Mobilitas Tinggi Masyarakat Picu Pertumbuhan Ekonomi Lampung Naik?

Rincian pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021

Bandar Lampung, IDN Times – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung mencatat, pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung triwulan II  2021 tumbuh sebesar 5,03 persen. Itu meningkat dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan 1 2021 terkontraksi -2,10 persen (yoy).

Bahkan, pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 meningkat signifikan dibandingkan pertumbuhan triwulan II 2020 di angka -3,58 persen (yoy). Selain itu, perekonomian Lampung secara triwulanan tumbuh 6,69 persen (qtq).

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Lampung lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sumatera dan nasional masing-masing tumbuh 5,27 persen (yoy) dan 7,07 persen. (yoy), Tapi secara qtq lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sumatera dan nasional masing-masing tumbuh 2,34 persen dan 3,31 persen.

Secara nominal, perekonomian Lampung triwulan II 2021 berdasarkan ADHB dan ADHK (2010) masing-masing sebesar Rp95,09 triliun dan Rp63,06 triliun.  Bagaimana pertumbuhan ekonomi triwulan II positif? Berikut penjelasan dari Bank Indonesia.

1. Konsumsi masyarakat dan lapangan usaha naik berimbas positif pertumbuhan ekonomi

Mobilitas Tinggi Masyarakat Picu Pertumbuhan Ekonomi Lampung Naik?Ilustrasi belanja (IDN Times/Sunariyah)

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Budiharto Setyawan mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan II naik dipicu peningkatan konsumsi masyarakat. “Selain itu, tingginya mobilitas masyarakat dan kenaikan kinerja lapangan usaha utama di provinsi setempat, serta dipengaruhi juga faktor base effect yang rendah,” terangnya dalam pernyataan tertulis, Jumat (6/8/2021).

Lebih lanjut disampaikan Budiharto, konsumsi Rumah Tangga tumbuh 5,06 persen (yoy) atau 2,91 persen (qtq). Sementara Investasi tumbuh 4,47 persen (yoy) atau 0,61 persen (qtq).

Peningkatan pertumbuhan juga terjadi pada Konsumsi Pemerintah tumbuh sebesar 3,34 persen (yoy) atau 31,61 persen (qtq). Konsumsi LNPRT pada triwulan II 2021 tumbuh 3,38 persen (yoy) atau 1,07 persen (qtq).

2. Program relaksasi PPnBM berdampak positif sektor otomotif Lampung

Mobilitas Tinggi Masyarakat Picu Pertumbuhan Ekonomi Lampung Naik?pixabay.com/SHRAVANKUMAR

Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi Lampung juga dipicu peningkatan Lapangan Usaha (LU) utama antara Iain, Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; serta LU Industri Pengolahan. Berikut rinciannya.

Pertama, LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh signifikan sebesar 13,30 persen (yoy) atau 9,20 persen (qtq). Kinerja positif itu pun lebih tinggi dibandingkan triwulan 1 2021 yang terkontraksi sebesar -5,93 persen (yoy) atau 6,02 persen (qtq). Lapangan usaha ini pada triwulan II naik didorong adanya program relaksasi PPnBM.

Kedua, LU Industri Pengolahan meningkat tajam sebesar 7,69 persen (yoy) atau 1,80 persen (qtq) dibandingkan triwulan 1 2021 yang tumbuh 0,02 persen (yoy) atau -7,58 persen (qtq). Peningkatan ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI) mengalami kenaikan dari sebesar 45,24 persen menjadi 57,14 persen.

Ketiga, LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan juga mampu tumbuh positif sebesar 0,31 persen (yoy) atau 11,60 persen (qtq) dibandingkan triwulan 1 2021 tercatat -1,73 persen (yoy) atau 18,31 persen (qtq).

“Berlanjutnya panen raya padi hingga triwulan II 2021, serta mulai masuknya periode musim giling tebu pada triwulan II 2021 mendorong perbaikan LU ini secara tahunan, meski cenderung melambat secara q to q,” terang pria berkarier di BI sejak 1993 ini.

Keempat, LU Konstruksi tumbuh 9,01 persen (yoy) atau -0,44 persen (qtq). Itu tercermin dari kenaikan realisasi pengadaan semen sebesar 12,56 persen (yoy) atau 9,89 persen (qtq).

Kelima, LU Transportasi dan Pergudangan mampu tumbuh signifikan sebesar 9,95 persen (yoy) atau 12,84 persen (qtq). Kondisi ini dipicu peningkatan mobilitas masyarakat, setelah sebelumnya terkontraksi -14,49 persen (yoy) atau -2,04 persen (qtq).

Baca Juga: Kiat Prospek Pertumbuhan Perekonomian 2021 dan 2022 ala BI Lampung

3. Momen lebaran, THR, gaji ke-13 picu tingginya konsumsi rumah tangga

Mobilitas Tinggi Masyarakat Picu Pertumbuhan Ekonomi Lampung Naik?beritabeta.com

Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga yang memiliki pangsa terbesar (61 persen)  terhadap  perekonomian  Lampung,  mampu  tumbuh  siginifikan   sebesar  5,06 persen (yoy) atau 2,91 persen (qtq) pada triwulan II 2021. Padahal pada triwulan 1 2021 terkontraksi sebesar -3,89 persen (yoy) atau 0,03 persen (qtq).

“Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga yang meningkat dipicu perayaan momen lebaran dan pembayaran gaji ke-13, serta pemberian THR,” papar Budiharto.

Setali tiga uang, Konsumsi Pemerintah tumbuh sebesar 3,34 persen (yoy) atau 31,61 persen (qtq), membaik dibandingkan triwulan 1 2021 yang terkontraksi sebesar -3,66 persen (yoy) atau -48,13 persen (qtq). Ini didorong peningkatan realisasi belanja pegawai, belanja barang, dan bantuan sosial APBN dan APBD pada triwulan II 2021.

Sejalan dengan itu, Konsumsi LNPRT tumbuh 3,38 persen (yoy) atau -1,07 persen  (yoy),  lebih  tinggi  dibandingkan  triwulan 1   2021  yang  tumbuh  0,28 persen  (yoy) atau -2,18 persen (qtq).

4. Kinerja investasi moncer imbas tingginya kegiatan sektor konstruksi

Mobilitas Tinggi Masyarakat Picu Pertumbuhan Ekonomi Lampung Naik?IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Bagaimana dengan kinerja investasi periode terlapor? Budiharto menyampaikan, kinerja investasi triwulan II 2021 tumbuh lebih tinggi sebesar 4,47 persen (yoy) atau 0,61 persen (qtq). Bahkan bila dibandingkan triwulan 1 2021 naik tipis 1,22 persen (yoy) atau 0,07 persen (qtq).

“Peningkatan tesebut dipengaruhi tingginya kegiatan sektor konstruksi di Provinsi Lampung, serta kenaikan realisasi pengadaan semen sebesar 12,56 persen (yoy) atau 9,89 persen (qtq),” urai mantan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten ini.

5. Ekspor naik ditopang membaiknya ekonomi negara mitra dagang utama

Mobilitas Tinggi Masyarakat Picu Pertumbuhan Ekonomi Lampung Naik?Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Kinerja sektor  eksternal  tercatat  positif,  kondisi  ini  disebabkan oleh pertumbuhan  ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor  yang juga  tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan. Peningkatan ekspor terutama dipicu membaiknya ekonomi negara mitra dagang utama Lampung.

Budiharto memaparkan, triwulan II 2021, ekspor meningkat tajam sebesar 17,32persen (yoy) atau 1,62 persen (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,22 persen (yoy) atau -6,04 persen (qtq). Peningkatan ekspor didorong oleh peningkatan volume ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (64,82 persen; yoy); kopi, teh, rempah-rempah (9,08 persen; yoy); dan olahan dari buah-buahan/sayuran (49,49 persen, yoy).

Sejalan dengan ekspor, impor juga tercatat meningkat sebesar 16,70 persen (yoy) meski secara qtq masih terkontraksi sebesar -4,49 persen dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,2 persen (yoy) atau -18,18 persen (qtq), ditengah perbaikan permintaan domestik.

6. Enam langkah bersama tingkatkan kinerja ekonomi

Mobilitas Tinggi Masyarakat Picu Pertumbuhan Ekonomi Lampung Naik?unplash.com

Kantor Perwakilan BI Lampung menilai, dalam rangka meningkatkan kinerja ekonomi yang lebih tinggi dan menjaga stabilitas makroekonomi di tengah pandemi COVID-19, diperlukan upaya bersama seluruh pihak.

Pertama, memberikan prioritas dan dukungan kepada sektor-sektor produktif yang potensial untuk dilakukan percepatan pemulihan. Caranya, memerhatikan risiko penularan COVID-19 dan dampak ekonomi, seperti sektor Pertanian dan Industri Pengolahan yang perlu didukung dengan potensi pembiayaan tanpa mengabaikan keamanan dan protokol COVID-19.

“Pemerintah Daerah memiliki peran kunci melalui stimulus fiskal yang telah dipersiapkan melalui realokasi APBD dan Dana Desa. Realisasi anggaran perlu dipercepat untuk mendukung pemulihan ekonomi di tahun 2021, khususnya untuk anggaran yang bersifat produktif,” harap Budiharto.

Ia menambahkan, pelaksanaan kebijakan tersebut perlu didukung dengan monitoring, pengendalian dan evaluasi agar tetap berjalan secara transparan dan efektif.

Kedua, mendorong konsumsi rumah tangga dengan meningkatkan daya beli masyarakat dapat dilakukan dengan memaksimalkan percepatan pemanfaatan dana desa, realisasi bantuan sosial/subsidi dan program perbaikan kesejahteraan terutama yang menyasar pada UMKM dan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Termasuk mendorong penyaluran KUR serta eksekusi program wakaf produktif dan CSR (Corporate Social Responsibility) melibatkan pihak swasta.

Ketiga, selain menjaga konsumsi rumah tangpa, perlu dipersiapkan langkah pemulihan ekonomi yang dapat memberikan daya ungkit bapi perekonomian daerah dan mendorong transformasi ekonomi. Meningkatnya LU transportasi dan perdagangan yang berperan pada tingginya pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 dapat dijadikan momentum bapi Provinsi Lampung untuk mempercepat vaksinasi guna mencapai herd immunity sehingga dapat meningkatkan mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi.

Keempat, mendorong UMKM untuk melakukan pemanfaatan inovasi ataupun teknologi melakukan digitalisasi seperti pemasaran melalui online dan melakukan pembayaran transaksi secara online. Pendampingan untuk peningkatan kualitas produk ekspor juga harus terus dilakukan untuk dapat memperluas pasar, termasuk produk UMKM.

“Selain itu, peningkatan kinerja ekspor perlu didukung denpan tetap meningkatkan intensitas promosi produk unggulan dan penjajakan negara tujuan baru melalui saluran promosi digital. Salah satunya website Forum Investasi Lampung (investlampunp.ids,” jelas Budiharto.

Kelima, mendorong pertumbuhan investasi dengan menjaga sentimen positif investor swasta. Hal tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan iklim kemudahan berusaha meliputi penyempurnaan sistem OSS (Online Single Substitution); aspek informasi (transparansi, kemudahan akses, kelengkapan, kekinian dan akurasi); aspek regulasi (kepastian, kejelasan, keselarasan, sederhana dan insentif investasi); aspek komunikasi dan program (strategi promosi dengan public relation handal, jejaring investor domestik dan internasional luas, serta visi, program dan time yang jelas).

“Ini tentunya didukung infrastruktur dasar handal seperti listrik dan air serta konektivitas yang efisien dan terhubung dengan global value dan  memperkuat sinergi antar pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait investasi. Salah satunya melalui pembangunan kawasan industri dengan infrastruktur yang memadai sehingga dapat menarik minat investor,” kata Budiharto.

Baca Juga: Inflasi Juli 2021 Lampung 0,15 Persen, Cabai dan Sewa Rumah Beri Andil

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya