5 Momen Paling Menguji Mental saat jadi First Jobber

- Bukan hal mudah menjadi first jobber, mental diuji lewat berbagai kejadian tak terduga.
- Teguran atasan dan kesalahan kirim pesan membuat kamu merasa dihantam realita kerasnya dunia kerja.
- Mengelola ekspektasi, membangun rasa percaya diri, dan menjelaskan kontribusi kamu adalah pelajaran penting.
Menjadi first jobber adalah fase hidup penuh pembelajaran. Tapi, bukan hanya perihal pekerjaan, mental juga ikut diuji lewat berbagai kejadian yang tidak terduga.
Seringkali terbawa perasaan dan berkali-kali larut dalam kesedihan. Rasanya ingin lekas resign dan berganti pekerjaan yang lain, tapi sudah terlanjur terikat kontrak.
Bukan hal mudah menjadi first jobber, namun inilah realita yang harus siap kamu terima. Mulai dari masalah-masalah sepele, hingga tak jarang menguji mental dan terasa terbebani. Kalau kamu sedang mengalami hal ini, artinya kamu sedang bertumbuh menjadi lebih kuat. Berikut 5 hal di antaranya yang siapa tahu relate denganmu!
1. Saat dimarahi atasan di depan umum

Niat kamu sudah berusaha sebaik mungkin, tapi ternyata hasilnya tetap dianggap salah. Lalu, teguran datang tanpa basa-basi di depan banyak orang.
Malu, bingung, dan ujung-ujungnya menjadi overthinking sendiri. Rasanya seperti dihantam realita kerasnya dunia kerja.
Meskipun terasa melelahkan dan menguji mental, saatnya kamu gunakan momen ini untuk evaluasi. Tidak semua kemarahan atasan itu bermakna negatif. Bisa jadi begitulah karakter atasan yang mempunyai tujuan supaya karyawannya lebih serius dan meningkatkan kualitas diri dalam bekerja.
2. Salah kirim email atau chat

Awalnya hanya ingin bertanya ke rekan kerja, tapi justru ter-forward ke atasan. Atau salah kirim file penting yang belum diedit ke klien.
Seketika jantung deg-degan dan ingin buru-buru menarik kembali pesan itu. Sayangnya, tidak semua platform mempunyai fitur tombol batal kirim.
Jangan panik jika terlanjur mengirimkan pesan yang salah. Kamu bisa menyampaikan permohonan maaf dan klarifikasi jika itu adalah sebuah kesalahan. Meski membutuhkan mental yang kuat, kamu harus bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Daripada nanti makin tidak nyaman jika terus menerus bersembunyi di balik kesalahan.
3. Dapat tugas tidak dipahami sama sekali

Baru juga masuk, tiba-tiba dapat tugas untuk membuat laporan dengan istilah yang asing semua. Ingin bertanya tapi takut dianggap tidak mau berusaha. Namun, berdiam diri juga jadi stres sendiri. Ini momen krusial di mana kamu belajar lebih baik bertanya sekarang daripada salah besar di kemudian hari.
Mentalmu pasti digembleng banget di sini. Tapi begitulah realitanya ketika menjadi first jobber. Akan banyak hal-hal tak terduga yang kamu rasakan. Sesederhana terkait tugas yang tidak kamu pahami bagaimana cara memulai mengerjakannya.
4. Saat harus presentasi di hadapan banyak orang

Berbicara di depan umum memang tidak semua orang bisa. Apalagi kalau kamu baru masuk bekerja di hari pertama dan belum mengenal banyak orang di ruangan tersebut. Deg-degan, tubuh bergemetar, dan rasanya ingin buru-buru selesai. Tapi justru dari sinilah rasa percaya dirimu akan mulai tumbuh.
Hal-hal seringkali tidak nyaman itulah yang membuatmu akan berkembang karena sudah berani mencobanya. Momen seperti ini akan membuat mentalmu teruji. Ingatlah perasaan overthinking bukanlah hal yang buruk. Satu-satunya cara yang bisa kamu lakukan adalah melawan ketidaksiapan tersebut dan mengusahakannya semaksimal mungkin!
5. Ketika hasil kerja tidak dihargai atau diakui

Sudah begadang, revisi berkali-kali, tapi hasil pekerjaan kamu justru diambil nama orang lain. Atau lebih parahnya, dianggap itu hal biasa dan bukanlah sebuah kontribusi besar.
Rasanya kecewa dan tidak dianggap akan kehadirannya. Tapi ini juga jadi pelajaran penting perihal mengelola ekspektasi dan memperjuangkan hak sendiri dengan elegan.
Ujian mental memang beragam, dan perasaan tidak dihargai oleh rekan kerja ataupun atasan yang jelas-jelas kamu sudah berkontribusi akan sangat menyakitkan. Mulai saat inilah kamu jadi lebih hati-hati dalam bersikap dan merespon setiap hal yang terjadi. Kamu mengusahakan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan berani untuk menjelaskan apa yang terjadi sesungguhnya.
Mental first jobber memang diuji dari banyak arah. Tapi jangan takut, karena dari setiap momen sulit itu, kamu sedang membangun fondasi yang kuat untuk masa depan karier. Nikmati prosesnya, walau terkadang membuat kamu kelelahan. Karena dari hal tersebut kamu akan tahu, ternyata kamu jauh lebih kuat dari yang sebelumnya. Semangat terus, kamu pasti bisa!