Estimasi Tembus 31 Ribu Kasus, TBC di Lampung Tergolong Masih Tinggi

- Penyebaran TBC merata di kabupaten/kota Lampung
- Penderita disebabkan lingkungan, tingkat kesadaran, pola hidup tidak sehat
- Pedomi RAD sampai jamin obat-obatan TBC
Bandar Lampung, IDN Times - Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan mengkhawatirkan di Indonesia. Termasuk di Provinsi Lampung tergolong cukup tinggi tingkat penyebarannya.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung dalam rentan waktu terakhir, estimasi kasus TBC di Lampung diperkirakan mencapai 31.302 kasus. Jumlah ini hanya sekitar 7 ribu penderita telah ditemukan dan mendapatkan pengobatan. Sisanya, sekitar 24 ribu orang belum terdeteksi dan belum terima perawatan intensif.
"Masih kurang baik (catatan kasus penyakit TBC), kasusnya masih banyak. Itulah yang kita perangi di Lampung ini, salah satunya TBC," ujar Kepala Dinkes Provinsi Lampung, Edwin Rusli dikonfirmasi, Jumat (13/6/2025).
1. Penyebaran merata di kabupaten/kota Lampung

Merujuk hasil pemantauan dinas kesehatan, Edwin menyampaikan, laju penyebaran penyakit disebabkan infeksi bakteri menyerang fungsi paru-paru tersebut bisa dikatakan hampir cukup merata, dengan jumlah bervariasi pada setiap kabupaten dan kota Provinsi Lampung.
Oleh karenanya, diakui penyakit TBC di Provinsi Lampung sampai hari ini masih menjadi tantangan serius mulai dari urusan pencegahan maupun penanganannya.
"Hampir seluruh wilayah, jadi memang perlu adanya kebijakan, inovasi, dan kolaborasi yang spesifik dengan stakeholder terkait untuk permasalahan penanggulangan TBC," imbuhnya.
2. Penderita disebabkan lingkungan, tingkat kesadaran, pola hidup tidak sehat

Edwin melanjutkan, keberadaan penyakit TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyebar ke organ tubuh lainnya, sehingga bisa berisiko tinggi bagi penderita dan orang-orang di sekitar.
Disebutkan, berbagai faktor penderita TBC bisa terjangkit disebabkan akibat kondisi lingkungan memprihatinkan, minimnya tingkat kesadaran masyarakat, hingga dipengaruhi gaya atau pola hidup kurang sehat.
"Kalau cara pengobatannya, jadi pengidap TBC itu tidak boleh putus minum obat selama tiba bulan, tapi rata-rata mereka tidak selesai karena kalau putus harus mulai lagi dari nol. Maka ini juga perlu kesadaran masing-masing pasien," ucapnya.
3. Pedomi RAD sampai jamin obat-obatan TBC

Sebagai langkah kongkret mencegah dan menangani laju penyebaran TBC, Edwin menambahkan, pemerintah daerah telah menyusun dan melaksanakan rencana aksi daerah (RAD) penanggulangan TBC Provinsi Lampung
Menurutnya, RAD penanggulangan TBC merupakan penyusunan dokumen kebijakan daerah berisi komitmen melakukan serangkaian tindakan, tugas, hingga langkah-langkah dirancang untuk eliminasi TBC yang mengacu pada kebijakan nasional terkait.
"Dalam upaya percepatan eliminasi TBC, Provinsi Lampung menggagas program mulai dari penemuan kasus secara aktif dan pasif, peningkatan akses layanan, perluasan terapi pencegahan, hingga penguatan surveilans,” katanya.
Disamping itu, pemerintah daerah terus mengarahkan dan menginstruksikan setiap Puskesmas aktif mengambil langkah-langkah sosialisasi maupun edukasi terkait bahanya penyakit TBC. "Kami juga memastikan supaya obat-obatan selalu terpenuhi ketersediaannya," tambah dia.
4. Belum terima arahan ujicoba vaksin TBC Bill Gates

Ihwal rencana ujicoba vaksin M72 TBC tengah dikembangkan Gates Foundation miliki pendiri Microsoft, Bill Gates, Edwin menambahkan, pemerintah daerah hingga kini belum menerima arahan maupun edaran resmi pelaksanaan kebijakan tersebut dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Untuk Lampung belum ada informasi, sepertinya di Indonesia belum ada surat keputusannya, jadi belum bisa juga kita pastikan. Belum ada surat dari kementerian terkait ini," imbuhnya.