Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pornografi (IDN Times/Sukma Shakti)

Bandar Lampung, IDN Times -Kemajuan teknologi yang tidak terbatas di era digital saat ini, menyebabkan anak-anak semakin mudah terpapar pornografi. Terlebih di tengah pandemik COVID-19 saat ini, anak lebih sering mengakses internet.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lampung Selatan, Winarni Nanang Ermanto menjabarkan sejumlah data mengenai pornografi ini. 

Dia mengungkap, Kementerian Kesehatan pada Juni 2018 telah melakukan screening adiksi pornografi di kalangan SMP dan SMA. Dari 1.314 responden yang dijadikan sasaran, hasilnya 1,7 persen tidak terpapar pornografi, dan 98,3 persen anak telah terpapar pornografi.

Pada tahun 2020, Kementerian Kominfo sudah menangani konten internet negatif saja 1,3 juta. Sebanyak 1,06 juta konten negatif yang ditangani merupakan konten pornografi.

1. Perkembangan otak paling signifikan terjadi di usia 12-25 tahun

verywellmind.com

Winarni menyampaikan, Jumat (6/8/2021), fase perkembangan otak paling signifikan terjadi pada rentang usia remaja hingga menjelang dewasa, yaitu antara 12-25 tahun.

Pada fase ini, kata Winarni, perilaku manusia cenderung dipengaruhi oleh bagian otak yang dinamakan sistem limbik (terutama pada bagian amygdala) yang mengatur emosi, motivasi, impuls, agresi dan perilaku naluriah lainnya.

“Sementara bagian lobus frontal yang mengatur sistem ketenangan, logika, etika dan konsentrasi lebih lambat berkembang,” tutur istri Bupati Lampung Selatan ini.

2. Kerusakan otak akibat pornografi lebih berbahaya dari paparan narkotika dan zat adiktif

Editorial Team

Tonton lebih seru di