7 Tips Mengatasi Sakit Bahu saat Membawa Carrier di Gunung

- Pilih carrier dengan desain ergonomis untuk mencegah rasa sakit pada bahu
- Atur distribusi beban dalam carrier agar pusat gravitasi tubuh tetap stabil
- Gunakan tali dada dan hip belt dengan benar untuk mengalihkan sebagian berat dari bahu ke pinggang
Mendaki gunung adalah kegiatan yang menantang sekaligus menyenangkan karena menyajikan pengalaman menyatu dengan alam, merasakan udara segar, serta menikmati pemandangan yang menakjubkan. Namun, dibalik pengalaman yang indah tersebut, terdapat tantangan fisik yang cukup berat, salah satunya adalah rasa sakit pada bahu akibat membawa carrier.
Tas berukuran besar yang dirancang untuk membawa perlengkapan mendaki ini sering kali menimbulkan tekanan berlebih pada bahu, terutama bila digunakan dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini bisa mengurangi kenyamanan selama perjalanan dan bahkan mengganggu fokus pendakian.
Supaya perjalananmu tidak terganggu, yuk simak ketujuh tips mengatasi sakit bahu ketika membawa carrier di gunung di bawah ini. Keep scrolling!
1. Pilih carrier dengan desain ergonomis

Memilih carrier yang tepat adalah langkah awal untuk mencegah dan mengatasi rasa sakit pada bahu. Tas dengan desain ergonomis biasanya dilengkapi dengan bantalan tebal pada bagian tali bahu, punggung, serta pinggang, sehingga beban dapat tersebar secara merata.
Fitur tambahan seperti tali dada dan hip belt juga membantu mengalihkan sebagian berat dari bahu ke bagian pinggang. Dengan begitu, tekanan pada bahu dapat diminimalisasi sejak awal pendakian.
Selain itu, carrier yang ergonomis biasanya dibuat sesuai dengan anatomi tubuh manusia sehingga mampu menyesuaikan postur dan pergerakan. Model semacam ini tidak hanya memberi kenyamanan, tetapi juga membantu menjaga kestabilan tubuh saat berjalan di medan terjal. Memilih tas secara asal tanpa mempertimbangkan faktor ergonomi akan memperbesar risiko nyeri bahu.
2. Atur distribusi beban dalam carrier

Distribusi beban yang salah adalah penyebab utama sakit bahu saat membawa carrier. Barang-barang berat seperti tenda, logistik, atau botol air sebaiknya ditempatkan di bagian tengah dan dekat dengan punggung.
Sementara itu, barang yang lebih ringan bisa diletakkan di bagian atas atau sisi luar tas. Penempatan beban yang seimbang membantu menjaga pusat gravitasi tubuh tetap stabil, sehingga bahu tidak menanggung tekanan berlebih.
Selain mengatur posisi barang, penting juga untuk tidak membawa perlengkapan secara berlebihan. Membawa terlalu banyak barang hanya akan menambah beban yang tidak perlu. Dengan membuat daftar perlengkapan penting sebelum berangkat, beban carrier bisa lebih ringan dan nyaman dibawa. Semakin baik distribusi beban di dalam tas, semakin kecil pula risiko bahu terasa sakit selama perjalanan.
3. Gunakan tali dada dan hip belt dengan benar

Fungsi utama tali dada dan hip belt pada carrier adalah untuk mendistribusikan beban agar tidak hanya bertumpu pada bahu. Tali dada membantu menjaga tali bahu tetap stabil, sementara hip belt memindahkan sebagian besar beban ke pinggang.
Dengan penggunaan yang tepat, bahu tidak lagi menanggung seluruh berat tas, sehingga tekanan berlebih dapat berkurang. Penggunaan hip belt yang benar adalah dengan memastikan posisi sabuk berada di atas tulang panggul, bukan di pinggang bagian atas.
Penyesuaian tali dada juga harus dilakukan agar tidak terlalu longgar atau terlalu kencang. Ketika kedua fitur ini digunakan dengan optimal, kenyamanan saat membawa carrier meningkat, dan risiko nyeri bahu pun dapat dicegah dengan lebih efektif.
4. Lakukan peregangan otot bahu secara berkala

Bahu yang menanggung beban dalam waktu lama akan mengalami ketegangan otot. Untuk mengurangi ketegangan tersebut, penting melakukan peregangan sederhana secara berkala selama perjalanan. Gerakan peregangan seperti merentangkan tangan ke samping, memutar bahu ke depan dan belakang, atau menarik tangan ke atas kepala dapat membantu melancarkan sirkulasi darah dan melemaskan otot.
Dengan melakukan peregangan setiap beberapa jam, otot bahu akan lebih rileks dan siap menahan beban kembali. Peregangan juga mencegah rasa kaku dan mengurangi risiko cedera. Tidak perlu gerakan yang rumit, cukup dengan beberapa menit melakukan gerakan ringan, pendaki bisa merasakan perbedaan signifikan pada kenyamanan bahu.
5. Istirahat secara teratur di pos atau tempat aman

Mendaki gunung bukan hanya soal terus berjalan, tetapi juga tentang mengatur ritme dan memberi kesempatan tubuh untuk beristirahat. Berhenti sejenak di pos atau area datar membantu melepaskan beban carrier dari bahu, sekaligus memberi waktu bagi otot untuk pulih.
Saat istirahat, sebaiknya carrier dilepaskan agar bahu benar-benar terbebas dari tekanan. Mengatur pola istirahat yang konsisten, misalnya setiap satu hingga dua jam perjalanan, akan membuat tubuh lebih tahan lama menghadapi perjalanan panjang.
Selain itu, istirahat juga memberi kesempatan untuk melakukan peregangan, minum air, dan mengatur kembali posisi tas bila terasa kurang nyaman. Dengan cara ini, bahu tidak dipaksa bekerja terlalu keras sepanjang pendakian.
6. Gunakan pakaian nyaman dan menyerap keringat

Faktor pakaian sering kali diabaikan, padahal pakaian yang tidak sesuai bisa memperparah rasa sakit pada bahu. Menggunakan kaus atau jaket berbahan tebal tanpa lapisan pelindung dapat menimbulkan gesekan berlebih antara kulit dan tali bahu carrier.
Akibatnya, kulit bisa iritasi dan menambah ketidaknyamanan. Pakaian berbahan ringan, menyerap keringat, dan memiliki lapisan lembut pada bahu akan membantu mengurangi tekanan serta gesekan.
Selain kenyamanan, pakaian yang sesuai juga membantu menjaga suhu tubuh tetap stabil. Saat mendaki, tubuh akan banyak mengeluarkan keringat.
Jika pakaian tidak menyerap keringat dengan baik, kelembapan akan membuat tali bahu terasa semakin menekan. Dengan memilih pakaian yang tepat, rasa sakit pada bahu dapat diminimalisasi, sekaligus menjaga tubuh tetap segar sepanjang perjalanan.
7. Latih otot bahu dan punggung sebelum pendakian

Persiapan fisik sebelum pendakian sangat penting untuk mengurangi risiko sakit bahu. Otot bahu dan punggung yang kuat akan lebih mampu menahan beban carrier. Latihan sederhana seperti push up, pull up, atau latihan beban menggunakan dumbbell dapat memperkuat otot-otot tersebut.
Dengan rutin melakukan latihan ini beberapa minggu sebelum pendakian, tubuh akan lebih siap menghadapi tantangan. Selain latihan kekuatan, olahraga yang meningkatkan daya tahan tubuh seperti berenang, berlari, atau bersepeda juga bermanfaat. Aktivitas tersebut melatih pernapasan dan memperkuat otot inti, yang berperan besar dalam menjaga keseimbangan saat membawa beban berat.
Sakit bahu saat membawa carrier di gunung adalah hal yang sering dialami para pendaki. Namun, dengan pemahaman yang baik dan langkah pencegahan yang tepat, rasa sakit tersebut dapat diminimalisasi.