Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kisah inspiratif Herdi Kusama Wijaya, mantan supervisor restoran alih profesi penjual sayuran. (IDN Times/Istimewa)

Bandar Lampung, IDN Times - Pandemik COVID-19 berdampak terhadap kelesuan ekonomi terjadi hampir di semua lini sektor usaha. Banyak, perusahan di Indonesia mandek akibat sepi pengunjung bahkan larang beroperasi.

Kondisi itu di antaranya berujung pada kebijakan pengurangan karyawan atau pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal tersebut turut dialami salah satu karyawan perusahaan swasta di Provinsi Lampung yakni, Herdi Kusama Wijaya.

Dahulu Herdi bekerja di sebuah restoran kenamaan di salah satu mall Kota Bandar Lampung dan menduduki jabatan penting. Namun, pandemik COVID-19 mengubah segalanya. Kini ia harus alih profesi sebagai pedagang sayur mayur.

Bagaimana cerita selengkapnya? Berikut IDN Times rangkum kisah inspiratif Herdi Kusama Wijaya menghadapi gelombang PHK di tengah hempasan badai pandemik COVID-19 tapi kini mampu bangkit menjadi pelaku usaha.

1. Mantan supervisor restoran Bandar Lampung, diPHK setelah 8 tahun bekerja

Kisah inspiratif Herdi Kusama Wijaya, mantan supervisor restoran alih profesi penjual sayuran. (IDN Times/Istimewa)

Herdi merupakan mantan karyawan perusahaan swasta bergerak dibidang food and beverage. Bahkan restoran tempat ia bekerja terdengar sangat familiar di telinga masyarakat, khususnya Kota Bandar Lampung. Tak tanggung-tanggung, dirinya bahkan menduduki jabatan penting yaitu, supervisor atau penyelia.

Di perusahaan itu, Herdi telah bekerja kurang lebih selama 8 tahun. Namun itu semua tetap menghantarkannya pada kenyataan pahit dipaksa menerima keputusan PHK. Pasalnya, restoran tempat ia bekerja harus gulung tikar usai tak kuasa menanggung biaya operasional.

"Saya ingat betul, Maret 2020 awal pandemik masuk dan restoran sudah mulai sepi, karena mulai ada pembatasan-pembatasan. Dari situ, pendapat mulai berkurang. Saya sebagai atasan dapat info dari pusat, kalau restoran ini mau ditutup permanen," ujarnya, kepada IDN Times, Sabtu (11/12/2021).

Seiring berjalannya waktu, restoran tempat Herdi bekerja kian dekat dengan jurang kebangkrutan, mulai dari sepinya pengunjung, kesulitan menanggung biaya operasional, hingga merumahkan sebagian pekerja. "Restoran sudah tidak sanggup, jangankan pembeli, orang sekadar berkunjung saja itu tidak. Mei 2020, baru akhirnya kita tutup total," sambung dia.

2. Mendapat dana pesangon tak sesuai

Editorial Team

Tonton lebih seru di