6 Tips Ampuh jadi Tahan Banting di Kantor Agar Tidak Mudah Burnout

- Burnout adalah kondisi kelelahan yang disebabkan oleh stres berat di tempat kerja, dapat dialami oleh siapa saja.
- Dukungan sosial dari rekan kerja penting untuk mencegah burnout, namun hindari drama antarpribadi yang bisa memperburuk situasi.
- Manajemen waktu, penanganan stres, dan job crafting dapat membantu mengelola burnout di tempat kerja.
Burnout merupakan salah satu kondisi kelelahan mayoritas pekerja mungkin pernah mengalami. Dalam kondisi ini, seorang karyawan tidak hanya akan merasa lelah, tetapi juga mati rasa hingga keterasingan yang biasanya disebabkan oleh stres berat.
Stres bisa saja terjadi akibat tuntutan di dunia kerja yang seakan tidak ada henti-hentinya hingga lingkungan kerja yang toxic, seperti kebiasaan saling menyalahkan antar rekan. Kondisi burnout ini bisa dialami siapa saja, baik pekerja kantor, freelance, maupun wirausaha sekalipun.
Pada dasarnya, manusia memerlukan empat kebutuhan universal untuk berkembang, dan lingkungan kerja yang mendukung untuk memfasilitasi kebutuhan ini. Tetapi, ada kalanya kamu tidak dapat sepenuhnya memilih di mana tempat kerja paling baik untukmu.
Himpitan tuntutan kehidupan tak jarang membuat kamu tetap harus bertahan di tengah-tengah lingkungan kerja yang sebenarnya kurang sehat. Lalu, bagaimana caranya agar kamu bisa selamat dari burnout dalam situasi tersebut?
1. Bangun komunitas

Dukungan sosial merupakan sumber daya yang penting. Ingat, kamu menghabiskan hampir seluruh harimu dalam lima hari seminggu di tempat kerja.
Oleh karena itu, memiliki rekan kerja yang dapat menjadi tempat mengobrol secara terbuka untuk saling mendukung itu penting. Kamu mungkin menemukan rekan kerja yang kurang supel, tidak pandai bersosialisasi, tetapi kamu bisa coba membangun hubungan yang suportif.
Wajar jika kamu memilih satu atau dua rekan kerja yang menurutmu lebih cocok dijadikan teman. Setiap orang memerlukan teman yang memang memiliki kesamaan dalam banyak hal dan merasa terhubung saat diajak berbicara.
Jadi, pada intinya menemukan teman di lingkungan kerja yang nyaman di lingkungan kantor itu penting. Di sisi lain, saat membuatnya secara berkelompok itu agak berkonsekuensi.
2. Hindari drama antarpribadi

Sama pentingnya dengan memiliki hubungan pertemanan yang suportif, jangan sampai kamu terjebak dalam drama antarpribadi. Ketika kamu memiliki konflik dengan seorang rekan kerja, penting untuk dapat terlibat dalam percakapan produktif untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Penyelesaian konflik memang terdengar menantang, tetapi kamu membutuhkan keterampilan ini dan akan semakin baik saat terus dilatih. Ada kalanya, rekan kerja mungkin membuat kamu terlibat dalam drama antarpribadi dengan orang lain.
Dalam posisi tersebut kamu mungkin ingin memberikan dukungan penuh. Tetapi, kamu harus bisa tetap bersikap terbuka dan netral. Jangan sampai, sikapmu disalahartikan oleh salah satu pihak dan akhirnya kamu terjebak dalam segitiga drama.
Apalagi, ada beberapa individu yang mungkin lebih rentan saat berhadapan dengan drama. Jadi, kamu juga harus memiliki keahlian untuk mengidentifikasi pola berulang dan dinamika yang terjadi saat berada dalam hubungan antarpribadi di kantor.
3. Kelola waktu dengan baik

Waktu merupakan sumber daya yang terbatas, karena itu penting untuk memanfaatkanya dengan sebaik mungkin. Ada banyak sekali sumber daya yang menyediakan saran untuk menjadi produktif dalam rentan waktu yang kamu punya untuk bekerja.
Kamu juga bisa belajar topik mengenai psikologi manajemen waktu. Ada banyak tips dan trik dari orang sukses yang bisa kamu tiru, namun pada dasarnya langkah-langkah manajemen waktu dengan baik ini juga tergantung pada preferensi setiap orang.
Salah satu saran ahli yang bisa kamu terapkan adalah dengan mulai dari membuat to do list tugas yang harus kamu kerjakan dalam satu hari. Susun tugas tersebut ke dalam skala prioritas.
Kamu bisa mulai dari tugas yang dirasa paling berat dan sulit dilakukan dahulu pada pagi hari. Setelah kamu berhasi menyelesaikan tugas itu akan ada perasaan bangga karena kamu ternyata bisa menyelesaikannya tepat waktu. Energi tersebut akan menjaga semangatmu untuk melanjutnya menyelesaikan tugas-tugas lainnya yang mungkin lebih kecil.
4. Berlatihlah mengatur emosi

Penanganan stres dan emosi negatif secara efektif merupakan suatu keharusan untuk mencegah kelelahan. Ada banyak saran mengenai manajamen stres melibatkan perawatan diri dan pemulihan dari pemicu stres.
Tetapi, saat di tempat kerja kamu dihadapkan pada keharusan untuk berkeja terlepas dari apapun kondisi yang kamu alami. Kamu tidak bisa memperoleh waktu istirahat panjang atau bahkan melarikan diri dari tekanan yang mengejar tersebut.
Maka dari itu, penting bagi kamu mempelajari cara untuk mengelola stres di waktu itu juga. Kamu mungkin merasa perlu melampiaskan perasaan frustasi kamu ke rekan kerja yang membuatmu nyaman.
Di sinilah perannya seorang rekan kerja suportif akan menjadi sangat berharga. Di sisi lain, bercerita segala uneg-uneg yang kamu rasakan di lingkungan kerja ini juga bisa menjadi potensi meredakan burnout atau sebaliknya merugikan. Itulah mengapa, menyeritakan masalah pekerjaan kepada teman kantor juga sering menjadi pro dan kontra.
5. Cobalah untuk mempraktikan mindfulness

Bersikap mindful artinya hanya berfokus pada apa yang kamu lakukan tanpa mengomentasi secara mental. Dalam hal ini kamu disarankan untuk tidak mengerjakan tugas yang banyak dalam satu waktu bersamaan.
Latihan mindfulness merupakan bentuk pengaturan emosi yang berarti kamu tidak membiarkan diri terjebak dalam pikiran yang memicu stres atau berbicara dengan diri sendiri. Melakukan mindfulness terlihat sederhana, namun saat dipraktikan tidak semudah kedengarannya.
Kamu bisa mulai menerapkannya dengan memilih tugas atau aktivitas di kantor yang memiliki awal dan akhir. Tugas ini lebih cenderung memiliki keteraturan sehingga dapat menjadi pengingat untuk terus berlatih mindfulness.
Misalnya, di rumah kamu punya kegiatan teratur seperti gosok gigi, mandi, merapikan tempat tidur. Lalu, saat di kantor coba pikirkan kegiatan teratur apa yang menurutmu akan terus selesai dalam kurun waktu pengerjaan yang sama. Bisa jadi itu mengecek email, merapikan MoM hasil rapat kemarin untuk disebarkan ke rekan-rekan dan lain sebagainya.
6. Sesuaikan pekerjaan dengan diri kamu

Kamu mungkin tidak memiliki banyak keleluasaan dalam cara melakukan pekerjaan di kantor. Namun, penting untuk menyesuaikan pekerjaan dengan minat dan kelebihan kamu sejauh yang memungkinkan. Psikolog menyebut proses ini sebagai penyusunan pekerjaan.
Di sini, kamu mempertimbangkan dengan cermat cara menyesuaikan pekerjaan agar lebih selaras dengan kekuatan, minat, dan nilai-nilai yang kamu miliki. Secara lebih khusus, kamu mempertimbangkan tiga unsur yang terdiri dari tugas, hubungan, dan perspektif.
Dalam tugas, coba pikirkan mana yang paling memuaskan dan paling tidak memuaskan? Kemudian tulis berapa lama waktu yang kamu perlukan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan ini.
Lalu, apakah ada tugas yang kamu sukai namun bukan bagian dari deskripsi pekerjaanmu dan kamu dihargai untuk itu. Seperti merencankan pekerjaaan sosial dan makan malam tim.
Kemudian dalam hal hubungan, kamu bisa melihat bagaimana pengaruh hasil kerja kamu terhadap orang lain dan apa yang mereka hargai dari pekerjaan kamu. Sementara perspektif, berkaitan dengan bagaimana cara kamu berpikir mengenai pekerjaanmu. Kamu mungkin bisa belajar lebih jauh untuk melihat bagaimana pekerjaan kamu terasa lebih bermakna baik untuk dirimu sendiri dan orang lain.
Dunia kerja memang lebih keras daripada yang sebelumnya kamu bayangkan waktu di bangku kuliah. Oleh karenanya, menerapkan praktil di atas sebenarnya tidak akan mudah. Namun, jika kamu ingin tetap bertahan menjalani lika-liku sebagai seorang pekerja, maka rangkaian keterampilan tersebut penting untuk dipahami dan dilatih terus-menerus ke depannya. Dengan begitu, kesehatan mental kamu bahkan rekan kerja di sekitarmu bisa tetap bertahan di saat kondisi burnout menghantui.