Mahasiswa IIB Darmajaya Observasi Ekowisata Mangrove Sumber Nadi

- Pengelolaan ekowisata dilakukan mandiri oleh masyarakat setempat, dengan prinsip keberlanjutan.
- Mahasiswa Prodi Pariwisata IIB Darmajaya belajar langsung bagaimana destinasi ekowisata dikelola di lapangan.
- Mahasiswa juga berdiskusi dengan pengelola dan masyarakat setempat untuk meningkatkan pemahaman tentang pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Lampung Selatan, IDN Times - Mahasiswa semester 5 Program Studi (Prodi) Pariwisata Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya melakukan kegiatan observasi lapangan ke kawasan Mangrove Ekowisata, Desa Sumber Nadi, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari mata kuliah Field Project Study Destinasi Pariwisata yang bertujuan memberikan pengalaman belajar langsung di lapangan.
Rombongan mahasiswa bersama dosen pendamping disambut hangat oleh Kepala Desa Sumber Nadi, I Ketut Sinda Atmita, perangkat desa, dan pengelola ekowisata.
1. Pengelolaan ekowisata dilakukan mandiri oleh masyarakat setempat

Ketut Sinda mengungkapkan rasa bangga atas kunjungan mahasiswa IIB Darmajaya. Menurutnya, pengelolaan ekowisata dilakukan secara mandiri oleh masyarakat setempat dengan prinsip keberlanjutan.
Hutan mangrove dijaga kelestariannya, sekaligus menjadi sarana edukasi dan wisata alam yang mendorong peningkatan ekonomi warga.
“Kami sangat senang menerima kunjungan dari mahasiswa Prodi Pariwisata IIB Darmajaya. Semoga kunjungan ini memberikan pengalaman nyata untuk melihat bagaimana masyarakat desa kami menjaga lingkungan sekaligus mengembangkan potensi wisata mangrove,” ujarnya.
2. Mahasiswa tak hanya belajar teori

Ketua Prodi Pariwisata IIB Darmajaya, Anggalia Wibasuri menjelaskan, kegiatan ini merupakan bentuk pembelajaran berbasis lapangan. Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga menyaksikan langsung bagaimana destinasi ekowisata dikelola.
“Kami ingin mahasiswa mampu menilai potensi dan tantangan pengembangan ekowisata berbasis masyarakat, serta memiliki kesadaran tinggi terhadap pelestarian lingkungan,” jelasnya.
3. Tingkatkan pemahaman mahasiswa tentang pembangunan pariwisata berkelanjutan

Selain observasi, mahasiswa juga berdiskusi dengan pengelola dan masyarakat setempat untuk menggali informasi seputar strategi pengelolaan, promosi, dan upaya menjaga lingkungan.
Anggalia berharap, kegiatan semacam ini terus dilakukan di berbagai destinasi wisata di Lampung untuk memperkuat pemahaman mahasiswa tentang pembangunan pariwisata berkelanjutan.