TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dunia Kreatif Digital Lampung Bisa Jadi Peluang Usaha Menggiurkan

Narsis di medsos tak cukup, perlu gali potensi bisnis

Kelas Minat menggelar kegiatan bertajuk Potensi Industri Kreatif Digital di Koma Space, Bandar Lampung. (IDN Times/Istimewa).

Bandar Lampung, IDN Times – Potensi dunia kreatif di Lampung harus terus digali. Apalagi banyak anak muda berbakat mampu menghasilkan karya istimewa yang diunggah melalui media sosial (medsos).

Hal itu disampaikan Pemilik DRB Records, Deni Ribowo, ketika menjadi mentor Potensi Industri Kreatif Digital yang digelar oleh Kelas Minat di Koma Space, Bandar Lampung. Menurutnya, potensi dunia kreatif digital inilah yang harus digali sebagai peluang usaha.

Ia menyatakan, bersama rekannya dr Aldo di bawah label rekaman musik DRB Records sejak awal 2020 menciptakan banyak lagu dan Ring Back Tones (RBT). Lalu menjualnya ke platform musik digital.

”Saat ini memang harus berbisnis secara digital. Kita narsis di medsos saja tidak berguna. Kita posting sesuatu di medsos seperti anak sultan. Tapi kenyataannya kayak anak hutan. Susah dan terbatas. Jadi lebih baik manfaatkan medsos untuk membuat konten yang jelas,” kata anggota DPRD Lampung ini, Minggu (17/1/2021).

1. Ada masyarakat Lampung rengkuh kesuksesan dunia digital

Kelas Minat menggelar kegiatan bertajuk Potensi Industri Kreatif Digital di Koma Space, Bandar Lampung. (IDN Times/Istimewa).

Deni menyatakan, ada sejumlah masyarakat Lampung merengkuh kesuksesan di dunia digital. Misalnya, pemilik akun Instagram @turono86 yang menjual konten kuliner.

Turono kerap mengunggah konten siaran makan. Karena cara makan dan ulasannya yang berhasil membuat orang ngiler, konten Turono berhasil dilihat banyak orang. Pengikutnya di Instagram pun banyak.

”Karena memanfaatkan dan membuat konten jelas, Turono berhasil menjadi selebgram. Followers-nya banyak dan sering mendapat endorsement untuk sekali posting,” kata Deni.

Baca Juga: Kelas Minat Gelar Public Speaking Gratis, Pembicara Beri Tips Menarik

2. Hobi edit video pakai ponsel, dihadiahi kamera

Unsplash.com/Matthew Kwong

Dalam workshop tersebut, Deni juga memperkenalkan temannya bernama Daus. Daus baru saja mendapatkan hadiah berupa kamera dari Kine Master sebuah aplikasi telepon pintar untuk editing video dengan tampilan seperti komputer dengan tampilan telepon seluler.

Sebelumnya, Daus merekam dan mengedit video menggunakan ponsel. Ia mendapat kamera dari Kine Master dalam sebuah kompetisi.

“Karena editannya bagus, dia dapat kamera. Sebelum menggunakan kamera profesional, dia pakai HP yang bukan branded. Daus memanfaatkan keahliannya menjadi peluang untuk usaha. Bahkan, kini Daus sudah memasang tarif,” ucap Deni.

Daus menerangkan, kini sering mendapatkan pekerjaan untuk membuat konten video berisi iklan dan endorse. Kliennya mulai dari usaha bengkel, butik, sampai perumahan. Tarifnya, Rp1.500-Rp3.500 per detik.

Sehari, dia bisa memproduksi empat sampai lima video. Idenya, dia belajar secara otodidak. Juga belajar melalui YouTube. Sejak delapan bulan lalu.

”Intinya, di tengah masa pandemi, perekonomian belum bisa bangkit. Tidak lain sekarang harus berbisnis digital. Bagaimana caranya menyampaikan usaha kita sampai ke HP dan ke rumah orang langsung. Jangan malu memulai usaha. Untuk pertama, bisa gunakan aplikasi yang gratisan dulu. Tapi dengan tetap memperhatikan UU ITE,” saran Daus.

3. Platform digital, jadi wadah penghobis fotografi

Digital platform (Shutterstock/ra2 studio)

Platform digital yang sudah banyak saat ini, tentu menjadi wadah bagi penghobis fotografi. Hobi yang satu ini bisa dijadikan peluang usaha yang menguntungkan. Apalagi sekarang ini dunia fotografi sudah tidak lagi dimonopoli oleh para fotografer profesional. Orang sudah dapat memotret dengan bagus menggunakan hp.

Bisnis fotografi bisa menjanjikan. Misalnya fotografi pernikahan, foto komersial, sampai foto jurnalis. ”Kembali lagi ke passion. Ketika memang hobi foto dan siap menjadi fotografer profesional, tidak masalah. Yakin saja,” kata M Tegar Mujahid, fotografer Radar Lampung, yang menjadi mentor Fotografi Jurnalistik dalam workshop Kelas Minat tersebut.

Tegar tidak sekadar menjalani hobi fotografi. Yang membuatnya bertahan sebagai jurnalis foto karena dapat memberikan manfaat bagi sesama.

”Ada kebanggaan ketika saya memotret jalan rusak. Besoknya jalan itu dibenerin sama pemerintah. Ini bagian dari profesi, ada manfaatnya foto saya. Tidak buat diri sendiri, juga buat teman-teman,” ucapnya.

4. Kelas Minat terbentuk berawal dari keresahan sosial lingkungan

Pendiri kelas minat Bandar Lampung (IDN Times/Silviana)

Terbentuknya Kelas Minat Lampung berawal dari keresahan sosial di lingkungan sekitar tempat tinggal Habib dan founder lainnya, Robin Ali. Banyaknya pengangguran, anak muda terjerat kasus hukum narkoba, dan anak putus sekolah. Karena itu, kegiatan belajar gratis harus rutin berjalan demi membantu mengurangi dampak dari keadaan sosial di lingkungan sekitar.

”Semua kegiatan harus gratis dan kami berusaha untuk menyediakan fasilitas untuk semua kegiatan belajar para peminat. Kami yakin dari kegiatan sederhana ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan  pemuda-pemuda yang kreatif, lebih banyak lagi,” kata Habib.

Dia meyakini, para pemuda mempunyai potensi di dalam diri mereka. Yang mereka butuhkan adalah kesempatan dan ruang untuk menggali potensi dalam diri mereka. Kelas Minat melakukan kegiatan belajar secara rutin lima hari dalam sepekan. Setiap Jumat, Kelas Minat mengadakan materi besar dan materi tambahan.

”Kegiatan belajar tidak hanya kami lakukan di Rumah Minat. Tapi juga kami lakukan di luar ruangan, camping ground,” ucapnya.

Baca Juga: Cerita 2 Pemuda Lampung Dirikan Kelas Minat, Mulanya Diremehkan Warga

Berita Terkini Lainnya