Hukum Mandi Wajib Usai Sahur, Puasa Ramadan Tetap Sah?
Pentingnya makan sahur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Puasa Ramadan 2022/1443 Hijriah hampir memasuki sepekan dijalani, namun tak sedikit di antara kita masih menanyakan hukum mandi wajib setelah sahur atau saat memasuki waktu subuh.
Sekelumit pertanyaan semisal, apakah hukum mandi wajib setelah sahur itu haram, karena dalam keadaan junub? Lalu benarkah itu bisa membatalkan puasa?
Pertanyaan-pertanyaan serupa dirasa terbesit dibenak kebanyakan pria ataupun wanita dewasa. Bagaimana tidak, mereka umumnya junub di malam hari pada bulan Ramadan, baik karena mimpi basah maupun karena hubungan badan dan lalu tertidur dirasa hampir dialami kebanyakan orang.
Nah untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut, berikut jawaban hukum mandi wajib setelah sahur atau memasuki waktu subuh IDN Times lansir dari NU Online
Baca Juga: Cara Membaca Kitab Kuning, Ada Lima Hal Perlu Dipelajari
1. Puasa tetap sah!
Menanggapi sederet pertanyaan itu, Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) Kota Bandar Lampung, Ustaz Hidayatullah mengatakan, puasa orang dalam keadaan tidak suci tetap sah. Itu sekalipun ia memutuskan mandi wajib setelah sahur.
"Puasanya sah, sebab syaratnya berpuasa tidak ada ketentuan harus suci dari dua hadats," terangnya.
Referensi:
يَمِنْ الْجُنُبِ أَدَاءُ الصَّوْمِ بِأَنْ يُصْبِحَ صَائِمًا قَبْل أَنْ يَغْتَسِل (1) فَإِنَّ عَائِشَةَ
وَأُمَّ سَلَمَةَ قَالَتَا : نَشْهَدُ عَلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أِنْ كَانَ لِيُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ غَيْرِ احْتِلاَمٍ ثُمَّ يَغْتَسِل ثُمَّ يَصُومُ (2
Berpuasa hukumnya sah bagi orang junub seperti orang yang memasuki subuh sebelum ia menjalani mandi besar karena Aisyah dan Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena jima’ dengan istrinya, kemudian ia mandi dan berpuasa.
Baca Juga: Mengenal Salafi dan Wahabi, di Indonesia Stereotipe Negatif?