TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Winarko, Lirik Peternakan Kambing Perah dan Produksi Susu Kambing

Produksi susu kambing segar dan bubuk

Winarko Heri Setiono, salah satu peternak kambing perah asal Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, Provinsi Lampung. (IDN Times/Istimewa).

Metro, IDN Times – Susu sapi mungkin paling digemari masyarakat. Tapi di sisi lain, susu kambing kekinian juga mulai dilirik karena manfaat sehatnya.

Hal ini pun memicu Winarko Heri Setiono, salah satu peternak kambing perah asal Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, Provinsi Lampung mengembangkan peternakan kambing perah sejak 2017. Peternakan itu ia beri nama Telaga Rizqy.

Berikut IDN Times rangkum kisah inspirasi dan kegigihan Winarko menekuni peternakan kambing perah hingga menghasilkan produk susu kambing murni mulai dikenal masyarakat Lampung, Palembang, hingga Pulau Jawa.

Baca Juga: CSR Pertamina Ajak Warga Pesisir Lampung Kelola Sampah Jadi Ecobrick

1. Dipasarkan di Lampung, Palembang dan Pulau Jawa

Ilustrasi Peta Indonesia (IDN Times/Arief Rahmat)

Winarko mengatakan, usaha peternakan kambing perah Telaga Rizqy beroperasi sejak 2017. Peternakan itu satu-satunya di Provinsi Lampung. Alasannya menekuni peternakan kambing perah sederhana, susu kambing digemari masyarakat karena manfaat sehatnya.

Berbagai produk susu yang dihasilkan di antaranya susu kambing segar yang dikemas dalam botol ukuran 250 mililiter (ml) dengan berbagai varian rasa dan susu bubuk. Produk-produk tersebut sudah berhasil dipasarkan ke beberapa beberapa daerah Lampung, Palembang dan Pulau Jawa.

Susu segar yang dipasarkan berasal dari peternakan empat jenis kambing yaitu peranakan etawa, sanen, sapera dan jawa randu. “Jenis kambing ini memiliki kelebihan diolah secara higenis, tidak berbau dan telah mendapat perizinan terdaftar,” jelas Pak Win, sapaan akrabnya. 

2. Omzet Rp30 juta per bulan

Ilustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Buah kerja kerasnya menekuni peternakan kambing perah tak bertepuk sebelah tangan. Produk yang dipasarkan makin dikenal luas.

Terkait omzet, Pak Win mengatakan, penjualan susu mencapai 30 juta per bulan. Terkini, ia juga terpilih sebagai mitra binaan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) II Sumbagsel.

“Terdapat 76 ekor kambing, kami berharap kemitraan dengan Pertamina dapat terus terjalin melalui penguatan modal usaha dan kedepannya memiliki lebih banyak jumlah kambing sehingga usaha susu murni dapat diproduksi lebih banyak lagi dan dapat dipasarkan di Supermarket, di beberapa kota di Indonesia,” ujarnya.

3. Jalin kerja sama dengan peternak kambing lainnya

Winarko Heri Setiono, salah satu peternak kambing perah asal Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, Provinsi Lampung

Setelah mendapat bantuan Program Kemitraan (PK) dari Pertamina, omzet usaha Winarko meningkat. Ia membuka kerja sama dengan beberapa peternak kambing, yang mengirimkan hasil susu untuk diolah.

“Susu kambing tidak hanya dijadikan susu segar dan susu cair saja. Namun juga diolah menjadi susu bubuk sehingga dapat bertahan lama dan dapat meningkatkan jangkauan pemasaran hingga keluar kota,” paparnya.

Winarko menambahkan, kerja sama dengan peternak kambing mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Suistainable Development Goals (TPB/SDGs). Itu merupakan kesepakatan pembangunan berkelanjutan pilar ke 1 dan 8 yaitu menghapus kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Semangat Siti Halimah Berdayakan Difabel hingga Napi pada Bisnisnya

Berita Terkini Lainnya