Polda Lampung Kerahkan 4.436 Personel Selama Ops Lilin Krakatau 2022

Selama gelaran operasi tersebut, Wiyagus menyampaikan, khusus pengamanan ibadah Natal, personel diinstruksikan guna memastikan setiap lokasi ibadah sterilisasi. Itu dengan melibatkan pihak TNI, BNPT, Jibom, hingga Densus 88, serta unsur masyarakat termasuk ormas keagamaan sebagai wujud toleransi keberagaman.

Sedangkan untuk pengamanan pada perayaan malam Tahun Baru, pihaknya bakal memperketat perizinan keramaian dengan asesmen kerjasama kepada penyelenggara dan stakeholder terkait. Terutama, kegiatan melibatkan massa jumlah besar, guna mengantisipasi potensi kerumunan menimbulkan korban.

"Momentum Nataru selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia, termasuk di Lampung. Saya ingatkan, ini bisa berimplikasi terhadap peningkatan masyarakat," imbuh Kapolda.

Pascaoperasi lilin tersebut, Wiyagus menyampaikan, kepolisian daerah bakal melanjutkan kegiatan pengamanan berupa Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD) mulai 3-9 Januari 2022.

Oleh karenanya, terdapat terdapat sejumlah potensi gangguan harus diwaspadai bersama mulai dari sisi kesehatan yang tetap mewaspadai lonjakan COVID-19. Terlebih kini muncul subvarian baru Omicron BN1 memiliki sifat penularan lebih cepat.

"Lakukan penguatan prokes pada lokasi-lokasi berinteraksi tinggi, imbauan masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi booster, pengoptimalan penggunaan aplikasi PeduliLindungi jangan diabaikan," terang Wiyagus.

Kemudian terkait sisi keamanan, salah satu hal wajib diwaspadai seperti kemacetan maupun kecelakaan lalu lintas. Hingga pentingnya dilakukan pengetatan di bandara, terminal, maupun pelabuhan.

"Jadikan pengaturan rekayasa lalu lintas one way lebaran Idul Fitri 2022 sebagai acuan pada lalu lintas jalur tol maupun arteri, lakukan sosialisasi rekayasa lalin secara masif kepada masyarakat sehingga terinformasi dengan baik," sambungnya.

Wiyagus turut mengingatkan, kejahatan konvesional juga berpotensi mengancam keamanan dan kenyamanan masyarakat di wilayah hukum Polda Lampung. Pasalnya, berdasarkan catatan Desember 2021 angka kejahatan konvesional cenderung meningkat.

Maka dari itu, aparat penegak hukum dan stakeholder terkait diminta rutin berpatroli di daerah rawan hingga objek vital, serta peningkatan standar keamanan di lingkungan masing-masing.

"Aksi terorisme juga menjadi ancaman serius, ini tidak boleh terjadi. Kedepankan potensi dini aksi-aksi terorisme, lakukan penjaga ketat pada pusat keramaian, maupun tempat ibadah berpotensi target teror," tandas dia.