Dosen Itera Ajari Warga Bikin Jamu, Ramuan Ampuh Nyeri Otot

- Pengobatan tradisional alternatif kesehatan aman dan terjangkau
- Toga sebagai solusi alami jaga kesehatan
- Peserta praktik langsung membuat ramuan
Lampung Selatan, IDN Times – Pengobatan radang sendi tak harus selalu bergantung pada obat kimia. Merujuk hal itu, Dosen Program Studi Farmasi Institut Teknologi Sumatera (Itera) memberikan edukasi langsung kepada masyarakat Desa Gedung Harapan, Lampung Selatan cara membuat dua ramuan herbal lokal yakni, bobok parem dan jamu radang sendi.
Kedua ramuan ini dikenal ampuh mengatasi nyeri otot hingga peradangan sendi dengan bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar rumah.
1. Pengobatan tradisional alternatif kesehatan aman dan terjangkau

Pada kegiatan bertajuk “Pemanfaatan Tanaman Herbal sebagai Obat Alternatif Radang Sendi ini, Dosen Farmasi Itera, Syaikhul Aziz menjelaskan pengobatan tradisional seperti bobok parem dan jamu radang sendi merupakan warisan budaya sekaligus alternatif kesehatan yang aman dan terjangkau.
“Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengolah ramuan herbal secara mandiri di rumah,” ujar Syaikhul, Rabu, (22/7/2025).
2. Toga sebagai solusi alami jaga kesehatan

Ketua tim, Isna Mulyani, menambahkan kegiatan ini juga mendorong pemanfaatan tanaman obat keluarga (Toga) sebagai solusi alami dalam menjaga kesehatan sendi dan tubuh secara menyeluruh.
Menurutnya, pada sesi pertama, peserta diperkenalkan dengan bobok parem, ramuan oles berbahan tepung beras dan rempah-rempah seperti jahe merah, kencur, lengkuas, serai, cabai jawa, kayu manis, kapur sirih, dan cengkeh.
Ramuan ini digunakan untuk meredakan pegal linu, nyeri otot, hingga keseleo, dan sering dimanfaatkan ibu pascamelahirkan.
3. Peserta praktik langsung membuat ramuan

Isna menyebut, peserta turut serta dalam proses pencampuran bahan hingga menghasilkan ramuan siap pakai. Kemudian, sesi kedua menghadirkan jamu radang sendi yang diminum untuk meredakan peradangan dari dalam tubuh.
Ramuan ini dibuat dari biji adas, daun kumis kucing, rumput bolong, temulawak, dan meniran. "Selain praktik pembuatan, peserta dibekali pengetahuan tentang takaran aman dan cara konsumsi yang tepat agar khasiatnya maksimal dan aman dikonsumsi jangka panjang," jelasnya.