Asa Perajin Tahu Tempe Bandar Lampung Hadapi Harga Kedelai Melambung
Demi dapur tetap mengebul, cari cara atasi harga kedelai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Kementerian Perdagangan mengatakan harga kedelai pada minggu ini mulai ada penurunan dibanding minggu sebelumnya. Kemendag berharap para importir kedelai tetap menjaga kestabilan harga supaya para perajin tahu tempe tetap berproduksi.
Namun turunnya harga kedelai pada minggu ini masih belum berdampak bagi perajin tempe di Kota Bandar Lampung, tepatnya di Kecamatan Sukarame, Gunung Sulah. Pandemik COVID-19 sudah cukup mengurangi pendapatan mereka, ditambah hargai kedelai yang melambung tinggi.
Berikut IDN Time rangkum strategi perajin tempe menghadapi harga kedelai naik.
Baca Juga: Atlet PON Open Water Swiming Lampung Naufal Rizki Latihan ala Marinir
1. Kenaikan paling tinggi dari sebelumnya
Para perajin tahu tempe di Kampung Gunung Sulah mengeluhkan harga kedelai terus merangkak naik sejak pandemik COVID-19. Namun kenaikan pada bulan ini dianggap paling tinggi dari sebelumnya.
"Biasanya naik 100 atau 200 kalau sekarang sampai ribuan. Ini kayaknya bakal naik lagi nanti," kata Ngatinem salah satu perajin tempe.
Ngatinem mengatakan, harga kedelai sebelumnya masih diangka Rp7 ribu per kilogram (kg). Saat ini sudah Rp11 ribu, namun itu karena ia biasa mengambil sebanyak satu ton. Jika perajin lain yang mengambil eceran, harganya bisa sampai Rp12 ribu per kg.
Baca Juga: Mei 2021 Provinsi Lampung Inflasi 0,15 Persen, Ini Kata Bank Indonesia