TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peringatan Dini BMKG Lampung, Air Laut Pasang Sampai 31 Oktober

Curah hujan tinggi masyarakat diimbau waspada banjir

Ilustrasi pencemaran laut. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Bandar Lampung, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Lampung mengeluarkan surat imbauan mengenai Peringatan Dini Pasang Maksimum Air laut di sejumlah wilayah. Diprakirakan akan terjadi sampai 31 Oktober 2022.

Wilayah pesisir tersebut di antaranya, pesisir Bandar Lampung, pesisir Tanggamus, pesisir Lampung Selatan, pesisir Pesawaran, dan pesisir Lampung Timur.

Hal tersebut terjadi karena adanya fase bulan baru pada 25 Oktober bersamaan dengan perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi pada tanggal 29 Oktober. Sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian air laut yang lebih signifikan.

Tak hanya wilayah pesisir, curah hujan tinggi terjadi bulan ini juga menyebabkan beberapa daerah di Lampung terendam banjir.

Baca Juga: Fenomena Ikan Naik Bibir Pantai Lampung, BMKG: Bukan Pertanda Bencana

1. Waspada banjir di daerah pesisir

Ilustrasi pesisir laut. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Menindaklanjuti surat edaran dari Stasiun Maritim Lampung tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan, Dulkahar mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir di wilayah pesisir akibat meningkatnya ketinggian air laut.

Dulkahar mengatakan, kondisi pasang air laut maksimum dapat mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta perikanan darat.

2. Imbau masyarakat jaga alam dan lakukan gotong royong

Ilustrasi gelombang tinggi (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Pihaknya meminta masyarakat mengantisipasi dampak dari air laut maksimum serta memperhatikan pembaruan informasi cuaca maritim dari Stasiun Meteorologi Maritim Panjang Provinsi Lampung, maupun pembaruan informasi dari BPBD Lampung Selatan.

“Waspada juga terhadap cuaca ekstrem terjadi belakangan ini baik curah hujan tinggi menyebabkan banjir, dapat melakukan langkah-langkah antisipasi seperti gotong royong bersih saluran udara, saluran yang mungkin mampet untuk mengurangi risiko banjir yang lebih besar,” terangnya.

Ia menyebut, masyarakat bisa menjaga pola hidup bersih dengan tidak merusak alam.

“Jagalah alam maka alam akan menjaga kita. Pola-pola pemikiran hidup seperti itu perlu terus diterapkan," ujarnya. 

3. Sejumlah titik di Kota Metro terendam banjir

Genangan air di Kota Metro usai hujan lebat ( dok. Kresna Bayu Adhi)

Sementara itu di Kota Metro, hujan deras terjadi menggenangi sejumlah titik di antaranya Jl.Sumbawa, Metro Barat, Jl.Ahmad Yani, Metro Timur, Jl. Lukman Tanjung Hadimulyo Barat, Jl. Poksai, komplek Pemda dan Kebun Cengkeh, serta beberapa kawasan di Kelurahan Margorejo, Metro Selatan.

Wali Kota Metro, Wahdi Siradjuddin meminta permasalahan banjir harus dicari solusinya agar tidak terulang kembali apabila intensitas hujan tinggi. Menurutnya, perlu ada peran aktif dari semua pihak untuk menjaga lingkungan dengan baik, apalagi Metro dilintasi daerah aliran sungai (DAS).

“Kepada seluruh warga Kota Metro khususnya yang terdampak banjir, kewaspadaan perlu ditingkatkan, terutama sekali banjir karena intensitas hujan juga masih tinggi,” ujar Wahdi.

Baca Juga: Hujan Es Terjadi di Lampung Utara, BMKG: Fenomena Alam Biasa

Berita Terkini Lainnya