Tahun Baru, Harga Bapok dan Bumbu Dapur Bandar Lampung Masih Meroket

- Harga bahan pokok di Pasar Bandar Lampung masih tinggi pasca Nataru 2024
- Cabai rawit tembus Rp85-90 ribu per Kg, disebabkan oleh cuaca buruk yang membatasi suplai
- Masyarakat merasa terbebani dengan kenaikan harga dan berharap harga dapat kembali normal
Bandar Lampung, IDN Times - Harga barang-barang kebutuhan bahan pokok (Bapok) di pasar tradisional Kota Bandar Lampung terpantau masih tinggi pascaperayaan Hari Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Pantauan IDN Times di Pasar Pasir Gintung, Jumat (3/1/2024), harga beras non-premium Rp14 ribu-Rp15 ribu per Kg dan premium Rp16 ribu-Rp17 ribuper Kg; minyak goreng curah Rp20 ribu-Rp22 ribu per liter dan MinyaKita Rp19 ribu per liter, serta telur ayam ras mencapai Rp28 ribu-Rp29 ribu per Kg.
Bukan hanya bapok, kenaikan harga juga terjadi pada aneka bumbu dapur, terutama cabai rawit menyentuh Rp85 ribu-Rp90 ribu per Kg dan cabai merah Rp65 ribu-Rp70 ribu per Kg.
1. Harga cabai rawit melambung tinggi

Lintang, salah satu pedagang bumbu dapur di Pasar Pasir Gintung mengatakan, aneka jenis cabai kompak naik, terutama cabai rawit Rp85 ribu-Rp90 ribu per Kg. Lonjakan harga ini diakui berangsur mulai terjadi sebelum perayaan Natal.
Penyebabnya, kondisi cuaca ekstrem sering terjadi mengakibatkan suplai cabai ke para pedagang terbatas. Alhasil, harga beli kian naik dikarenakan stok cukup terbatas.
"Bukan cuma cabai, tapi juga bawang, rampai ini naik semuanya karena cuaca buruk, jadi stoknya terbatas," imbuhnya.
2. Kenaikan harga terjadi sebelum masa Nataru

Kenaikan harga juga terjadi pada aneka kebutuhan bapok. Pedagang lainnya Lastri mengamini, kondisi tersebut telah berlangsung sejak sebelum memasuki masa libur Nataru tahun ini.
"Masih (harga bapok tinggi), tapi alhamdulillah kalau untuk stok barang-barang (bapok) masih aman suplainya," ucapnya.
3. Masyarakat keluhkan kondisi harga mahal

Ningrum, masyarakat berbelanja di Pasar Pasir Gintung mengatakan, harga-harga penjualan sejak sebelum libur Nataru perlahan telah naik. Kondisi demikian, diakui memaksanya merogoh kocek lebih demi memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Ia berharap, kondisi serupa dapat segera berakhir, sehingga harga-harga pembelian bahan pokok maupun bumbu dapur dapat kembali normal seperti biasanya.
"Ya kita namanya masyarakat kecil, untuk sekarang ini masih terlalu tinggi mahal, harapannya minta stabil lagi seperti harga dulu sebelum akhir tahun," katanya.