Misteri Kematian Siswa SPN Kemiling, Begini Kronologi Versi Keluarga

Ada sederet luka di jenazah Advent Pratama

Bandar Lampung, IDN Times - Siswa calon polisi Sekolah Polisi Negera (SPN) Kemiling, Advent Pratama Telaumbanua dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Selasa (15/8/2023). Kematian siswa Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polda Lampung ini menyisakan sederet tanda tanya, terutama bagi pihak keluarga.

Sebagaimana konferensi pers di Aula Presisi Polda Lampung, Rabu (16/8/2023), pihak Polda Lampung dan Dokter Forensik RS Bhayangkara kompak menyebut siswa Advent Pratama Telaumbanua kelelahan, hingga didiagnosis menghembuskan nafas terakhir akibat henti jantung henti nafas.

Kendati demikian, pihak keluarga menduga adanya perilaku penganiayaan dialami Advent Pratama Telaumbanua sebelum meninggal. Itu dikuatkan seiring temuan informasi dan luka tak wajar pada jenazah siswa tersebut.

Merujuk keterangan pihak keluarga, berikut kronologi peristiwa meninggalnya siswa SPN Polda Lampung, Advent Pratama Telaumbanua versi keluarga.

Baca Juga: Keluarga Calon Polisi SPN Kemiling Meninggal Lapor ke Polda Lampung

1. Informasi awal Advent meninggal terjatuh

Misteri Kematian Siswa SPN Kemiling, Begini Kronologi Versi KeluargaPaman siswa Advent Pratama, Rahmat Telaumbanua saat melayangkan laporan ke Polda Lampung, Kamis (23/8/2023). (IDN Times/Istimewa).

Paman Advent Pratama Telaumbanua, Rahmat Telaumbanua menjelaskan, informasi meninggal sang keponakan diperoleh pertama kali usai mendapat telepon dari sosok Kapolsek, AKP Muhamad Sugeng mengatakan, Advent telah meninggal dunia, Selasa (15/8/2023) sekitar pukul 17.00 WIB.

"Dari jam 17.15, kapolsek datang dan anggota menyampaikan bahwa mereka turut berdukacita atas kepergian meninggalnya Ananda Advent Pratama Telaumbanua dan saya menanyakan penyebabnya apa? Ia menyampaikan bahwa menurut informasi terjatuh," ujarnya, Kamis (24/8/2023).

Mendengar informasi itu, lantas Rahmat menelisik lebih jauh ihwal penyebab kematian sang keponakan. "Saya tanya penyebabnya apa, menyampaikan untuk lebih jelas datang ke Rumah Sakit Bhayangkara Lampung," tambahnya.

Alhasil sekitar pukul 17.30 WIB, Rahmat memutuskan berangkat dari kediaman di Lampung Timur menuju RS Bhayangkara dengan mobil dinas polisi dam tiba sekitar pukul 19.20 WIB.

"Pada saat itu saya bertemu dengan Kepala Sekolah SPN Kemiling, Kombes Frengky. Kombes Frengky menyampaikan dia tidak ada di lokasi saat kejadian, karena sedang zoom meeting dengan Mabes Polri dan baru diberitahu lewat RS Bhayangkara," ucap dia.

2. Sebut jenazah sempat tak diizinkan difoto

Misteri Kematian Siswa SPN Kemiling, Begini Kronologi Versi KeluargaSosok Advent Pratama. (Facebook/Yanifari Nduru)

Rahmat melanjutkan, berdasarkan laporan dari anggota disampaikan Kombes Frengky, Advent Pratama Telaumbanua meninggal dunia karena terjatuh saat bina fisik menjelang makan siang. Saat itu, sang keponakan sempat ditolong ramai-ramai oleh para rekan sependidikannya.

"Advent diperiksa kesadarannya dan bangun menurutnya putra kami ini masih bisa berkomunikasi, tapi tidak lama setelah itu pingsan lagi dan dilakukan tindakan medis di SPN antara jam 12 sampai 14 siang," ungkapnya.

Dikarenakan Advent Pratama Telaumbanua tidak kunjung sadar, maka dibawa ke RS Bhayangkara pada pukul 14.00 WIB di ruang IGD dan tim medis menyatakan Advent Pratama meninggal dunia pukul 14.45 WIB.

"Setelah itu masuk ke dalam, ketika lihat jenazah tidak diizinkan untuk difoto oleh petugas rumah sakit, padahal orang tua korban menunggu fotonya untuk lebih jelas. Yang bisa disaksikan hanya terlihat pelipis ada luka di kantong mata dan bibir luka sobek, kepala diikat, ditanya karena terjatuh," imbuh Rahmat.

Selain itu, terdapat hitam-hitam di belakang kepala dan pinggang keluar darah, serta jari telunjuk diperban. Akhinya, sepakat tidak di dilakukan langkah autopsi. "Jam 22.00 jenazah dimandikan, jam 11 malam dipakaikan baju. Baju Advent disobek, saya tanya kenapa digunting, mereka mengatakan untuk terapi alat kejut jantung. Sampai disitu belum ada kecurigaan," sambung dia.

3. Terima informasi sempat dianiaya, desak kepala SPN lakukan autopsi

Misteri Kematian Siswa SPN Kemiling, Begini Kronologi Versi KeluargaSPN Kemiling, Polda Lampung. (Google).

Rahmat menerangkan, pihak sekolah sempat menyampaikan bagaimana cara mengirim jenazah ke Nias, dikarenakan saat itu maskapai penuh. Maka pesawat cargo akan mengantar jenazah, tidak bisa bersamaan dengan pendamping.

"Jadi pesawat cargo berangkat jam 5 pagi menuju Silangit. Tanggal 16 Agustus 2023, jam 7 pagi bersama keluarga 3 orang dari Bandar Lampung terbang ke Nias bersama ketua SPN Kombes Frengky. Ketika di Medan jam 12 WIB, ada informasi bahwa Advent tidak meninggal karena terjatuh tetapi karena penganiayaan," terangnya.

Akhirnya, hasil konsultasi dengan keluarga besar mendesak diambil langkah autopsi jenazah. Kala itu, Rahmat meminta kepada Kombes Frengky guna mendampingi proses autopsi dipilih berlangsung di RSUP H Adam Malik, Medan. "Atas permintaan keluarga, Kombes Frengk mengizinkan untuk diautopsi," sambung Rahmat.

Setibanya di Bandara Silangit sekitar pukul 15.00 WIB, jenazah Advent Pratama langsung dibawa ke Medan, dan sampai di RSUP H Adam Malik pukul 21.00 WiB. Saat itu, keluarga mengalami kesulitan untuk melaksanakan autopsi, sebab harus ada laporan polisi terlebih dahulu.

"Saya minta tolong Kombes Frengky, bisa tidak bisa harus diautopsi. Akhirnya, dia meminta anggota keluarga membuat surat permohonan ke Polda Lampung, jam 12 malam tanggal 17 Agustus dilakukan autopsi jenazah," kata dia.

4. Keluarga duga penyampaian keterangan kematian Advent tidak sesuai fakta

Misteri Kematian Siswa SPN Kemiling, Begini Kronologi Versi KeluargaJenazah siswa Advent Pratama saat disemayamkan di kediaman di Nias, Sumatera Utara. (IDN Times/Istimewa).

Dalam proses autopsi itu, Rahmat menyebut, dirinya bersama pihak keluarga diminta untuk melihat kondisi utuh jenazah Advent Pratama dalam posisi telanjang. Barulah didapati sejumlah luka seperti luka di pelipis kanan, kantong mata kanan, bibir atas pecah, luka dagu bawa, bagian dada kanan menghitam 2 garis balok.

Kemudian perut seperti busung ke atas, jari telunjuk kanan luka sobek 6 Cm, kepala belakang menghitam, punggung sekitar tulang belikat memerah, luka di bokong, tulang ekor menghitam, dan pantat membiru.

"Setelah diautopsi, besoknya tanggal 17 Agustus jam 9 pagi, jenazah dikirim lewat darat ke Sibolga dan tiba di Sesa Hilisaoto, Kecamatan Siduaori, Kabupaten Nias Selatan 18 Agustus 2023 pukul 10.30 pagi," kata Rahmat

Pascasempat disemayamkan, jenazah Advent Pratama Telaumbanua akhirnya dikebumikan 20 Agustus 2023 pukul 17.30 WIB. "Semua informasi yang disampaikan, kami duga tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya dan mendesak agar dilakukan periksaan," tandas paman Advent.

Baca Juga: Kompolnas Beri Rekomendasi Kasus Meninggalnya Siswa SPN Kemiling

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya