TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Penarik Bentor Terimbas Harga BBM, Ongkos Naik, Pelanggan Kabur

Pendapatan hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari

Hendri, penarik bentor di Pasar Kangkung Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Bandar Lampung, IDN Times - Pasar Kangkung merupakan salah satu pasar tersibuk di Kota Bandar Lampung. Pasar ini selalu penuh geliat orang-orang bertransaksi, menawar, hingga berteriak menawarkan dagangannya.

Di tengah hiruk pikuk itu, seorang laki-laki paruh baya sedang duduk termangu di atas bentornya, Sabtu (10/9/2022). Pria itu bernama Hendri (47), seorang penjual jasa bentor atau becak motor di Pasar Kangkung.

Ia tak pernah absen membawa topi tiap menarik bentornya. Topi itu dapat menghalau sinar matahari sekaligus menutupi wajah lesunya karena baru mendapat beberapa kali orderan saja.

Isu kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini sedang hangat-hangatnya di Indonesia. Pemerintah lusat menaikan harga bahan bakar fosil baik yang bersubsidi maupun tidak bersubsidi pada 3 September 2022 lalu.

Seperti Pertalite, bahan bakar paling favorit bagi masyarakat menengah ke bawah ini naik menjadi Rp10.000 per liter dengan sebelumnya Rp7.650 per liter saja. Kenaikan ini berdampak langsung pada sektor transportasi, salah satunya adalah penjual jasa bentor.

1. Baru saja kembali memperbaiki perekonomian pasca PPKM, kesulitan lainnya datang

Bentor di Pasar Kangkung Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Masih duduk di bangku bentornya, Hendri mengatakan kenaikan BBM saat ini entah kenapa sangat terasa. Padahal bukan sekali dua kali harga BBM naik. Namun ia menduga hal itu dikarenakan BBM naik tepat setelah bencana pandemik COVID-19 melandai.

Sehingga pikirnya, baru saja masyarakat mau memperbaiki kejatuhannya di masa pandemik selama dua tahun kemarin. Namun kesulitan lainnya sudah datang lagi. Itu pun dari pemerintah negaranya sendiri.

“Kalau (harga BBM) naik gini kan bahan pokok jadi mahal juga, pengeluaran otomatis nambah. Sedangkan pendapatan saya ya segitu-gitu aja,” katanya ketika ditemui IDN Times. 

Baca Juga: DPRD Kota Bakal Kirim Surat Tuntutan Tolak Kenaikan BBM ke Pusat

2. Takut pelanggan pergi, bentor tak bisa menaikan tarif

Hendri, penarik bentor di Pasar Kangkung Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Hendri mengatakan, tak berani menaikan tarif bentornya meski harga BBM naik. Pasalnya, ia sangat yakin pelanggan akan kabur begitu semisal tarif bentor naik.

“Kalau ongkos bentor dinaikin ya gak ada yang mau naik penumpang. Ini aja udah jarang yang mau (naik bentor). Apalagi dinaikin (harganya) ya kabur malah. Jadi kita (ongkosnya) seperti biasa aja lah,” katanya sembari tertawa.

Namun setelah itu ia bergumam dan berharap agar pemerintah bisa menarik kembali kebijakannya dan menurunkan barang seribu rupiah saja untuk harga bensin, khususnya jenis Pertalite. “Ya jadi 9.000 aja lah gak apa-apa, yang penting bisa turun,” katanya.

3. Persaingan semakin sulit

Penarik bentor di Pasar Kangkung Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Sambil sesekali memperhatikan orang-orang berlalu lalang di pinggir jalan Pasar Kangkung, ayah tiga anak ini mengatakan, penumpang bentor tidak sebanyak beberapa tahun yang lalu

Menurutnya persaingan semakin ketat, selain dari sesama penarik bentor, ada juga becak biasa, ada angkot yang bisa masuk hingga pinggir gang pasar, dan yang paling membuat waswas adalah ojek online.

“Orang-orang sekarang kebanyakan naik ojol, jadi yang biasa naik bentor jadi gak naik bentor. Bensin aja udah mahal banget ini malah tambah mahal,” katanya.

Namun beruntungnya, ojek online tidak bisa dimintai jasa untuk orang yang bawaannya sangat banyak. Berbeda dengan bentor. Maka Hendri melanjutkan, pelanggannya ada dua macam yakni pelanggan untuk bawa barang dan bawa orang.

“Iya kadang bawa orang kadang bawa barang. Tapi tarifnya mah sama mau orang atau barang. Kita mah tergantung jarak aja. Kayak paling ke Sukaraja itu 20 (ribu) atau 15 (ribu), macam-macam,” paparnya.

4. Modal penarik bentor

Hendri, penarik bentor di Pasar Kangkung Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Tak hanya bensin minimal sehari tiga liter, modal seorang penarik bentor juga ada untuk perawatan. Hendri biasanya mengisi oli tiap 20 hari sekali.

Sedangkan untuk cuci bentor atau hanya sekadar melumas rantai motor bebek modifnya itu ia biasa melakukannya sendiri di rumah.

“Kalau ganti ban itu mah lama setengah tahun atau setahun sekali. Paling bocor ban itu tinggal ditambal. Tapi jarang sih itu mah,” katanya.

Oleh karenanya ia menyampaikan, sebelum BBM naik saja pengeluaran untuk modal saja sudah lumayan. Kemudian sekarang modal bertambah namun penghasilan bisa jadi malah berkurang.

“Ya sabar saja lah. Kalau kita-kita ini mah gak cari kaya mbak. Harapannya semua cukup aja. Masyarakat dibuat makmur aja yang penting,” ujarnya.

Baca Juga: Siap-siap! 241.706 Pekerja di Lampung akan Diguyur BSU BBM Rp600 Ribu 

Berita Terkini Lainnya