Prodi Farmasi ITERA Kaji Tumbuhan jadi Obat Infeksi Virus

Kejadian atas infeksi virus menjadi perhatian dunia

Bandar Lampung, IDN Times - Indonesia menjadi negara kaya akan keragaman hayati khususnya tumbuhan dapat dijadikan bahan obat. Pengembangan memanfaatkan bahan alami sebagai obat, khususnya untuk menangani penyakit akibat infeksi virus saat ini dilakukan Program Studi Farmasi, Jurusan Sains, Institut Teknologi Sumatera (ITERA).

Baru-baru ini, Prodi Farmasi ITERA mengadakan studium generale bertajuk Pengembangan obat bahan alam sebagai imunomodulator dalam pencegahan dan pengobatan infeksi virus.

Dua narasumber yaitu dosen Universitas Ahmad Dahlan Kintoko, sekaligus Ketua Umum Apoteker Praktek Herbal Indonesia (APHI) serta dosen Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi UGM apt. Dyaningtyas Dewi Pamungkas Putri, membagikan pengetahuannya kepada lebih dari 300 peserta, secara dalam jaringan.

Baca Juga: Kisah Dosen ITERA Setahun Terbitkan 61 Buku, Borong Penghargaan

1. Tumbuhan sebagai bahan obat sudah digunakan sejak zaman dahulu

Prodi Farmasi ITERA Kaji Tumbuhan jadi Obat Infeksi VirusUnsplash.com

Dalam kesempatan tersebut, Kintoko menyampaikan, penggunaan tumbuhan sebagai bahan obat sebenarnya sudah digunakan sejak dahulu di zaman kerajaan Mataram Kuno. Salah satunya adalah daun mimba (Azadirachta indica) digunakan sebagai imunomodulator.

"Imunomodulator adalah suatu zat yang digunakan untuk memodulasi sistem imun. Imunomodulator bisa menjadi salah satu terapi dalam mengatasi infeksi virus," ujarnya.

Menurutnya, pemanfaatan bahan alam tentunya menjadi tantangan bagi farmasis atau apoteker agar terus mengembangkan obat-obat alam yang tidak hanya mencegah tapi juga dapat mengobati penyakit dengan angka kejadian tinggi di Indonesia.

2. Kejadian atas infeksi virus memang menjadi perhatian dunia

Prodi Farmasi ITERA Kaji Tumbuhan jadi Obat Infeksi Virusilustrasi infeksi virus (pixabay.com/qimono)

Dyaningtyas Dewi Pamungkas Putri, menyampaikan mengenai imunologi dasar dan bagaimana sistem imun tubuh dapat mengenali virus. Menurutnya, imunitas tubuh diklasifikasikan menjadi dua yaitu Anatomical Barrier.

Kulit dan Cellular yang dapat dibagi menjadi Innate Immunity (Imunitas non spesifik) dan Adaptive Immunity (Imunitas Spesifik).

Dewi menyebut, angka kejadian atas infeksi virus memang menjadi perhatian dunia dan menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat terkait bagaimana suatu virus bisa menyerang tubuh dan menimbulkan penyakit.

"Hal ini juga dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan dari peserta studium generale yang mempertanyakan tentang bagaimana tubuh bisa mengenali keberadaan suatu virus," jelasnya.

3. Berharap mahasiswa Farmasi ITERA tertantang mencari potensi bahan alam sebagai obat

Prodi Farmasi ITERA Kaji Tumbuhan jadi Obat Infeksi VirusIlustrasi industri farmasi di dunia (Pixabay)

Ketua Jurusan Sains ITERA, Ikah Ning P Permanasari mengapresiasi kegiatan studium generale farmasi kali ini karena tingginya peminat peserta yang mencapai 665 pendaftar. Ikah juga menyebut, berdasarkan survei, peminat Prodi Farmasi ITERA masih berada pada posisi teratas di antara 39 prodi lain di ITERA.

Koordinator Prodi Farmasi, Syaikhul Aziz, menambahkan, melalui kegiatan tersebut mahasiswa Farmasi ITERA menjadi tertantang untuk terus mencari potensi bahan alam sebagai obat melalui penelitian kefarmasian dan mengembangkan produk kesehatan dari bahan alam.

Baca Juga: Fakta-fakta Dosen ITERA Langgar Kode Etik, Undur Diri dari Jabatan

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya