5 Daerah Termiskin di Provinsi Lampung Berdasarkan Data BPS

- Kabupaten Lampung Utara menjadi kabupaten termiskin di Provinsi Lampung pada tahun 2024.
- Persentase penduduk miskin mencapai 16,92%, dengan tingkat kedalaman kemiskinan yang sangat mengkhawatirkan.
- Indeks keparahan kemiskinan menunjukkan adanya ketimpangan cukup tajam di antara kelompok masyarakat miskin.
Bandar Lampung, IDN Times - Kemiskinan masih menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali di Provinsi Lampung. Di tengah geliat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi terus digaungkan, masih ada sejumlah kabupaten yang penduduknya berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.
Dibalik keindahan alam dan potensi wilayahnya, angka-angka menunjukkan tak semua masyarakat menikmati kesejahteraan merata. Melalui data 2024, kita bisa melihat dengan lebih jelas wilayah-wilayah masih berkutat dengan persoalan kemiskinan cukup serius.
Menariknya, daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi ini tidak selalu identik dengan daerah terpencil atau terisolasi. Bahkan, beberapa di antaranya memiliki jumlah penduduk miskin besar secara absolut maupun persentase.
Berikut IDN Times akan memberikan informasi seputar5 daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Provinsi Lampung. Bukan untuk menghakimi, tetapi justru untuk memahami lebih dalam, apa yang menjadi tantangan utama di masing-masing daerah.
1. Kabupaten Pesawaran

Kabupaten Pesawaran, terletak di bagian barat daya Provinsi Lampung, dikenal sebagai surga wisata alam dengan garis pantai memikat, pulau-pulau kecil eksotis, serta pesona pegunungan asri. Dengan luas wilayah mencapai sekitar 1.173 km² dan jumlah penduduk sekitar 463 ribu jiwa pada 2024, Pesawaran memiliki potensi besar di sektor pariwisata dan pertanian.
Namun dibalik keindahannya yang kerap menghiasi media sosial, masih ada realitas perlu mendapat perhatian lebih yakni sekitar 11,86 persen penduduknya atau 55,01 ribu jiwa masih hidup di bawah garis kemiskinan. Tingkat kedalaman kemiskinan di kabupaten ini mencapai 1,70, sementara indeks keparahan kemiskinan berada di angka 0,36.
Ini menandakan tidak hanya banyak warga hidup miskin, tetapi sebagian di antaranya berada dalam kondisi cukup memprihatinkan, jauh di bawah garis pengeluaran minimum, yakni Rp524.588 per kapita per bulan. Meski tidak menjadi daerah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak secara absolut, namun membuat Pesawaran masuk di posisi ke-5 sebagai kabupaten termiskin di Lampung.
Hal ini tentunya menunjukkan perlunya strategi pembangunan lebih inklusif, terutama untuk memastikan potensi wisata dan sumber daya alam dimiliki bisa benar-benar dinikmati dan berdampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat Pesawaran.
2. Kabupaten Lampung Timur

Kabupaten Lampung Selatan merupakan gerbang masuk ke Pulau Sumatra. Dikenal akan keindahan pantainya, keberadaan Pelabuhan Bakauheni nan strategis, hingga sektor pertanian dan perkebunannya luas, wilayah ini seolah memiliki semua modal untuk menjadi kabupaten dengan kekuatan ekonomi stabil.
Namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Dibalik geliat aktivitas ekonomi dan pesona alam memesona, Lampung Selatan justru menghadapi tantangan besar dalam hal kemiskinan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 2.007 km² dan dihuni oleh lebih dari 1,05 juta penduduk, menjadikannya salah satu daerah terpadat di Provinsi Lampung.
Sayangnya, keberlimpahan sumber daya alam dan strategisnya letak geografis belum mampu mengangkat seluruh warganya keluar dari garis kemiskinan. Persentase penduduk miskin di Lampung Selatan mencapai 12,57 persen atau sekitar 132,38 ribu jiwa, angka yang tinggi baik secara absolut maupun relatif.
Indeks kedalaman kemiskinan (P1) berada di angka 1,94 dan indeks keparahan kemiskinan (P2) sebesar 0,46, menunjukkan sebagian penduduk miskin hidup dalam kondisi yang cukup berat dan timpang satu sama lain. Dengan garis kemiskinan di angka Rp528.226 per kapita per bulan.
Melihat data tersebut, Lampung Selatan justru menjadi daerah termiskin ke-4 di Lampung. Tantangan ke depan bagi Lampung Selatan adalah memastikan pertumbuhan ekonomi Lampung Selatan tidak hanya terlihat di pusat-pusat bisnis dan pariwisata belaka, tetapi juga menjangkau masyarakat akar rumput yang selama ini tertinggal dari arus pembangunan.
3. Kabupaten Pesisir Barat

Kabupaten Pesisir Barat mungkin belum setenar Bali atau Lombok, tetapi keindahan pantainya sudah mendunia, khususnya bagi para peselancar mancanegara. Pantai-pantai seperti Tanjung Setia dikenal sebagai salah satu spot surfing terbaik di dunia, dengan ombak sempurna dan suasana alami masih sangat terjaga.
Bentangan hutan hijau, perbukitan teduh, serta lahan pertanian subur menambah pesona kabupaten ini. Dengan luas wilayah mencapai sekitar 2.905 km² dan jumlah penduduk sekitar 160 ribu jiwa, Pesisir Barat seolah dianugerahi semua komponen untuk tumbuh menjadi daerah maju dan mandiri.
Meskipun menyimpan potensi pariwisata dan sumber daya alam melimpah, Pesisir Barat justru tercatat sebagai kabupaten termiskin ke-3 di Provinsi Lampung. Sebanyak 12,64 persen penduduknya, atau sekitar 20,22 ribu jiwa, masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Bahkan, tingkat kedalaman kemiskinan (P1) mencapai 2,10 menjadi salah satu yang tertinggi di provinsi ini. Hal ini menunjukkan banyak warga hidup jauh dari ambang pengeluaran minimum sebesar Rp566.040 per kapita per bulan.
Indeks keparahan kemiskinan (P2) sebesar 0,49 juga memperlihatkan ketimpangan cukup tajam di antara penduduk miskin. Ini menjadi pengingat bahwa keindahan alam saja tidak cukup, kini butuh kebijakan yang berpihak pada pemerataan akses dan pembangunan untuk mengangkat seluruh masyarakatnya dari jurang ketertinggalan.
4. Kabupaten Lampung Timur

Kabupaten Lampung Timur dikenal luas dengan hamparan persawahan yang subur dan membentang sejauh mata memandang. Wilayah ini merupakan salah satu lumbung padi di Provinsi Lampung, sekaligus menjadi pusat aktivitas pertanian rakyat yang cukup padat. Dikelilingi tanah datar dan irigasi menunjang, Lampung Timur menyimpan potensi besar sebagai daerah agraris yang bisa menopang ketahanan pangan regional.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 5.325 km², menjadikannya salah satu yang terluas di provinsi ini. Dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 1,08 juta jiwa pada tahun 2024, Lampung Timur dihuni oleh masyarakat tersebar di berbagai kecamatan dengan karakteristik pedesaan kuat.
Sayangnya, potensi pertanian melimpah belum cukup menjadikan Lampung Timur sebagai daerah bebas dari persoalan kemiskinan. Kabupaten ini menempati posisi ke-2 sebagai wilayah termiskin di Provinsi Lampung, dengan persentase penduduk miskin mencapai 13,19 persen, atau sekitar 142,70 ribu jiwa.
Tingkat kedalaman kemiskinan (P1) berada di angka 1,57, sementara indeks keparahan kemiskinan (P2) mencapai 0,29. Artinya, selain jumlah penduduk miskin yang tinggi, banyak dari mereka juga berada dalam kondisi cukup memprihatinkan.
Dengan garis kemiskinan sebesar Rp497.183 per kapita per bulan, Lampung Timur menghadapi tantangan besar dalam memastikan hasil pertanian dan potensi alamnya benar-benar berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat bawah khususnya kepada para petani.
5. Kabupaten Lampung Utara

Kabupaten Lampung Utara menjadi daerah termiskin nomor satu di Provinsi Lampung pada 2024. Dengan luas wilayah sekitar 2.725 km² dan jumlah penduduk mencapai sekitar 626 ribu jiwa, Lampung Utara memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di provinsi ini.
Persentase penduduk miskinnya mencapai 16,92 persen, atau sekitar 105,91 ribu jiwa, angka ini mengindikasikan bahwa hampir satu dari enam penduduk di sana hidup di bawah garis kemiskinan.
Selain angka persentase paling tinggi, Lampung Utara juga menunjukkan tingkat kedalaman kemiskinan sangat mengkhawatirkan dengan indeks P1 sebesar 2,30, tertinggi dibandingkan kabupaten dan kota lain di Lampung. Hal ini berarti rata-rata penduduk miskin di wilayah ini hidup jauh di bawah garis kemiskinan, yang ditetapkan sebesar Rp544.994 per kapita per bulan.
Indeks keparahan kemiskinan (P2) sebesar 0,51 juga mengungkapkan adanya ketimpangan cukup tajam di antara kelompok masyarakat miskin. Kondisi ini menandakan perlunya perhatian khusus dan kebijakan tepat sasaran agar kesejahteraan masyarakat Lampung Utara dapat meningkat dan kemiskinan bisa dikurangi secara signifikan.