecil.

2. Terlalu berharap sukses dalam waktu singkat

ilustrasi tidur (unsplash.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)
ilustrasi tidur (unsplash.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Sama seperti keterampilan lainnya, lucid dreaming membutuhkan latihan dan kesabaran. Kesalahan klasik yang sering dilakukan adalah berharap bisa lucid dream hanya dalam beberapa hari latihan.

Ketika harapan tinggi ini gak terpenuhi, motivasi langsung menurun drastis dan akhirnya berhenti mencoba sama sekali. Padahal butuh waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk benar-benar menguasai teknik ini.

Ketidaksabaran juga sering membuat orang melompat dari satu metode ke metode lain tanpa memberikan waktu cukup untuk setiap teknik berhasil. Misalnya, baru mencoba teknik WILD (Wake Induced Lucid Dream) selama tiga hari, lalu pindah ke MILD (Mnemonic Induced Lucid Dream) karena gak langsung berhasil.

Padahal, setiap teknik perlu konsistensi dan penyesuaian dengan kondisi tubuh dan pikiran masing-masing orang. Alih-alih berpindah-pindah teknik, lebih baik fokus pada satu metode dan lakukan dengan konsisten setidaknya selama dua minggu.

3. Melakukan reality check asal-asalan dan kurang efektif

ilustrasi tidur (pexels.com/Anna Nekrashevich)
ilustrasi tidur (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Reality check atau pemeriksaan realitas adalah kebiasaan memeriksa apakah kamu sedang bermimpi atau tidak dengan melakukan tindakan sederhana, seperti melihat tangan, mencoba menembus dinding dengan jari, atau melihat jam dua kali berturut-turut.

Banyak pemula melakukan reality check secara mekanis tanpa benar-benar mempertanyakan realitas mereka, sehingga kebiasaan ini gak terbawa ke dalam mimpi. Cara melakukan reality check yang benar adalah dengan sungguh-sungguh mempertanyakan "Apakah aku sedang bermimpi sekarang?" sebelum melakukan tindakan fisiknya.

Kamu perlu merasakan keraguan nyata tentang realitas yang kamu alami, bukan sekadar gerakan refleks. Selain itu, banyak pemula hanya melakukan reality check beberapa kali sehari, padahal idealnya dilakukan 10-15 kali per hari di situasi yang bervariasi, terutama saat mengalami hal-hal yang sering muncul dalam mimpimu. Dengan begitu, kebiasaan ini akan lebih mudah terbawa ke dalam mimpi.

4. Tidur dengan pola berantakan dan kualitas buruk

ilustrasi tidur (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Lucid dream lebih sering terjadi selama fase REM (Rapid Eye Movement), yang biasanya lebih panjang di paruh kedua waktu tidurmu. Jika pola tidurmu berantakan, gak teratur, atau kurang, maka kualitas dan durasi fase REM-mu akan terganggu.

Akibatnya, kesempatan untuk mengalami lucid dream pun berkurang drastis, meskipun kamu sudah menguasai teknik-teknik dasar. Banyak pemula yang gak menyadari pentingnya higienis tidur dalam praktik lucid dreaming.

Mereka begadang, tidur dengan waktu yang berbeda-beda setiap hari, atau mengonsumsi alkohol dan kafein menjelang tidur. Padahal, tidur yang berkualitas merupakan prasyarat penting untuk lucid dreaming.

Idealnya, kamu perlu tidur 7-8 jam per malam dengan jadwal yang konsisten. Beberapa praktisi bahkan merekomendasikan teknik WBTB (Wake Back To Bed) di mana kamu bangun setelah 4-6 jam tidur, tetap terjaga selama 20-60 menit, lalu tidur lagi untuk meningkatkan kesadaran di fase REM berikutnya.

5. Terlalu fokus pada teknik dan mengabaikan kondisi mental

ilustrasi tidur (unsplash.com/Vladislav Muslakov)
ilustrasi tidur (unsplash.com/Vladislav Muslakov)

Banyak pemula terlalu terobsesi dengan teknik-teknik lucid dreaming seperti WILD, MILD, atau FILD, tapi mengabaikan kondisi mental mereka selama seharian. Padahal, aktivitas dan pikiran selama kamu terjaga akan sangat memengaruhi konten dan kualitas mimpimu.

Jika sepanjang hari kamu stres, cemas, atau terlalu fokus pada hal-hal negatif, hal ini bisa membuat mimpimu jadi kacau dan sulit untuk mencapai keadaan lucid. Mindfulness atau kesadaran penuh terhadap momen saat ini selama kamu terjaga sebenarnya adalah latihan yang sangat membantu untuk lucid dreaming.

Dengan melatih diri untuk lebih sadar akan lingkungan dan sensasi saat ini, kamu juga melatih kemampuan untuk lebih sadar dalam mimpimu. Selain itu, relaksasi dan meditasi sebelum tidur juga sangat membantu untuk menciptakan kondisi mental yang tepat.

Coba luangkan 10-15 menit sebelum tidur untuk menenangkan pikiran dan fokus pada pernapasan. Dengan kondisi mental yang tenang dan fokus, kemungkinan berhasil lucid dream akan jauh lebih tinggi.

Menghindari lima kesalahan di atas, peluangmu untuk mengalami petualangan seru dalam mimpi akan semakin besar. Ingat, kuncinya adalah konsistensi, kesabaran, dan kondisi mental yang tepat. Jadi, jangan menyerah jika belum berhasil dalam beberapa percobaan awal. Teruslah berlatih, catat mimpimu dengan tekun, dan percayalah suatu saat kamu akan bisa menjelajahi dunia mimpimu dengan penuh kesadaran dan kebebasan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us