Itera Latih Ibu PKK Padang Rejo Olah Limbah Tahu jadi Abon dan Pupuk

- Program Studi Kimia Itera latih ibu PKK Padang Rejo olah limbah tahu menjadi abon dan pupuk
- 25% perempuan belum produktif, pelatihan ini bagian dari PkM untuk memberdayakan perempuan desa melalui inovasi produk pangan lokal
- Harapan lahirnya usaha kolektif perempuan desa, serta materi strategi pemasaran lokal maupun digital bagi ibu-ibu PKK
Pringsewu, IDN Times - Program Studi Kimia, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sumatera (Itera) melaksanakan pelatihan pemanfaatan limbah tahu untuk ibu-ibu PKK Desa Padang Rejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu. Melalui kegiatan ini, ampas tahu berhasil diolah menjadi abon bergizi tinggi, sedangkan whey atau limbah cair tahu diubah menjadi pupuk organik cair.
Pelatihan digelar melibatkan ibu-ibu PKK bersama kelompok tani desa ini dipandu langsung oleh dosen Itera, Aditya Ayuwulanda selaku ketua pelaksana kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), serta Rahmat Kurniawan.
1. Berawal dari data 25 persen perempuan belum produktif

Menurut Aditya, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian PkM dirancang untuk memberdayakan perempuan desa melalui inovasi produk pangan lokal. Program lahir dari hasil temuan lapangan yang menunjukkan sekitar 25 persen perempuan di Desa Padang Rejo belum memiliki kegiatan produktif, sementara sebagian besar pendapatan rumah tangga masih bergantung pada pekerjaan suami.
"Sebelumnya, observasi lapangan telah dilakukan oleh 15 mahasiswa KKN dari berbagai program studi Itera di tiga lokasi produksi tahu rumahan pada 9–17 Agustus 2025. Para mahasiswa mendampingi warga dalam pelatihan teknis, mengamati proses produksi tahu, potensi pemanfaatan limbah, hingga strategi pemasaran yang selama ini dijalankan," kata Aditya, Rabu (17/9/2025).
2. Harapan lahirnya usaha kolektif perempuan desa

Aditya menambahkan, keterlibatan aktif perempuan dalam program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keterampilan dan ekonomi keluarga, tetapi juga mampu mendorong terbentuknya usaha kolektif. Selain itu, model pemberdayaan ini bisa menjadi contoh berkelanjutan bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan potensi lokal.
"Pemberdayaan perempuan bukan sekadar program formalitas, melainkan sebuah gerakan nyata untuk mengubah ekonomi keluarga, memperkuat komunitas desa, dan menghadirkan inovasi berbasis produk lokal melalui sinergi perguruan tinggi, masyarakat, serta pemerintah desa," imbuhnya.
3. Dapat materi strategi pemasaran lokal maupun digital

Ayu, salah satu peserta mengatakan, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kelompok ibu-ibu PKK. Ia berharap, usai pelatihan bisa diterapkan secara berkelanjutan oleh ibu-ibu PKK untuk meningkatkan ekonomi keluarga.
"Kami tidak hanya diajarkan keterampilan teknis mengolah limbah tahu, tetapi juga mendapatkan materi tentang strategi pemasaran lokal maupun digital agar produk olahan bisa lebih dikenal luas," ujarnya.