Usung Program Pangan, Kementan Bakal Kucurkan Rp180 Miliar ke Lampung

- Dana Rp180 miliar dieksekusi mulai September 2025 untuk program hilirisasi dan investasi besar-besaran di sektor hulu perkebunan.
- Mayoritas produk perkebunan Lampung diekspor dalam bentuk mentah, menyebabkan pertumbuhan ekonomi lamban.
- Gubernur yakin Lampung akan menjadi sentra hilirisasi produk pangan karena memiliki hasil perkebunan melimpah dan lokasi strategis.
Bandar Lampung, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) RI menargetkan Provinsi Lampung dalam program hilirisasi dan investasi besar pada Desember 2025 melalui peremajaan tanaman di sektor hulu dengan kucuran dana Rp180 miliar.
Direkrut Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Kementan RI, Abdul Roni Angkat mengatakan, pemerintah tengah mengusung program hilirisasi dan investasi besar-benar untuk Provinsi Lampung.
"Sesuai instruksi pak Menteri, Lampung ditarget hilirisasi produk pangan di bagian hulu yaitu proses peremajaan, kita sediakan benih, jasa penanaman hingga pengolahan tanah," ujarnya, Jumat (19/9/2025).
1. Dana Rp180 miliar mulai dieksekusi September 2025

Abdul Roni melanjutkan, nilai investasi bahan baku bakal dijadikan ekosistem tersebut melalui pengembangan produk hilirisasi perkebunan seperti pabrik tapioka, pabrik kopi, pabrik coklat, hingga pabrik gula.
Oleh karenanya, dalam tahap awal Kementan RI akan langsung mengeksekusi proses hilirisasi di bagian hulu melalui proses peremajaan produk tanaman.
"September ini akan langsung kita eksekusi dengan dana Rp180 miliar dan itu ditargetkan selesai di bulan Desember, kemudian untuk pembangunan pabrik pengolahan kemungkinan di tahun depan," katanya.
2. Mayoritas produk perkebunan diekspor bentuk mentah

Merespons program tersebut, Gubernur Mirza menyampaikan mayoritas hasil produk perkebunan dan pertanian di Provinsi Lampung sejauh ini sudah mulai diekspor ke berbagai negara dalam bentuk mentah.
Alhasil, kondisi ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Lampung sangat lamban dikarenakan rasio keuntungan yang didapatkan dari petani sangat kecil.
“Dari 60 persen ekspor kopi Indonesia ke negara luar ini sumber kopinya dari Lampung, coklat juga kurang lebih demikian. Jadi, Lampung ini berdasarkan analisis saya, 70 persen uangnya keluar dari Lampung. Artinya, bila 70 persen uang itu dikelola dan hanya berputar di Lampung, saya yakin pertumbuhan ekonomi kita sangat cepat dan signifikan,” katanya.
3. Yakini Lampung jadi sentra hilirisasi produk pangan

Mirza meyakini Provinsi Lampung akan menjadi sentra hilirisasi produk pangan. Hal itu didasari pada kondisi saat ini, di mana setiap perusahaan yang berencana membangun pabrik pengolahan pangan cenderung melirik Lampung.
“Provinsi kita memiliki hasil perkebunan yang melimpah, lahan luas, serta lokasi strategis yang tidak terlalu jauh dari Jakarta. Karena itu, banyak perusahaan berminat membangun pabrik di daerah kita,” imbuh gubernur.