Cerita 2 Pemuda Lampung Dirikan Kelas Minat, Mulanya Diremehkan Warga

Peserta ada office boy, anak putus sekolah dan eks napi

Bandar Lampung, IDN Times - Di era globalisasi saat ini banyak anak muda yang mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif. Namun tidak menutup kemungkinan banyak juga yang melakukan hal-hal positif bahkan bisa berdampak cukup besar untuk lingkungan sekitarnya.

Salah satunya adalah komunitas Kelas Minat yang baru pertama kalinya ada di Lampung. Meski baru berjalan selama kurang lebih tiga bulan, wadah ini mencetak orang-orang yang awalnya tidak memiliki keahlian bidang tertentu kini memiliki kemampuan bahkan sudah bisa diaplikasikan di dunia kerja profesional. Saat ini member kelas minat sudah sudah ada yang membuka kafe sendiri. Serta sudah banyak yang mendapat job foto serta layout di dunia kerja profesional.

Ritme yang digunakan dalam kelas ini adalah jaringan. Sehingga siapa saja bisa sharing dan belajar di Kelas Minat. Karena pada dasarnya kedua pendiri komunitas ini  menginginkan ada kerja sama dan saling membuka lapangan pekerjaan antara satu sama lain.

Meski saat ini hanya fotografi saja yang terekspose di media sosial namun di belakangnya terdapat tangan-tangan kreatif lain. Seperti melayout, membuat konsep atau pun membuat alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan gambar. 

1. Awal mula mendirikan kelas minat

Cerita 2 Pemuda Lampung Dirikan Kelas Minat, Mulanya Diremehkan WargaPendiri kelas minat Bandar Lampung (IDN Times/Silviana)

Berawal dari keresahan Habib Syahputra dan Robin Ali terhadap lingkungannya yang dikenal sebagai kampung narkoba dan banyak yang nongkrong di gang-gang sambil minum-minuman keras. Akhirnya mereka nekat membuat Kelas Minat yang awalnya dianggap remeh oleh masyarakat sekitar.

“Ternyata kita melihat teman-teman kita itu banyak yang harusnya kita tolong. Akhirnya dari kerisauan itu, ya minimal kita semangatin mereka ngasih mereka modal.  Nah modal yang bener-bener untuk hidup itu ilmu. Itu yang kita terapin. Kalau kalian mau maju bukan uang modalnya, tapi modal ilmu. Dan itu jadi prinsip Kelas Minat,” jelas Habib saat ditemui IDN Times, Jumat (23/10/2020) sore .

Habib menambahkan, berkaca dari daerah lain seperti Bandung dan Jogja, di sana banyak komunitas-komunitas sebagai wadah menyalurkan minat para generasi muda. Merujuk hal itu, ia terinspirasi agar Lampung memiliki wadah serupa bisa menampung minat siapa saja yang tidak tersalurkan dan tidak memiliki kesempatan untuk bisa tersalurkan.

2. Konsep menjadi landasan utama dalam berkarya

Cerita 2 Pemuda Lampung Dirikan Kelas Minat, Mulanya Diremehkan WargaIDN Times/Silviana

Saat ini Kelas Minat sudah diikuti sekitar 30 orang dari berbagai latar belakang. Mulai dari office boy, sales, sarjana teknik, anak-anak putus sekolah, bahkan mantan narapidana berbaur menjadi satu dan sama-sama memulai belajar dari nol. Metode belajar dalam Kelas Minat ini lebih kepada bagaimana mengedukasi orang-orang bahwa mereka semua bisa, dan kunci utamanya adalah pada rasa percaya diri.

“Kita semua itu sama. Kita itu terlahir pintar dan gue punya pengalaman ternyata kita bisa kalau kita percaya diri,” ujar Habib.

Para peserta belajar teori setiap Jumat sore sampai malam lalu Senin sampai Kamis mempraktikkan teori yang sudah dipelajari. Terdapat materi utama dan materi tamu. Bisanya materi tamu diisi oleh relawan yang bersedia berbagi ilmu dengan Kelas Minat. Habib dan Robin selaku founder membuka pintu bagi siapa saja yang ingin belajar atau pun mengajar di Kelas Minat.

Menurut Habib, 90 persen peserta yang bergabung dalam Kelas Minat mulanya tidak mengerti cara pengambilan gambar menggunakan perangkat kamera dan melayout. Kondisi itu memicu Habib membuat suasana belajar seperti sekolah yaitu menulis.

“Saya pukul rata semua. Kalau mau belajar foto nulis dulu. Konsepnya ditulis secara detail. Dan yang terjadi teman-teman yang gak punya kamera hasil fotonya lebih bagus dari yang punya kamera,” jelasnya.

Habib menyatakan, menjadi kebanggan tersendiri melihat teman-teman Kelas Minat sudah bisa mempresentasikan konsep yang mereka buat. Serta mereka lebih percaya diri bahwa itu keren menurut mereka maka harus keren juga dihadapan orang lain. 

Baca Juga: Cerita Millennial Lampung Ajak Warga Pesisir Tak BABS di Laut

3. Jangan jadikan pekerjaan mainstream menjadi tolok ukur utama

Cerita 2 Pemuda Lampung Dirikan Kelas Minat, Mulanya Diremehkan WargaIDN Times/Istimewa

Habib menyayangkan para generasi muda yang masih mendambakan pekerjaan sebagai karyawan. Itulah yang menjadi permasalahan besar bangsa ini dan mencetak banyaknya pengangguran.

Menurutnya akan lebih baik jika para generasi muda mau memikirkan pekerjaan apa yang ingin mereka mulai dan itu adalah milik mereka sendiri bukan bergantung pada orang lain. “Untuk teman-teman yang masih muda, kalian bisa jadi apa pun yang kalian mau. Pelukis, pembalap, anak band apa pun itu yang penting itu punya kalian sendiri. Kenapa kalian gak berusaha memiliki sendiri apa yang kalian suka,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan Habib, Kelas Minat tidak bergantung pada pemberian orang lain bahkan dari pemerintah. Menurutnya yang paling dibutuhkan para peserta kelas ini adalah dukungan dan semangat. Dia beranggapan, fasilitas dari pemerintah bukan hal yang istimewa karena itu memang sudah menjadi tugas mereka. Tetapi, yang menjadi istimewa adalah ketika anak-anak kelas minat bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. 

“Jadilah bos minimal untuk diri sendiri. Jadi pemimpin minimal untuk diri kita sendiri, itu adil untuk kita. Jangan diri kita pun kita masih ngikutin orang lain, ada yang salah berarti. Di mana manusia-manusia merdeka itu disebut, berarti bukan kita. Sedangkan kita hidup masih bergantung dengan orang lain,” tegasnya.

4. Berharap ke depan ada di setiap kabupaten/kota di Lampung

Cerita 2 Pemuda Lampung Dirikan Kelas Minat, Mulanya Diremehkan WargaIDN Times/Silviana

Sejak tiga bulan berdirinya Kelas Minat, Robin maupun Habib menilai belum ada tantangan yang menghampiri. Terpenting menurut founder ini adalah kesabaran dalam melatih para member untuk bisa memahami materi-materi yang disampaikan.

“Saya mencoba menyampaikan apa yang sudah saya pelajari di dunia kerja dulu kepada mereka menjadi bahasa-bahasa yang lebih ringkas. Dan saya juga menekankan bahwa tekanan di luar itu jauh lebih keras. Sehingga mereka harus mampu mempresentasikan konsep yang sudah mereka buat bisa menarik klien,” terang Habib.

Ia berharap, ke depan Kelas Minat bisa ada di setiap daerah yang ada di Lampung. Bahkan untuk di Bandar Lampung dia mengharapkan ada lebih dari satu Kelas Minat. “Ke depan kita pengen Kelas Minat di Bandar Lampung ini ada tigalah minimal. Terus di kabupaten lain juga bisa ada Kelas Minat supaya makin banyak wadah bagi generasi muda untuk belajar dan menggali minat mereka,” harapnya.

5. Kelas yang memberikan banyak wawasan luas

Cerita 2 Pemuda Lampung Dirikan Kelas Minat, Mulanya Diremehkan WargaMember kelas minat Bandar Lampung. (IDN Times/Silviana)

Salah satu member Kelas Minat Abi Manyu bekerja sebagai sales kosmetik. Ia merasa Kelas Minat adalah tempat yang sesuai dengan apa yang dia inginkan. Menurutnya, materi yang disampaikan oleh para mentor di kelas tak hanya mengajarkan apa yang ingin dipelajari tapi memberi banyak wawasan mengenai bagaimana perkembangan dunia luar saat ini. sehingga hal itulah yang memotivasinya untuk terus belajar.  

“Ini tempat gue banget gitu. Karena di sini saya merasa dihargain dan dianggep ada. Dan minat saya bisa diperluas lagi, bakat saya bisa lebih dieksplore lagi. Dan di sini kita itu dianggap ada,”jelasnya.

Tak hanya Abi Manyu, Rizky Gunawan seorang office boy juga sangat menyukai materi  yang diberikan oleh mentor di kelas minat. Menurutnya di kelas minat kekeluargaannya sangat erat dan disambut dengan baik oleh orang-orang di dalamnya.

Sebelumnya Rizky senang mengambil foto-foto di jalan tanpa mengetahui cara pengambilan foto yang benar. Saat ini dia sudah memahami bagaimana cara membuat konsep pengambilan gambar bahkan pada November ini dia sudah mendapat projeck pertamanya.

“Tanggal 1 (November) ini project pertama saya di pernikahan. Mau kuatin mental karena ketemu banyak orang. Terus sekarang saya sudah tau apa saja yang harus diambil saat acara ijab kabul nggak ngasal kaya dulu,” jelasnya.

Baca Juga: Cerita Ari Izam, Video Makeup Nenek 60 Tahun Jadi Gadis 20 Tahun Viral

6. Meningkatkan dan mengembangkan pembangunan adalah generasi muda

Cerita 2 Pemuda Lampung Dirikan Kelas Minat, Mulanya Diremehkan WargaIDN Times/Silviana

Sosiolog Universitas Lampung, Dewi Ayu Hidayati, menerangkan, jarang sekali ada generasi muda yang memikirkan generasi muda lainnya. Menurutnya komunitas Kelas Minat ini memiliki keunikan karena mau mengulurkan tangan membantu rekan-rekannya untuk mengembangkan bakat-bakat dan kompetensinya.

“Justru hal seperti itulah yang harus disupport dan perlu diapresiasi. Karena memang yang justru meningkatkan dan mengembangkan pembangunan adalah generasi muda,” terangnya.

Menurut Dewi, jika generasi mudanya adalah generasi muda yang mentalnya bobrok tentunya pembangunan ini akan bobrok. Tapi jika generasi mudanya memiliki karakteristik yang positif, peduli pada orang lain, peduli pada lingkungan, memiliki jiwa sosial yang tinggi justru komponen-komponen seperti itulah yang akan meningkatkan, mengembangkan dan memajukan pembangunan ini lebih baik nantinya.

7. Lingkungan menjadi faktor pendukung perkembangan generasi muda

Cerita 2 Pemuda Lampung Dirikan Kelas Minat, Mulanya Diremehkan WargaDewi Ayu Hidayati, Akademisi Sosiologi Universitas Lampung. (IDN Times/Istimewa)

Merujuk peringatan Sumpah Pemuda ke-92 pada 28 Oktober mendatang menurut Dewi hal yang paling dibutuhkan pemuda saat ini adalah motivasi atau support yang positif untuk mereka. Mengingat generasi muda masih memiliki jiwa-jiwa yang labil, sehingga akan mudah sekali dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif.

“Mereka butuh dukungan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan positif, untuk meningkatkan semangat mereka, dan kualitas hidup mereka menjadi lebih baik. Jadi yang dibutuhkan itu motivasi dan semangat yang tinggi dari orang-orang di lingkungannya,”paparnya.

8. Teknologi menjadi tantangan besar bagi anak muda

Cerita 2 Pemuda Lampung Dirikan Kelas Minat, Mulanya Diremehkan WargaIDN Times/Silviana

Dengan adanya perkembangan teknologi, justru teknologi itu sendiri yang menjadi tantangan bagi generasi muda. Menurut Dewi, jika para generasi muda tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik maka akan mudah terpengaruh hal-hal negatif. Namun sebaliknya, jika teknologi bisa dimanfaatkan ke hal-hal yang berguna maka akan menimbulkan dampak yang positif.

Selain teknologi, tantangan lainnya bagi generasi muda adalah lingkungan. “Bisa saja generasi muda bentukan dari keluarganya sudah baik. Tapi karena masuk dalam lingkungan sosial mereka salah menempatkan diri sehingga mereka bisa tergelincir pada hal-hal negatif,” ujarnya.

9. Pemerintah memiliki andil besar dalam perkembangan generasi muda

Cerita 2 Pemuda Lampung Dirikan Kelas Minat, Mulanya Diremehkan WargaIDN Times/Silviana

Meski orangtua memiliki peran utama dalam mendidik anak-anaknya namun peran pemerintah juga sangat diperlukan untuk menjadikan generasi muda ini menjadi generasi yang memiliki kualitas. Supaya generasi muda saat ini mampu mengisi pembangunan dengan baik.

“Jadi misalnya ada gerakan pemuda yang membentuk komunitas untuk hal positif seharusnya memang difasilitasi dan diapresiasi oleh pemerintah. Karena memang tujuan pembangunan ini akan sesuai yang diharapkan apabila sumber daya manusia (SDM) itu berkualitas,” terang Dewi.

Menurutnya,  jika SDM dari generasi pemuda itu baik dan mempunyai kegiatan yang positif karena difasilitas oleh pemerintah tentunya ini akan berimplikasi pada kemajuan pembangunan. Sehingga pemerintah memiliki peran yang vital dalam memfasillitasi gerakan-gerakan pemuda yang melakukan kegiatan-kegiatan sosial.

“Karena justru generasi muda seperti ini yang perlu diapresiasi. Jangan sampai gerakan seperti ini karena tidak disupport dan di motivasi atau tidak difasilitasi oleh pemerintah justru itu melemahkan mental mereka untuk melakukan kegiatan seperti ini lagi,” jelasnya.

Baca Juga: 5 Upaya Pemuda Jabung Lamtim Ubah Stigma Negatif Kampung Begal

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya