Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Rekomendasi Novel Tentang Cinta Anti Mainstream

ilustrasi membaca buku (freepik.com/jcomp)
Intinya sih...
  • "Wuthering Heights" mengisahkan cinta penuh gairah dan konflik antara Heathcliff dan Catherine, menunjukkan sisi gelap hubungan percintaan.
  • "Layla Majnun" menceritakan cinta abadi yang terhalang norma sosial, menekankan kesetiaan dan pengorbanan tanpa batas.
  • "Poor Folk" eksplorasi tema cinta dalam konteks kemiskinan, menunjukkan kekuatan dan penghiburan di tengah kesulitan hidup.

Bandar Lampung, IDN Times - Hubungan cinta sering kali menjadi salah satu aspek kehidupan paling kompleks dan penuh tantangan. Dinamika melibatkan emosi, harapan, dan konflik membuat perjalanan cinta tak pernah sederhana.

Banyak pasangan harus menghadapi berbagai permasalahan, mulai dari perbedaan karakter, jarak, hingga nilai-nilai hidup saling bertolak belakang. Namun, dibalik semua itu, cinta juga mampu mengajarkan arti pengorbanan, keikhlasan dan penerimaan.

Di dunia sastra, kisah cinta sering kali diangkat sebagai tema utama menyentuh hati dan memberikan pelajaran berharga. Melalui cerita beragam, pembaca bisa belajar memahami sudut pandang lain dalam hubungan percintaan.

Beberapa kisah bahkan mampu membawa pembaca melihat cinta dari sudut pandang tak biasa hingga melampaui sekadar romansa manis, menuju pada eksplorasi emosi dan konflik lebih mendalam. Jika kamu sedang mencari inspirasi atau sekadar ingin menikmati cerita cinta berbeda dari biasanya, ada sejumlah novel bertemakan cinta anti-mainstream untuk dijadikan pilihan.

Berikut IDN Times akan merekomendasi lima novel tidak hanya menghadirkan kisah cinta nan unik, tetapi juga dapat mengubah cara pandangmu mengatasi permasalahan dalam hubungan.

1. Melihat konsekuensi hubungan percintaan dari Wuthering Heights

Novel Wuthering Heights Karya Emily Bronte (Instagram/dear_whitelily)

"Wuthering Heights" adalah satu-satunya novel karya Emily Brontë dan pertama kali diterbitkan di London pada1847 oleh penerbit Thomas Cautley Newby. Pada edisi pertama ini, Emily menggunakan nama pena "Ellis Bell" untuk menyembunyikan identitas aslinya.

Novel ini mengisahkan hubungan penuh gairah namun rumit antara Heathcliff, seorang anak yatim piatu diadopsi oleh keluarga Earnshaw dan Catherine Earnshaw. Kisah cinta mereka diwarnai oleh obsesi, balas dendam dan konflik menghancurkan, tidak hanya mempengaruhi kehidupan mereka tetapi juga generasi berikutnya.

Alur cerita kompleks ini mengeksplorasi tema-tema seperti cinta destruktif, ketidaksetaraan kelas, dan sifat manusia gelap. Daya tarik utama "Wuthering Heights" terletak pada penggambaran cinta tidak konvensional dan intens antara Heathcliff dan Catherine.

Hubungan mereka menunjukkan bagaimana cinta obsesif dan tidak sehat dapat menyebabkan kehancuran bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar. Novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan sisi gelap dari hubungan percintaan dan dampak emosional ditimbulkannya, memberikan perspektif mendalam tentang kompleksitas hubungan cinta dan konsekuensinya.

2. Memahami makna cinta sejati secara lebih luas dalam Layla Majnun

Kisah Layla Majnun Karya Nizami Ganjavi (Instagram/penerbitkakatua)

"Layla Majnun" adalah kisah cinta legendaris ditulis oleh Nizami Ganjavi, seorang penyair Persia asal Azerbaijan, pada 1192. Karya ini merupakan bagian dari kumpulan puisi epik Nizami dikenal sebagai "Khamsa" atau "Panj Ganj" atau "Lima Harta Karun".

Kisah ini menceritakan seorang pemuda bernama Qais jatuh cinta pada Layla. Namun, ayah Layla tidak menyetujui hubungan mereka dan menikahkan Layla dengan pria lain.

Akibatnya, Qais menjadi gila karena cintanya tak tersampaikan, sehingga ia dijuluki "Majnun" berarti 'gila'. Ia kemudian mengasingkan diri ke padang pasir, hidup bersama hewan liar, dan terus meratapi cintanya kepada Layla.

Meskipun mereka sempat bertemu secara diam-diam, cinta mereka tetap tak terwujud hingga akhir hayat. Kemudian keduanya meninggal dalam kesedihan dan dikuburkan berdampingan.

Pesan utama dari novel ini terletak pada penggambaran cinta nan murni dan abadi, meskipun terhalang oleh norma sosial dan restu keluarga. Daya tarik kisah ini dalam konteks hubungan percintaan adalah penekanan pada kesetiaan dan pengorbanan tanpa batas, serta bagaimana cinta sejati dapat bertahan meskipun menghadapi rintangan tak teratasi.

Kisah "Layla dan Majnun" mengajarkan cinta sejati tidak selalu berakhir dengan kebersamaan fisik, tetapi dapat hidup abadi dalam jiwa dan kenangan. Kisah ini telah menginspirasi banyak karya sastra dan seni di berbagai budaya, menunjukkan universalitas tema cinta nan tragis dan penuh pengorbanan.

Di Indonesia, novel ini diterjemahkan dan diterbitkan oleh berbagai penerbit, salah satunya Navila pada tahun 2010. "Layla Majnun" tetap menjadi simbol cinta abadi dan pengorbanan, menginspirasi banyak generasi untuk memahami makna cinta sejati melampaui batasan-batasan manusia.

3. Memaknai cinta dalam kemiskinan dan realitas lewat poor folk

Novel Poor Folk Karya Fyodor Dostoyevsky (Instagram/tantobuku)

"Poor Folk" adalah novel pertama karya Fyodor Dostoyevsky, diperkirakan ditulis antara tahun 1844 dan 1845. Novel ini pertama kali diterbitkan 1846 dalam almanak "St. Petersburg Collection".

Novel ini disajikan dalam bentuk epistolari, yaitu melalui pertukaran surat antara dua karakter utama, Makar Devushkin dan Varvara Dobroselova, merupakan sepupu kedua. Makar adalah seorang pegawai rendahan hidup dalam kemiskinan di St. Petersburg, sementara Varvara adalah seorang wanita muda juga menghadapi kesulitan serupa.

Melalui surat-surat mereka, pembaca diajak menyelami kehidupan sehari-hari mereka, perjuangan melawan kemiskinan dan hubungan emosional berkembang di antara keduanya. Meskipun saling peduli dan mendukung satu sama lain, hubungan mereka diwarnai oleh kesulitan ekonomi dan tekanan sosial, pada akhirnya mempengaruhi keputusan dan nasib mereka.

Salah satu daya tarik utama "Poor Folk" adalah eksplorasinya terhadap tema cinta dalam konteks kemiskinan dan penderitaan. Dostoyevsky menggambarkan bagaimana cinta dapat menjadi sumber kekuatan dan penghiburan di tengah kesulitan hidup. Hubungan antara Makar dan Varvara menunjukkan cinta tidak selalu tentang romansa ideal, tetapi juga tentang pengorbanan, empati, dan dukungan timbal balik.

Melalui interaksi mereka, novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana kondisi sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi hubungan pribadi, serta bagaimana perasaan kasih sayang dapat bertahan meskipun dihadapkan pada tantangan berat.

Dengan demikian, "Poor Folk" tidak hanya menawarkan kisah cinta menyentuh, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang realitas sosial pada masanya, menjadikannya karya relevan untuk memahami kompleksitas hubungan manusia dalam berbagai konteks realitas sosial saat ini.

4. Memahami lebih jauh hubungan manusia dan masalahnya dalam Dandelion

Novel Dandelions Karya Yasunari Kawabata (Instagram/thebookishfiiasco)

"Dandelions" adalah novel karya Yasunari Kawabata dan mulai ditulis pada 1964 dan diterbitkan secara lengkap setelah kematiannya 1972. Kawabata memulai serialisasi novel ini di majalah sastra Shincho, namun setelah menerima Penghargaan Nobel Sastra pada Oktober 1968, ia menghentikan semua aktivitas penerbitannya.

Novel ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Michael Emmerich dan diterbitkan oleh New Directions Publishing pada 2017. "Dandelions" berfokus pada karakter Ineko, seorang wanita muda menderita kondisi aneh di mana ia menjadi buta terhadap objek tertentu, termasuk kekasihnya, Kuno, selama momen intim.

Cerita dimulai dengan Kuno dan ibu Ineko baru saja meninggalkan klinik jiwa tempat Ineko dirawat. Mereka berjalan bersama sambil mendiskusikan kondisi Ineko, mencoba memahami asal-usul dan implikasinya. Melalui percakapan mereka, terungkap lapisan-lapisan kompleks dari hubungan antara ketiganya, serta refleksi mendalam tentang cinta, kehilangan, dan persepsi manusia.

Novel ini mengeksplorasi tema cinta dan kegilaan, serta komunikasi terputus dalam hubungan manusia. Kondisi Ineko menjadi metafor untuk ketidakmampuan individu dalam melihat atau memahami sepenuhnya orang mereka cintai. Melalui dialog antara Kuno dan ibu Ineko, Kawabata menggambarkan kompleksitas emosi dan tantangan dalam hubungan percintaan, terutama ketika dihadapkan pada kondisi mental tidak biasa.

"Dandelions" mengajak pembaca merenungkan batasan persepsi dan bagaimana cinta dapat bertahan atau berubah ketika dihadapkan pada rintangan tak terlihat. Meskipun novel ini tidak selesai sebelum kematian Kawabata, "Dandelions" tetap menjadi karya mendalam dan reflektif, menawarkan wawasan unik tentang hubungan manusia dan tantangan dihadapinya.

5. Menyembuhkan luka masa lalu dengan novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

Novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu Karya Puthut Ea (Instagram/bukumojok)

"Cinta Tak Pernah Tepat Waktu" adalah novel karya Puthut EA pertama kali diterbitkan 2005 oleh Penerbit Oracle. Novel ini mengisahkan perjalanan hidup dan cinta seorang tokoh disebut sebagai "aku".

Melalui sudut pandang orang pertama, pembaca diajak menyelami pergolakan batin, pencarian cinta, dan upaya tokoh utama untuk menyembuhkan diri dari luka masa lalu. Alur cerita disajikan secara maju-mundur, menggambarkan kehidupan tokoh "aku" berusaha bangkit dari keterpurukan, diselingi dengan kilas balik kegagalan cintanya di masa lalu.

Salah satu daya tarik utama novel ini adalah penekanan pada kompleksitas hubungan percintaan dan bagaimana masa lalu dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Pesan novel ini adalah hidup acapkali bukanlah soal apa yang kamu inginkan, melainkan apa yang kamu miliki. Mengajak pembaca untuk berdamai dengan masa lalu dan tidak membiarkannya menjadi penghalang dalam menjalani kehidupan saat ini.

Melalui kisah ini, Puthut EA berhasil menggambarkan cinta sering kali memang hadir tidak pada waktu tepat, namun dari ketidaktepatan itulah seseorang dapat belajar dan tumbuh. Novel ini telah mengalami beberapa kali cetak ulang, menunjukkan apresiasi tinggi dari pembaca terhadap kisah disajikan.

Gaya penulisan khas, Puthut EA mampu menghadirkan cerita cinta realistis dan mendalam, memberikan sudut pandang baru dalam memahami dinamika hubungan percintaan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Silviana
Martin Tobing
Silviana
EditorSilviana
Follow Us