TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisruh Gereja di Bandar Lampung, Kemenag: Selesaikan dengan Kerukunan

Selesaikan dengan musyawarah

Komplek rumah yang dijadikan tempat ibadah. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Bandar Lampung, IDN Times - Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Lampung meminta permasalahan dugaan aksi persekusi dan pelarangan peribadatan di Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD) Bandar Lampung diselesaikan dengan mengedepankan kerukunan antar umat beragama.

Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Lampung, Puji Raharjo mengatakan, permasalahan semacam ini jelas amat membutuhkan kedamaian, keamanan, dan keharmonisan antar pemeluk agama, terkhusus bagi para pihak berselisih paham.

"Mari permasalahan ini kita selesaikan bersama-sama dengan tetap mengedepankan kebersamaan, kerukunan, serta menjaga kondusivitas, dan harmoni antar umat beragama," ujarnya, Senin (20/2/2023).

Baca Juga: Sanggah Larang Ibadah Gereja, Ketua RT: Belum Ada Surat Izin

1. Semua pihak berselisih harus terima kesepakatan ahli

Kepala Kanwil Kemenang Lampung, Puji Raharjo. (Dok. Kanwil Kemenag Provinsi Lampung).

Lebih lanjut disampaikan Puji, para pihak baik dari warga setempat dan jemaat GKKD harus menerima kesepakatan dari para ahli, pejabat bangsa, hingga wakil rakyat. Semua itu haruslah menjadi pegangan secara bersama-sama.

"Pemikiran para pendiri bangsa kita lebih luas. Walau kita tidak ikut membuat pegangan itu, tapi semua itu adalah bentuk kompromi yang paling sesuai. Oleh karena itu, mari permasalahan ini kita bicarakan dengan cara yang tepat," kata dia.

Berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, dijelaskan tentang persyaratan pendirian rumah peribadatan. "Semua kegiatan dimaksud harus mengikuti prosedur sebagaimana ditetapkan oleh peraturan bersama menteri," sambung Puji.

2. Wajib dialog secara damai

Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD) Bandar Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Puji menambahkan, permasalahan keberadaan gereja setempat juga wajib dilakukan dialog-dialog dengan cara damai. Itu salah satu jalan untuk membangun keharmonisasian hubungan antar umat beragama.

"Kita semua menginginkan kedamaian, keamanan, dan tentunya membangun hubungan harmonis antar umat beragama yang mencintai agama kita yakini," imbuhnya.

Terlebih, dengan kebijakan perapan moderasi beragama semua pihak tetap berada dalam keyakinan dengan toleransinya masing-masing. "Jadi walaupun kita berada dalam rumah ibadah agama lain, dialog dengan cara damai dalam menyelesaikan masalah harus bisa dilakukan," lanjut Puji.

Baca Juga: Viral! Aksi Dugaan Persekusi Ibadah di Gereja Bandar Lampung

Berita Terkini Lainnya