Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cerita Perajin Oven Tradisional, Pesanan Meningkat Saat Ramadan

Hermansyah saat membuat oven kompor. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)
Hermansyah saat membuat oven kompor. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Bandar Lampung, IDN Times - Momen Ramadan menjadi berkah bagi Hermansyah. Ia adalah salah satu perajin oven kompor di Kecamatan Kedamaian, Kota Bandar Lampung.

Meski teknologi oven kini makin berkembang dengan munculnya oven listrik, nyatanya oven tradisional seperti buatan Hermansyah masih banyak juga peminatnya.

“Alhamdulillah naik kalau Ramadan mah. Yang biasanya sehari (laku) 50 ini bisa 75 setiap hari. Pasti ada aja permintaan kalau oven kompor,” kata Herman sapaan akrabnya ketika ditemui IDN Times, Selasa (11/4/2023).

1. Omzet Herman saat Ramadan mencapai dua kali lipat dari hari biasa

Pembuatan oven kompor di Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida
Pembuatan oven kompor di Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida

Herman menjelaskan, setiap hari omzetnya rata-rata hanya sekitar Rp1 juta, maka pendapatan di bulan Ramadan bisa sampai dua kali lipatnya. Namun semua itu juga tergantung pada pemesanan dari konsumen.

“Kalau pembeli itu macam-macam ada yang dia pesen, ada yang datang sendiri ke sini, ada juga yang kita jajakin sendiri. Pembeli paling banyak ya masih dalam kota di Bandar Lampung, kalau paling jauh itu dari Unit 2 (Tulang Bawang),” ujarnya.

Ia juga mengatakan, rumah produksinya tersebut tak hanya membuat oven kompor saja tapi juga berbagai produk lain dari bahan sama seperti loyang, panggangan sate, dan cetakan kue.

2. Harga oven kompor bervariasi

Pembuatan oven kompor di Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)
Pembuatan oven kompor di Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Terkait harga, Herman mematok harga berbeda untuk setiap pembelian. Jika konsumen membeli dalam jumlah cukup banyak maka harganya akan lebih murah dibanding jika membeli bijian.

“Kita semua satu ukuran, 39x38 (cm). Dijual variasi tergantung dia ngambilnya berapa. Kalau lusinan, minimal 12 biji kita kasih harga 87 (ribu), kalau dia belinya bijian misalnya cuma 1 biji gitu harganya 100 ribu,” jelasnya.

Herman mengatakan, menggunakan bahan galvalum atau baja ringan untuk membuat oven kompornya. Bahan itu dipilihnya karena selain mudah dibentuk, galvalum juga tidak mudah karatan sehingga lebih awet.

3. Usaha pembuatan oven kompor ini sudah 36 tahun berdiri

Pembuatan oven kompor di Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)
Pembuatan oven kompor di Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Herman bercerita usaha ini sudah berdiri selama kurang lebih 36 tahun. Ayah Herman pertama kali membangun usaha produksi tersebut di keluarganya. Dulu usaha itu dimulai dari pembuatan kompor minyak tanah.

“Dulu bapak saya buat kompor minyak tanah. Tapi sekarang kan minyak tanah udah gak ada, jadi ganti ke oven kompor ini. Usaha ini sebenernya udah 36 tahun tapi kalau saya yang pegang baru 7 tahunan,” katanya.

Sehingga semua ilmu mulai dari mencari bahan produksi, pemasaran, hingga cara pembuatan oven kompor dan produk lainnya telah ia pelajari semua dari orang tuanya.

4. Semua pekerjanya adalah saudara Herman

Pembuatan oven kompor di Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)
Pembuatan oven kompor di Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Herman mengatakan, untuk pegawainya juga tidak merekrut orang jauh. Keenam pekerjanya semua adalah saudara seperti sepupu dan ipar. Dengan bantuan 6 orang tersebut, Herman biasa memproduksi 75 oven kompor setiap harinya.

“Kalau tahap pembuatannya ya begini aja. Cuma galvalum itu dipotong-potong, kan udah ada cetakannya. Terus ditekuk-tekuk aja, susun, terus dipukul-pukul aja kayak gini supaya rekat,” paparnya.

Ia mengatakan untuk oven kompor ini daya tahannya tergantung pemakaian saja. Bisa awet hingga bertahun-tahun jika tidak dibanting atau sengaja dirusak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rohmah Mustaurida
Martin Tobing
Rohmah Mustaurida
EditorRohmah Mustaurida
Follow Us

Latest Life Lampung

See More

Mesin Pengering Kelapa Itera, Hasilkan Kopra Putih Kualitas Tinggi

15 Des 2025, 08:03 WIBLife